Brilio.net - Turnamen sepak bola Piala Presiden adalah salah satu turnamen bergengsi di Indonesia. Tahun ini, Piala Presiden adalah edisi keempat setelah pertama kali digelar pada 2015 lalu.
Awalnya, Piala Presiden digelar untuk mengisi kekosongan kompetisi. Di edisi-edisi selanjutnya, turnamen ini dijadikan sebagai ajang pra musim sebelum liga dimulai. Diikuti oleh klub-klub terbaik di Indonesia, Piala Presiden menjelma menjadi turnamen yang sarat gengsi dan dianggap prestisius.
Klub-klub menurunkan tim terbaiknya untuk berpartisipasi dalam turnamen tersebut. Tiga edisi terakhir Piala Presiden dimenangkan oleh 3 klub yang berbeda, yakni Persib Bandung, Arema FC, dan Persija Jakarta. Piala Presiden 2019 yang kini tengah bergulir telah memasuki partai final. Dua tim besar Indonesia, Persebaya Surabaya dan Arema FC bertemu di partai puncak untuk saling memperebutkan trofi sebagai lambang supremasi tertinggi.
Berbicara tentang trofi, biasanya trofi dibuat dari tembaga atau emas yang dibentuk sedemikian rupa. Namun, berbeda dengan Piala Presiden yang terbuat dari bahan utama kayu.
Biar kamu lebih tahu, brilio.net menghimpun 5 fakta menarik trofi Piala Presiden yang terbuat dari kayu pada Kamis (11/4) sebagai berikut.
1. Bukan sembarang kayu.
foto: bola.com
Jenis kayu yang dipilih sebagai bahan dasar pembuatan trofi Piala Presiden bukan sembarang kayu biasa. Jenis kayu jati berumur puluhan tahun yang berharga jutaan dipilih sebagai bahan dasar trofi. Alasan di balik pemilihan kayu jati adalah untuk menggambarkan budaya Indonesia.
Kayu jati dikenal sebagai bahan alam yang memiliki daya magis di daerah Jawa. Selain itu, pengerjaannya yang rumit dan dibutuhkan ketelitian dan kesabaran adalah filosofi yang ingin diangkat dalam pengembangan sepak bola Indonesia.
2. Dipahat oleh seniman Bali.
foto: liputan6.com
Seniman asal Pulau Bali, Ida Bagus Ketut Lasem mendapat kehormatan untuk memahat trofi Piala Presiden. Pengerjaan trofi ternyata cukup singkat, yakni dari bulan September hingga Februari.
Ida Bagus Ketut Lasem dikenal memiliki kemampuan yang luar biasa dalam urusan seni memahat kayu. Seniman berusia 78 tahun ini sudah tersohor di Bali sebagai salah satu tukang pahat terbaik di Indonesia. Tidak hanya memahat, ia juga mendesain sendiri bentuk trofi Piala Presiden. Bahkan, sebelum memulai pahatan pertamanya, ia membawa tidur desain trofi yang telah ia buat.
3. Memiliki makna filosofis mendalam.
foto: liputan6.com
Bukan tanpa makna, desain trofi Piala Presiden yang dibuat oleh Ida Bagus Ketut Lasem memiliki makna filosofis yang mendalam. Ukiran yang melukiskan batu di bagian bawah trofi berfungsi sebagai fondasi sebagai elemen terpenting. Hal itu bermakna bahwa sepak bola harus didasari oleh elemen yang kuat.
Pahatan daun simpar beserta buahnya bermakna makhluk hidup yang menemani manusia sepanjang masa. Sementara itu, kalung yang mengelilingi bagian kaki trofi bermakna waktu yang tak akan pernah berhenti, layaknya semangat sepak bola Indonesia yang tak pernah mati.
4. Bentuknya diperindah setiap tahun.
foto: bola.com
Sejak 2015, bentuk trofi Piala Presiden selalu mengalami perkembangan dari segi tampilannya yang dipercantik. Perubahan pertama pada 2017 dengan memasukkan unsur perak pada bagian trofi sehingaga tampilannya terlihat lebih mewah dan futuristik.
Pada Piala Presiden 2019, trofi kembali dipercantik. Kali ini dengan tambahan ornamen batu-batuan yang dipasang pada beberapa bagian trofi. Batu yang dipilih pun batu yang memiliki nilai-nilai keindahan dan filosofis.
5. Didapatkan tiga tim berbeda.
foto: liputan6.com
Sejak digelar pertama pada 2015, Piala Presiden telah memiliki 3 juara. Uniknya, ketiga juara tersebut adalah tim yang berbeda-beda, yakni Arema FC, Persib Bandung, dan Persija Jakarta.
Jika Persebaya Surabaya dapat mengalahkan Arema FC di partai final Piala Presiden 2019, jumlah tim yang pernah menjuarai trofi ini kemungkinan akan bertambah menjadi empat. Jika tidak, Arema FC akan mengangkat trofi Piala Presiden untuk kedua kalinya.
Menarik menantikan siapa yang akan mengangkat trofi Piala Presiden 2019. Pertandingan final leg kedua antara Persebaya melawan Arema FC akan digelar pada 12 April mendatang di Stadion Kanjuruhan Malang. Sebelumnya, di pertandingan leg pertama di Surabaya, kedua tim sama kuat dengan skor 2-2.