Brilio.net - Komite Olimpiade Internasional (IOC) sedang menyelidiki dua atlet dari China peraih medali emas yakni Bao Shanju dan Zhong Tianshi. Keduanya memenangkan emas dalam sprint putri di lintasan bersepeda di Olimpiade Tokyo 2020.
Ketika mereka naik podium untuk menerima medali, keduanya mengenakan pin Mao merah yang menggambarkan pemimpin Komunis Mao Zedong. Usut punya usut, lencana yang menunjukkan profil Mao dikenakan oleh ratusan juta orang pada tahun 1960-an untuk menunjukkan kesetiaan mereka kepada ketua Partai Komunis dan Revolusi Kebudayaan ultra-radikal.
Dua atlet ini diselidiki karena kemungkinan bisa melanggar kebijakan Olimpiade, yakni larangan atlet membuat pernyataan politik.
foto: foxnews.com
Dalam aturan tertulis bahwa, "Tidak ada demonstrasi atau propaganda politik, agama atau rasial yang diizinkan di situs Olimpiade, venus, atau area lain mana pun."
Dilansir brilio.net dari foxnews.com, Juru bicara IOC Mark Adams mengatakan komite sedang menyelidiki insiden tersebut dan telah menghubungi rekan-rekannya di China.
"Kami telah menghubungi Komite Olimpiade China, meminta laporan tentang situasinya," kata Adams.
Jika keduanya terbukti melanggar aturan, maka sang atlet harus diskualifikasi.
"Pelanggaran terhadap aturan itu dapat mengakibatkan diskualifikasi atau pencabutan akreditasi orang atau delegasi yang bersangkutan," demikian kutipan aturan dalam Olimpiade.
Insiden yang melibatkan Bao dan Zhong terjadi setelah peraih medali perak Raven Saunders menyilangkan pergelangan tangannya di podium setelah dia berdiri menghadap bendera Tiongkok saat lagu kebangsaan dimainkan untuk Gong Lijiao.
Recommended By Editor
- Dianggap vulgar, tayangan voli pantai wanita Olimpiade diadukan ke KPI
- Momen langka Olimpiade Tokyo, dua atlet berbagi medali emas
- Korea protes resmi teriakan ganda putri China Chen Qing Chen
- Raih medali emas, Greysia/Apriyani diajak Kapolda bakar ikan bersama
- Potret rumah 9 atlet badminton, milik Mohammad Ahsan konsep open space