Roca juga menilai polisi bertindak di luar batas.
"Ternyata stadion belum siap, mereka tidak menyangka terjadi kekacauan seperti ini. Belum ada kejadian seperti ini di stadion dan itu berantakan karena banyaknya orang yang ingin melarikan diri," tuturnya.
Roca menilai tindakan yang dilakukan oleh polisi di luar batas.
"Saya pikir polisi melampaui batas mereka, meskipun saya tidak berada di luar sana dan tidak mengalami apa yang terjadi. Tapi melihat gambar, mereka bisa menggunakan teknik lain. Tidak ada pertandingan yang setara dengan kehilangan nyawa manusia," pungkasnya.
Roca juga mengunggah sebuah foto berlatar hitam putih di laman Instagram-nya. Ia meminta maaf atas tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan.
"Saya mohon maaf dan sangat berduka yang sangat mendalam kepada para korban dan keluarga yang ditinggalkan. Mohon maaf atas kekalahan kami tanggal 1 Oktober 2022. Semoga Aremania dan Aremanita yang telah meninggalkan kita diberikan pengampunan oleh Tuhan dan tribun keabadian," tulisnya.
Unggahan tersebut mendapatkan banyak komentar dari warganet. Banyak yang turut memberikan semangat untuk sang pelatih dan tim Arema FC.
"Tetap kuat coach dan semua pemain official," tulis akun @dendys10.
"Mari kita mendoakan semoga para suporter arema diterima disisinya. Tetap semangat coach," komentar akun @sblsapril.
"Kami selalu bersamamu coach. Apapun itu dukamu duka kita semua, semua pecinta sepak bola, semua warga Indonesia," tutur akun @alfafajaar.
Recommended By Editor
- Presiden Arema FC Juragan 99 buka suara, sesali tragedi Kanjuruhan
- Propam Polri periksa 18 polisi operator senjata pelontar di Kanjuruhan
- Momen La Liga Spanyol mengheningkan cipta untuk tragedi Kanjuruhan
- Detik-detik kepanikan para suporter Aremania di pintu keluar stadion
- Polri akan dalami penggunaan gas air mata di Stadion Kanjuruhan