Brilio.net - 'Paes, paes, paes". Nama itu beberapa kali berkumandang di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Selasa (10/9/2024) malam. Kumandang 'Paes' disuarakan sebanyak 70.059 penonton yang memadati GBK. Bisa bayangkan, namamu disuarakan manusia sebanyak itu.

Maarteen Paes menjadi pujaan baru publik sepak bola Tanah Air berkat penampilan cemerlang pada debutnya kontra Arab Saudi. Sejumlah save gemilang, satu dari penalti, membuat kiper asal FC Dallas itu layak dielukan.

Paes mengulangi lagi kecemerlangannya pada laga timnas vs Australia tadi malam. "Kalau bukan Paes kipernya, gawang Indonesia udah bobol 5 kali," begitu seorang suporter perempuan berkata.

Ya, apa yang disampaikan suporter perempuan itu memang benar adanya. Dari 19 upaya tembakan Australia sepanjang laga, 5 adalah shots on target, dan semuanya sukses dibendung Paes.

Kiper 26 tahun ini tembok kokoh di bawah mistar. Refleks dan ketenangan, ditambah kemampuan membaca arah bola menjadi kelebihannya.

Suasana ketika pertandingan kualifasi ketiga Piala Dunia 2026, Indonesia vs Australia di GBK, Selasa (9/9) © 2024 brilio.net

foto: brilio.net/Sugeng Wahyudi

Reflek Paes sudah mulai dipanaskan saat timnas melakukan sesi pemanasan. Di sesi pemanasan, terlihat tim pelatih kiper Garuda menguji refleks Paes dengan melakukan tendangan jarak dekat dengan variasi arah.

Dari bola datar, tinggi ke samping kanan dan kiri. Luar biasanya dibombardir bola-bola begitu, gawang Paes susah tembus di sesi pemanasan.

Simulasi saat pemanasan, teruji di pertandingan sesungguhnya. Refleks dan jangkauan Paes menghalau bola-bola sukar Australia membuat kami semua di GBK dibikin tergeleng-geleng.

Ketenangan Paes juga teruji di situasi sepak pojok. Dari 15 sepak pojok Australia, tak satu pun Paes keluar gawang untuk menjemput dengan gegabah.

Ia mulai bersiap agak maju di garis gawang saat sepak pojok ditendang, kembali ke posisi bawah mistar ketika bola ditendang, dan dengan tenang menghalau bola dengan cermat dan tepat. Tak ada keputusan sembrono yang dilakukannya.

Paes tentu tak jago sendiri. Ada 10 pemain timnas yang sama hebatnya malam itu. Formasi 3-7 tak biasa saat kick-off yang diperagakan anak asuh Shin Tae-yong bahkan nyaris mencipta gol di menit-menit awal.

Tiga sepak pojok dalam tempo 2 menit awal menunjukkan potensi Indonesia.

Ketegangan pun dirasakan kubu timnas Australia saat gelombang serang Indonesia mengalir. Pelatih mereka Graham Arnold dibuat tak percaya, tim peringkat 24 FIFA yang dipimpinnya, dibuat kalang kabut tim 133 FIFA di menit-menit awal. Hingga 20 menitan.

Sembilan puluh menit waktu normal, Indonesia berhasil bermain tanpa gol 0-0 melawan tim yang beda peringkat 109 tingkat. Dua kali hasil imbang membuat Merah Putih sementara berada di peringkat 4 klasemen Grup C, di bawah Jepang, Arab Saudi, dan Bahrain.

Sukses Indonesia menahan imbang Australia pun terasa emosional dengan persembahan lagu 'Tanah Airku' yang dibawakan suporter dan para pemain serta staf yang ada di tengah lapangan seusai laga. Persembahan lagu karya Ibu Sud ini menjadi tradisi baru timnas Indonesia.

Suara sejuk pelantun tembang 'Jatuh Hati' saat menyanyikan lagu nasional membuat penonton semua turut luruh. Dibawakan Raisa, lagu 'Berkibarlah Bendera Negeriku' pun jadi terasa beda. Ibarat hidangan, Raisa adalah penutup sempurna penampilan timnas.

 

Kontributor: Sugeng Wahyudi