Brilio.net - Bambang Pamungkas baru-baru ini menjadi sorotan publik lantaran menutup semua kolom komentar di akun Instagram-nya. Hal tersebut diketahui melalui akun media sosial Twitter dan Instagram. Penyerang veteran Persija ini menulis melalui situs resminya dan mengutarakan alasan mengapa melakukan hal tersebut.
Brilio.net melansir dari tulisan terbaru Bepe di situs resminya, penutupan kolom komentar di Instagram ini memang sengaja dia lakukan. Pasalnya, dia tidak ingin menfasilitasi kebencian. Sebagai olahragawan yang berkecimpung di dunia si kulit bundar, Bepe selalu dituntut untuk menjadi sempurna.
"Cangkeme netijen Indonesia iki ora tau mangan bangku sekolahan", begitu kata Ki Semar suatu ketika.
Tulisan terbaru saya ---> https://t.co/1aKkf2UKsv— •Bambang Pamungkas• (@bepe20) June 12, 2019
Persaingan antar pemain sepak bola tentunya akan selalu ada untuk menjadi yang paling bagus, paling cemerlang, paling produktif, dan lainnya. Basis penggemar masing-masing pemain pun bersaing tak kalah sengit, baik itu lewat bentrokan langsung maupun lewat media sosial.
Menurut Bepe, para suporter tersebut pasti akan membela pemain kesayangannya apabila diserang penggemar pemain lain, begitu sebaliknya.
"Nah, di sinilah letak permasalahannya. Terjadilah debat kusir dengan bahasa-bahasa kurang pantas, dan berujung pada merebaknya virus kebencian," tulis Bepe.
Maka, Bepe mantap menutup kolom komentar Instagram-nya demi kenyamanan bersama. Justru jika ia membuka kolom komentarnya, Bepe akan merasa bersalah.
"Pada titik ini akhirnya saya memutuskan untuk menutup komentar di akun Instagram saya. Saya kok jadi merasa bersalah, karena turut andil dalam memfasilitasi kebencian," imbuhnya.
foto: Instagram/@bepe20
Pemain kelahiran Semarang itu menambahkan, Bepe masih menerima kritik meski dia sudah menutup kolom komentar. Kritik itu bisa melalui fitur email yang tersedia di akun Instagramnya. Dia akan membaca dan membalas jika waktunya senggang.
Tak hanya tentang alasannya menutup kolom komentar di Instagram, ia juga berpesan agar warganet bijak menggunakan media sosial.
"Media sosial adalah puncak kemunafikan manusia, dimana kita dapat berubah menjadi sosok orang lain, siapapun itu tanpa terkecuali. Dengan akun anonim dan berfoto profil telur kita bisa menjadi sosok yang sok alim, sok jago, sok paling benar, sok paling pintar, dan sok-sok yang lainnya. Mereka ini adalah orang-orang yang memiliki krisis kepercayaan diri, tidak semua memang, namun kebanyakan dapat dikatakan demikian", tulis Bepe dikutip dari bambangpamungkas20.com.
Bepe juga menuliskan, jika ada warganet yang ingin mengkritik atau berkomentar, bisa menghubunginya via email yang sudah dicantumkan di profil Instagram-nya.
"Berdasarkan apa yang saya sebut di atas, akhirnya saya memutuskan untuk menutup komentar di instagram saya. Toh kalo ada followers saya yang ingin mengkritik, atau berkomentar kan bisa melalui fitur email yang tersedia di akun instagram saya, sehingga mengurangi potensi terjadinya gesekan. Dan ketika pas waktunya senggang, email tersebut pasti saya baca dan balas," tambah Bepe.