Brilio.net - Kabar mengejutkan datang dari dunia olahraga bulu tangkis Indonesia. Dilansir dari bwfworldtour.bwfbadminton.com tim Indonesia terpaksa harus mundur dari ajang All England 2021 karena regulasi Pemerintah Inggris.

Seperti yang disampaikan web resmi Federasi Bulu Tangkis Dunia atau BWF, Indonesia tidak dapat melanjutkan pertandingan dikarenakan saat penerbangan dari Istanbul, Turki, ke Birmingham, Inggris, Sabtu (13/3), terdapat salah seorang penumpang yang terkena Covid-19.

Sayangnya tim Indonesia tidak diberi tahu siapa penumpang yang positif Covid-19 dan dari mana asalnya. Pihak penyelenggara hanya mengikuti aturan yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah Inggris, jika berada satu pesawat dengan orang yang positif Covid-19, maka diharuskan menjalani isolasi selama 10 hari.

"Sehingga tim Indonesia terpaksa mundur dan melakukan isolasi sampai 23 Maret 2021 di Crowne Plaza Birmingham City Centre," kata Manajer Tim Indonesia Ricky Soebagdja di All England dalam rilis PBSI seperti dilansir brilio.net dari liputan6.com.

"Isolasi terhitung 10 hari sejak kedatangan tim ke Birmingham pada 13 Maret lalu," sambungnya.

Menurut informasi dari web resmi Federasi Bulu Tangkis Dunia atau BWF, pihak mereka tidak bisa berbuat apa-apa atas kejadian ini. WF dan Badminton England hanya mengikuti semua protokol yang disyaratkan oleh Pemerintah Inggris dan otoritas kesehatan setempat untuk memastikan keselamatan semua peserta.

Kondisi ini membuat Marcus Fernaldi Gideon sangat kesal, lewat unggahan Instagram pribadinya dia menyampaikan kekecewaannya. Dia menjadi wakil Indonesia pertama yang tampil. Ganda putra Merah-Putih ini berhasil mengalahkan Matthew Clare/Ethan Van Leeuwen dari Inggris dengan skor 21-12, 19-21, 21-9.

Pasangan Kevin di ganda putra itu menyinggung BWF, yang seolah bikin keputusan tak adil.

"Malam ini kami terkejut mendengar kabar bahwa kami (pemain & ofisial Indonesia) harus ditarik dari All England karena penumpang anonim yang dites + (positif) covid, naik penerbangan yang sama seperti yang kami lakukan," ujarnya.

"Harus diperhatikan bahwa BWF telah gagal dalam mengatur masalah ini. Sebelum penerbangan, semua tim Indonesia telah dinyatakan negatif & kami juga dites ulang pada saat kami tiba di hotel. Beberapa dari Anda mungkin menyimak bahwa permainan hari ini ditunda sebelum 7 kasus positif yang ditemukan di anggota tim lain (negara lain)," sambungnya.

Negara yang dimaksudkan Marcus adalah India, Thailand, dan Denmark. Marcus heran, tiga negara tersebut pada hari pertama pertandingan bisa bermain. Sejauh ini tidak ada yang dinyatakan walkover.

"Setelah mereka di tes ulang, hasilnya SEMUA NEGATIF. Jadi mengapa kami tidak juga memiliki keadilan yang sama di sini? Dan jika ada aturan ketat untuk memasuki wilayah Inggris karena Covid, BWF seharusnya sudah mendaftarkan sistem bubble yang menjamin keamanan kami. Pemain harus menjalani karantina sebelum perhelatan. Agar adil, orang yang telah dites + (positif) harus menjalani tes lain karena sungguh kami tidak percaya lagi pada tes covid yang mereka jalankan, karena seperti yang Anda semua lihat, 7 kasus positif bisa berubah menjadi 7 kasus negatif hanya dalam 1 hari," pungkas Marcus.