Brilio.net - Komite Olimpiade Jepang (JOC) telah menghukum empat pemain basket putra Asian Games 2018 karena ketahuan menyewa pekerja seks komersial (PSK) dan masih mengenakan seragam tim di kawasan Blok M, Jakarta. Pejabat senior Yasuhiro Yamashita mengungkapkan keempat atlet bola basket itu dikirim pulang karena serangkaian skandal, di mana Jepang tengah bersiap untuk Olimpiade Tokyo 2020 dan Paralympic Games.

4 pebasket jepang dipaksa pulang   2018 brilio.net

Keempat atlet yang dipulangkan adalah pemain B-League Yuya Nagayoshi (27), Takuya Hashimoto (23), Takuma Sato (23) dan Keita Imamura (22) pada Senin (20/8) pagi. Sesampainya di Jepang, keempat atlet itu mengenakan pakaian hitam kemudian menghadiri konferensi pers di Tokyo dan mengakui kesalahannya.

tarif psk disewa atlet jepang   2018 brilio.net

Kejadian itu berawal ketika keempat pemain tersebut meninggalkan Athletes Village sekitar pukul 22.00 WIB pada Kamis (16/8). Mereka berencana makan di restoran Jepang di kawasan Blok M usai mengalahkan Qatar dengan skor 82-71.

Setelah makan malam dan minum, mereka yang masih mengenakan seragam tim didekati oleh beberapa wanita lokal di jalanan. Di situ juga ada pria Jepang yang bisa berbahasa Indonesia bertindak sebagai calo.

Seperti brilio.net lansir dari laman Kyodo News, Selasa (21/8), setelah masing-masing atlet Jepang membayar Rp 1,2 juta, mereka membawa PSK itu ke sebuah hotel terdekat dan baru kembali ke Athletes Village sekitar pukul 2.30 WIB.

tarif psk disewa atlet jepang   2018 brilio.net

"Ada tindakan yang melanggar kode etik tim nasional dan itu mengkhianati harapan warga Jepang. Sebagai ketua delegasi, insiden tersebut sangat disesalkan dan aku sangat meminta maaf dari lubuk hatiku," ungkap Yamashita dalam konferensi pers di Jakarta.

Dalam kode etik tim nasional Jepang, para atlet harus bertindak sebagai 'panutan masyarakat' bahkan ketika tidak bertanding karena mereka dibiayai oleh pajak rakyat. Aturan JOC yang menetapkan bahwa atlet harus mengikuti kode etik ketika berkompetisi di acara multi-olahraga itu tak dapat ditawar.