Brilio.net - Greysia Polii bersama dengan Apriyani Rahayu berhasil meraih medali emas dalam cabang olahraga badminton Olimpiade Tokyo 2020. Greysia Polii dan Apriyani Rahayu menjadi ganda putri Indonesia pertama yang berhasil meraih medali emas Olimpiade. Prestasi membanggakan ini membuat banyak orang terharu dan tentunya nama Greysia Polii dan Apriyani Rahayu terus menjadi perbincangan.

Ada yang menarik dari Greysia Polii, yakni servis forehand yang dimilikinya. Sebenarnya, Greysia Polii sempat frustasi dengan servisnya, pasalnya tanpa disadari Greys jika backhand servis yang dilakukannya selama ini kurang begitu baik dan cenderung merugikan.

Dilansir dari bwfworldtour.bwfbadminton.com, Greysia Polii mengatakan dia sering kesulitan dengan servis backhandnya setelah cedera bahu pada 2011.

"Saya mengalami patah bahu pada tahun 2011 dan setelah itu saya tidak bisa mendapatkan servis backhand saya. Saya selalu merasa frustasi dengan kelemahan saya dalam servis. Jadi saya terus mencoba, tapi tetap saja saya merasa gugup. Saya tidak tahu mengapa," ujarnya.

Polii pada awalnya merasa heran, seharusnya seorang pemain bulutangkisdapat melakukan servis dengan baik.

"Saya pikir, bagaimana bisa, sebagai pemain profesional, saya tidak bisa melakukan servis?" sambungnya,

Kemudian pada 2019, Greys mendapat masukan dari pelatihnya Eng Hian untuk mengubah gaya servisnya dari backhand ke forehand. Teknik servis forehand yaitu melambungkan bola ke bagian belakangsehingga shuttlecock dapat melayang tinggi. Pebulutangkis kelahiran Jakarta, 11 Agustus 1987, itu menyetujui perubahan servis itu demi perbaikan prestasinya. Menariknya, gaya servis forehand Greys menjadi kekuatannya sekarang ini.

Ternyata, kemampuan yang dimiliki Greys, yakni servis forehand sudah hampir punah alias langka. Hanya beberapa atlet saja yang masih mengadopsi gaya ini termasuk salah satunya adalah Greysia Polii.

Greysia Polii mendapatkan banyak masukan dari pelatihnya, dia pun menjadikannya sebagai sebuah kekuatan. Kekurangan yang dimilikinya sekarang ini dianggap sebuah pekerjaan rumah atau PR yang akan diperbaiki secara perlahan, namun dalam sebuah pertandingan dia akan melakukan sebaik mungkin dan tak peduli apa kata orang.

Kisah di balik servis forehand Greysia Polii yang unik Instagram

foto: Instagram/@greyspolii

"Pelatih saya mengatakan, yang penting adalah poinnya, bukan metode servisnya. Jadi saya mengubahnya dari bulan pertama tahun lalu, dari Malaysia Masters," kata Greys.

"Itu (servis tinggi) tidak terlalu berisiko. Saya harus mempertajam servis saya, apakah rendah atau tinggi. Aku harus nyaman dulu sebelum aku mengerti maksudnya. Jadi saya perlu melakukan apa pun yang ingin saya lakukan, apapun yang membuat saya nyaman.

"Pelatih saya mengatakan kepada saya bahwa saya tidak perlu memikirkan apa yang dikatakan orang lain atau lawan saya, saya hanya perlu memikirkan intinya. Dan itu terbukti berkali-kali," sambungnya.

Kisah di balik servis forehand Greysia Polii yang unik Instagram

foto: Instagram/@greyspolii

"Sebagian besar, pemain yang lebih tua menggunakan servis ini. Aku terus mengawasi mereka. Saya telah membuatnya tajam. Saya merasa nyaman, tetapi saya harus terus berlatih, untuk membuatnya lebih tajam dan lebih tajam," pungkasnya.