Brilio.net - Juara Piala Dunia 2014, Jerman harus angkat koper lebih dini. Jerman yang digadang-gadang bisa melanjutkan dominasinya untuk merengkuh kembali trofi turnamen empat tahunan ini ternyata malah keok dalam matchday terakhir.

Bahkan lawannya pun di atas kertas jauh di bawahnya, Korea Selatan. Jerman kalah 2-0 saat lawan Korea Selatan pada matchday penentuan di grup F, Rabu (27/6). Mirisnya lagi gol itu dicetak pada menit 90+2 dan 90+6.

Langkah Jerman sebelum awal turnamen terlihat perkasa. Der Panzer memenangi seluruh laga kualifikasi Piala Dunia. Jumlah gol mereka juga tak main-main, 43 gol. Namun, saat putaran final Piala Dunia semakin dekat, Jerman mulai memiliki banyak kendala. Rentetan hasil minor saat laga persahabatan menjadi buktinya.

Skuat Jerman di Piala Dunia 2018 sangat wah. Sang pelatih, Joachim Low berusaha mengombinasikan penggawa muda yang begitu bermain meyakinkan di Piala Konfederasi pada tahun 2016 lalu ditambah dengan pemain berpengalaman. Mungkin hanya satu perdebatan saja ketika Low menentukan skuatnya, yakni tidak dipanggilnya pemain impresif Leroy Sane.

Die Mannschaft sudah terlihat kurang meyakinkan sejak awal laga melawan Meksiko. Mereka kalah 1-0 berkat serangan balik pemain Meksiko, Hirving Lozano. Permainan Jerman begitu disorot dalam laga itu. Banyak netizen yang menyebut jika permainan Jerman kurang garang dan insting membunuhnya kurang tajam.

Harapan Jerman agar tidak terkena kutukan juara bertahan sempat membuncah. Mereka memenangi laga melawan Swedia. Saat matcdahy terakhir, Jerman melawan wakil Asia Korea Selatan. Pada kenyataannya, mereka malah keok. Apalagi di saat yang bersamaan, Swedia sukses memenangi pertandingan lawan Meksiko 3-0.

Sejarah ini mencatat tanah Rusia memang jadi   2018 brilio.net

foto: Twitter/@dfb-team

Tanah Rusia sepertinya memang menjadi kutukan bagi Jerman. Seperti dilansir brilio.net dari indiatoday, sejarah mencatat jika kali ini bukan satu-satunya kegagalan Jerman di tanah Rusia. Peristiwa ini ada kaitannya dengan Piala Dunia 2 pada tahun 1941 lalu.

Jerman dalam hal ini tentara Nazi melakukan operasi besar-besaran untuk melakukan invasi ke Uni Soviet. Pasnya lagi invasi ini dilakukan pada tanggal 22 Juni tepat 77 tahun lalu. Kode operasi itu adalah Barbarossa. Barbarossa adalah nama seorang Kaisar Jerman pada Abad Pertengahan.

Perencanaan untuk Operasi Barbarossa dimulai pada tanggal 18 Desember 1940. Persiapan dan operasi militer itu sendiri berlangsung hampir satu tahun, dari musim semi tahun 1940 sampai musim dingin 1941.

Jerman melibatkan tidak kurang dari 3,6 juta pasukan, 153 divisi, 3350 tank, 2770 pesawat terbang, dan 7200 artileri. Saking banyaknya kekuatan yang dikerahkan, Barbarossa disebut-sebut sebagai operasi paling ambisius sejauh ini.

Melansir dari ensiklopedia pada awal operasi di bawah pimpinan Adolf Hitler memenangi berbagai pertempuran dengan strategi Blitzkrieg-nya, tetapi ketika musim dingin tiba, posisi Soviet berada di atas angin.

Pasukan Jerman mampu menghancurkan pasukan-pasukan Uni Soviet namun gagal memperhitungkan kemampuan Uni Soviet untuk secara terus-menerus mengirim bala bantuan. Hitler mengharapkan pukulan cepat dan tidak mempersiapkan perang yang berkelanjutan di tengah musim dingin Rusia.

Alasan kekalahan Jerman pada 1941 adalah sama dengan kekalahannya di tangan Meksiko ataupun Korea Selatan. Mungkin Der Panzer mereka terlalu percaya diri. Satu hal yang bisa diambil dari pertandingan ini adalah tanah Rusia bisa memunculkan kejutan bagi Jerman. Nha, Piala Dunia 2018 kali ini menjadi buktinya.