Brilio.net - Kebahagiaan anak adalah segalanya. Kalimat ini berlaku bagi seorang ayah di India. Adalah Kawsar Hossain, seorang pengemis yang menabung selama dua tahun demi membeli gaun untuk anak perempuannya, Sumaiya.

Hossain mengaku tak pernah berniat untuk menjadi pengemis. Namun sebuah kecelakaan yang terjadi 10 tahun lalu mengubah seluruh hidupnya. Akibat kecelakaan itu, tangannya harus diamputasi sehingga ia tak mampu lagi bekerja normal. Sejak itulah ia menjadi pengemis.

"Ya, saya seorang pengemis. Sepuluh tahun yang lalu saya tidak pernah berpikir akan meminta-minta duit dari orang-orang. Satu malam, saya bepergian dengan bus, sampai akhirnya bus terjatuh dari sebuah jembatan. Saya masih hidup tetapi dalam kondisi cacat," kata Hossain mengawali ceritanya.

Dua tahun lalu, Hossain memasuki sebuah toko untuk membelikan Sumaiya sebuah gaun seharga Rp 50 ribu. Namun harganya terlalu mahal. Penjaga toko yang berpikir ia sedang mengemis malah mengusirnya. Sumaiya menangis sambil memegang tangan ayahnya. Mereka lalu pergi meninggalkan toko itu dan Sumaiya berkata tak mau membeli baju baru. Hossain menyeka air mata anaknya sambil berkata dalam hati akan kembali dan membelikan gaun itu untuk anak perempuannya.

Sejak saat itulah, Hossain rela menyisihkan uang yang ia dapatkan dari hasil mengemis. Sedikit demi sedikit hingga akhirnya suatu hari Hossain bisa membelikan gaun cantik berwarna kuning untuk anak perempuannya. "Selepas dua tahun menabung, anak perempuan saya bisa memakai baju baru. Itu sebabnya saya mengajaknya pergi bermain dan berjalan-jalan sebentar. Mungkin hari ini saya tak akan mendapatkan penghasilan, tapi saya ingin berada di dekat gadis kecil saya," ungkap Hossain seperti dikutip brilio.net dari worldofbuzz, Selasa (11/4).

pengemis belikan gaun  2017 GMB Akash

Kepada tetangganya, Hossain bahkan meminjam ponsel tanpa memberitahu istrinya. "Anak perempuan saya tak pernah difoto dan saya ingin memotretnya hari ini dengan gaun baru, karena saya ingin hari ini menjadi hari yang istimewa baginya. Jika satu hari nanti saya mampu beli ponsel, saya akan memotret anak-anak saya. Saya ingin ini kelak menjadi kenangan manis untuknya," ujar Hossain

Saat Hossain memotret anaknya, seorang fotografer GMB Akash, merekam gambar tersebut dan mengunggahnya ke media sosial. Kisah Hossain menjadi viral. Apalagi, Akash menambahkan foto tersebut dengan kalimat yang menyentuh.

"Sampai saat ini, saya tak pernah menyekolahkan anak-anak saya, namun saya mendidik mereka secara langsung. Kadang-kadang mereka tak bisa ikut ujian, karena untuk membayar uang iuran adalah hal yang mustahil bagi saya. Pernah suatu hari, mereka menangis karena tak bisa ikut ujian. Lalu saya katakan pada mereka, sesekali tak mengapa kita tak ikut ujian di sekolah, tapi yang harus kalian ingat, ujian terbesar adalah hidup yang kita jalani sehari-hari," ungkap Hossain kepada anak-anaknya.

Hossain melanjutkan, ketika ia mengemis, anak perempuannya akan setia menunggunya. "Saya akan mengantarkan anak saya di satu tempat lain di mana ia akan menunggu saya. Saya akan melihatnya dari jauh ketika saya mengemis. Saya merasa malu bila dia melihat ayahnya sedang menengadahkan tangan kepada orang lain. Meski demikian, ia benar-benar tidak bisa meninggalkan saya seorang diri. Karena ia takut saya akan mengalami kecelakaan lagi dan saya akan mati," tutur dia.

"Apabila saya mendapatkan sedikit uang, saya akan pulang ke rumah sambil memegang tangan anak saya. Kami akan pergi ke bazar dalam perjalanan pulang ke rumah. Ketika hujan, kami membiarkan tubuh kami basah dan membicarakan tentang impian kami."

Menjadi seorang pengemis tentu tak selalu mendapatkan uang. Terkadang ia harus pulang dengan tangan kosong. "Jika tak dapat uang, saya akan pulang dengan senyap. Hari itu rasanya saya seperti mau mati. Tapi malamnya, apabila anak-anak saya tidur sambil memeluk saya, saya berpikir hidup ini tak selamanya buruk," katanya.

Meskipun kehidupan yang harus Hossain jalani begitu keras, namun ia menolak untuk menerima nasibnya dan terus mengupayakan yang terbaik untuk membuat anak-anaknya bahagia. "Tapi hari ini berbeda. Karena hari ni anak perempuan saya sangat gembira. Hari ni ayahnya bukanlah seorang pengemis. Hari ini, ayahnya adalah seorang raja dan ini adalah puterinya," aku Hossain penuh bahagia.