Brilio.net - Dulu banyak usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sulit berkembang. Salah satu faktornya mereka kerap menghadapi kendala dalam menjangkau pasar yang lebih luas. Tapi di era teknologi seperti sekarang, masalah tersebut mendapat jawaban.
Tak bisa dipungkiri kehadiran platform e-commerce sangat bepengaruh besar dalam pekembangan UMKM. Lewat teknologi, para pelaku UMKM kini bisa menembus batas. Ibaratnya, kini tak ada lagi istilah UMKM kerepotan memasarkan produk mereka dari ujung barat hingga timur Indonesia.
Tak ada lagi batas-batas wilayah. Pelaku UMKM di Aceh Nanggroe Darussalam misalnya, kini bisa menjangkau pasar di Papua. Sekarang ini benar-benar borderless. Semua bisa dilakukan hanya dengan ujung jari melalui perangkat teknologi.
Apalagi saat ini e-commerce nggak hanya menjadi “warung besar” bagi para pelaku usaha, tapi juga menjadi media dalam membangun ekosistem dalam pemerataan ekonomi digital di Indonesia. Dari sekian banyak e-commerce yang ada, Tokopedia, perusahaan teknologi ini sangat fokus pada persoalan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi di Indonesia, khususnya untuk perkembangan UMKM.
“Kami sebagai perusahaan teknologi yang bertransformasi menjadi super ecosystem merupakan salah satu platform yang berkontribusi dalam akselerasi pemerataan ekonomi digital di Indonesia. Saat ini tak sedikit penjual dan mitra Tokopedia di sejumlah wilayah Indonesia yang terus tumbuh, termasuk Makassar,” ujar External Communications Lead Tokopedia, Ekhel Chandra Wijaya dalam acara Seller dan Mitra Visit Tokopedia, di Makassar, Kamis (7/11).
Nah seperti apa para mitra ini dalam mengembangkan usaha mereka? Simak kisah tiga penjual dan mitra Tokopedia di Makassar berikut ini.
1. Kopi Ujung, aroma kopi lokal premium di sudut jalan
Di salah satu adegan dalam film Filosofi Kopi 2: Ben & Jody, ada dialog di mana Jody (Rio Dewanto) mengajak Tarra (Luna Maya) ke Makassar untuk mengunjungi temannya bernama John yang berprofesi sebagai barista. Nah dalam adegan selanjutnya mereka pun berada di Kota Anging Mammiri, tepatnya di salah satu sudut Jalan Somba Opu.
Di situ, mereka memasuki sebuah kedai kopi bernama Toko Ujung yang dikelola John Cendra. Nah, Toko Ujung ini sejatinya bukan setting yang dibuat untuk produksi film yang mengangkat tentang kisah kopi tersebut.
Tapi Toko Ujung ini nyata adanya. John Chendra sebagai pengelola, adalah pemilik yang mewarisi Toko Ujung dari orangtuanya. Toko yang beroperasi sejak 1920-an itu dulunya dikenal sebagai toko kelontong yang menjual berbagai kebutuhan rumah tangga. Kini Toko ujung juga memproduksi dan mengolah kopi yang dinamakan Kopi Ujung.
Selain itu, toko ini juga menjual aneka oleh-oleh khas Makassar termasuk souvenir. Citarasa kopi toko ini yang begitu terkenal. Bisa dimaklumi, John Cendra sebagai pemilik memang sangat mencintai kopi. Sampai-sampai ia pun mempelajari kopi hingga ke berbagai negara. Ilmu kopi yang telah banyak dimiliki John tak membuatnya lupa akan tempat kelahiran.
Berbekal ilmu tersebut, John kembali ke Indonesia dan meneruskan usaha keluarga. Di tangan John, Kopi Ujung tidak hanya menjadi sebuah toko oleh-oleh biasa, melainkan tempat untuk memperkenalkan dan mengembangkan kopi Toraja kepada khalayak luas.
“Indonesia butuh anak-anak bangsa yang sudah belajar di berbagai tempat untuk kembali dan membantu perkembanganpengembangan industri kopi di dalam negeri, itulah misi kami di Kopi Ujung,” kata John saat ditemui di Makassar baru-baru ini.
Kopi Ujung, selain menjadi tempat pertemuan berbagai figur dengan banyak gagasan, juga menjadi titik temu antara produk berkualitas tinggi petani kopi di Toraja dengan para penikmat kopi Nusantara. Lewat Kopi Ujung ini pula, John memperkenalkan speciality coffee ke seluruh Indonesia. Selain itu Kopi Ujung juga sekaligus menjadi tempat untuk menikmati kopi terbaik di Makassar.
“Specialty coffee adalah sebutan untuk kopi-kopi berkualitas tinggi. Dalam rentang nilai 0-100, nilainya harus di atas 80 poin, bijinya harus berkualitas dan tidak boleh ada yang cacat. Agar specialty coffee yang kami hasilkan selalu memiliki kualitas tinggi, kami banyak mencicipi kopi untuk mengenal dan memahami berbagai rasa,” jelas John.
Perkembangan Kopi Ujung rupanya terdengar oleh banyak orang dari daerah lain di Indonesia, mereka lantas mulai menghubungi John untuk memesan kopi. Melihat antusiasme pelanggan yang tinggi, John memutuskan untuk membuka toko Kopi Ujung di Tokopedia.
“Tokopedia telah membantu kami mengenalkan speciality coffee dari Makassar ke seluruh Indonesia. Sejak membuka usaha di platform Tokopedia, omzet Kopi Ujung telah mencapai sebesar Rp12 juta per bulan,” ujar John.
2. Rumah Bumbu Ratna, sebuah ide dari cita rasa kampung halaman
Sudah bukan rahasia lagi jika Makassar merupakan salah satu daerah d Indonesia yang menyimpan segudang cita rasa kuliner. Aneka olahan kuliner khas Makassar seringkali sulit ditemui di daerah lain. Ciri khas dan cita rasaya kerap membuat kangen mereka yang berada di perantauan.
Kondisi inilah yang dialami Abdul Wahab, pemilik Rumah Bumbu Ratna. Usaha yang dijalani bersama keluarganya ini berawal dari kerinduan Wahab saat ia masih bekerja sebagai seorang karyawan di salah satu perusahaan. Ia kerap ditugaskan perusahaaanya ke luar kota. Tak jarang juga saat bertugas di luar kota, waktunya bertepatan dengan bulan Ramadan hingga Idul Fitri. Pada momen tersebut Abdul sering “diserang” rasa rindu makanan kampung halaman.
Untuk mengobati kerinduan itu, ia pun mencoba-coba membuat bumbu sendiri. Sayangnya, Wahab tak cukup punya ilmu untuk meracik bumbu makanan khas Makassar. Akhirnya ia pun meminta Sang Ibu, Ratna untuk membuatkan bumbu tersebut. Di keluarga, Bu Ratna memang dikenal piawai meracik bumbu khas Makassar yang kaya rempah.
“Ibu saya sangat pintar memasak, bahkan beliau senang membantu membuat masakan ketika ada acara keluarga atau teman. Saat itu, saya berpikir ibu saya bisa menciptakan peluang lewat berbisnis bumbu masakan instan di platform digital seperti Tokopedia,” jelas Abdul yang kini memilih keluar dari pekerjaanya dan fokus berbisnis bumbu masakan berbasis online bernama Rumah Bumbu Ratna.
Lewat usahanya ini Abdul menjual aneka bumbu dengan cita rasa khas nusantara yaitu bumbu coto Makassar, kari, bumbu sambal goreng, bumbu rendang, pallubasa, nasu likku, rawon, kari, opor, toppa lada, konro, sop saudara, sambal goreng, dan soto ayam yang tersedia sepanjang tahun. Aneka ini bumbu ini menjadi menu andalan Rumah Bumbu Ratna, Usaha bumbu instan ini pun sudah teruji dan sudah lengkap perizinan dari Dinas Kesehatan dan ajelis Ulama Indonesia (MUI).
Kini, Rumah Bumbu Ratna merupakan satu dari 6,6 juta penjual yang tergabung di Tokopedia. Dalam beberapa tahun ke depan, Abdul bersama keluarga ingin lebih mengembangkan bisnisnya dan dengan menawarkan lebih banyak ragam bumbu masakan untuk memberikan inovasi bumbu bagi para pelanggannya, khususnya bagi siapapun yang rindu masakan khas asli daerahnya masing-masing.
3. Toko Yanti (Mitra Tokopedia), warung kelontong beromzet puluhan juta per bulan
Surianti Zainal adalah salah satu pemilik warung kelontong di Makassar yang telah bergabung menjadi Mitra Tokopedia sejak Agustus 2019 lalu. Sebelum membuka usaha warung Toko Yanti, Surianti pernah bekerja di beberapa perusahaan swasta baik di Jakarta maupun Makassar. Tidak hanya itu, Surianty pernah menjadi konsultan pendidikan di instansi pemerintah.
Pada tahun 2010, Surianty memutuskan menetap kembali di Makassar agar bisa membantu saudaranya membuka usaha Toko Yanti sekaligus menjadi tulang punggung keluarga bagi kedua anaknya. Setelah Toko Yanti bergabung sebagai mitra di Mitra Tokopedia, Surianti merasakan berbagai kemudahan dalam berjualan, bahkan omzet warungnya meningkat 20 persen per bulan.Ia mengaku banyak barang lebih murah yang ditemukan dalam aplikasi Mitra Tokopedia. Saat ini, omzet Toko Yanti mencapai Rp25 juta per bulan sejak bergabung menjadi Mitra sejak awal 2019 lalu.
“Kehadiran Mitra Tokopedia telah membantu meningkatkan penjualan usaha warung saya. Sekarang saya dapat mengelola warung secara mudah dan efisien, terutama untuk berjualan produk digital seperti pulsa, paket data, token listrik, BPJS dan sebagainya kepada warga sekitar dan memesan stok produk warung melalui fitur grosir,” ungkap Suryanti.
Lewat fitur tersebut, sekarang Surianty bisa mengatur stok warung sesuai dengan kebutuhan karena pelayanan yang cepat dan aplikasi yang mudah digunakan. Ke depan, Suryanti ingin terus fokus dalam mengembangkan warung miliknya. ia berharap warung kelontong miliknya bisa semakin maju berkembang dan ramai akan pembeli setiap harinya.
Recommended By Editor
- 10 Chat lucu kurir dengan pelanggan ini bikin tepuk jidat
- 10 Kesalahan yang harus dihindari saat memulai bisnis online
- "Happiness Journey to be #GenHappineZ" persembahan kolaborasi Sasa dan Naturally Speaking by Erha
- 15 Cara sukses bisnis online shop, simpel, mudah dan efektif
- 3 Jenis barang ini paling dicari saat belanja online selama Ramadan
- Di Festival Satu Indonesia, Jokowi tantang milenial jawab decacorn