Brilio.net - Tidak hanya menggelar festival musik digital secara meriah, WebTV Asia di tahun 2017 ini juga menggelar forum Rise of Asia, forum yang menjadi ajang diskusi dan para creator serta petinggi brand perusahaan besar di Asia. Dalam forum yang berlangsung selama kurang lebih 30 menit pada Jumat (2/6) itu hadir sebagai pembicara 4 pimpinan perusahaan digital di Asia.
Wartawan brilio.net Irwan Khoirudin yang hadir dalam acara tersebut di Bangkok, Thailand, melaporkan dengan mengusung tema "Disruptive Model of The App Economy", diskusi dihadiri empat pimpinan perusahaan. Yakni Grace Yun Xia, direktur senior perusahaan Strategy & Development Tencent dari China; Andreas Vogiatzakis Chief Executive Officer Havas Media dari Malayasia; Krating Ponpol selaku Managing Partner dari 500 startup dari Thailand; serta Angus Chan direktur HTC dari Taiwan.
Andreas mengatakan bahwa saat ini dunia bisnis memang sudah penuh dengan data dan teknologi. Dengan keadaan seperti itu perusahaan, terutama yang bergerak di dunia digital, harus bisa menganalisa dan mengetahui apa keinginan pasar sehingga bisa mmpengaruhi secara positif dengan produknya yang dijual. Namun jika perusahaan hanya berorientasi pada kemajuan teknologi dan profit semata, hal tersebut masih bukanlah pola pikir yang ideal dalam berbisnis di era seperti sekarang.
"Kita harus tahu apa yang benar-benar ingin kita cari dan ingin kita capai. Karena jika kita fokus hanya pada teknologi maka kita akan kehilangan "meaning" dari yang kita lakukan. Padahal nilai itulah yang kita kejar," ujar Andreas di hadapan ratusa audien.
Karenanya itulah penting menurut Chief Executive Officer Havas Media ini adanya peran aplikasi dalam bisnis. Tujuannya juga untuk membangun komunikasi dengan konsumen sehingga perusahaan tahu apa yang pasar inginkan dari produknya. "Aplikasi akan menjadikan brand perusahaan efektif sampai ke konsumen. Tidak hanya sebagai inovasi mengikuti tren teknologi tapi juga akan jadi platfrom untuk menjaring kemauan konsumen dan memberikan nilai-nilai kepada konsumen sesuai yang konsumen perlukan dan inginkan," pungkas Andreas.
Manajer partner perusahaan startup dari Thailand memberikan contoh kongkrit pentingnya peran aplikasi dalam bisnis, Krating mencontohkan bahwa Gojek yang ada di Indonesia menjadi bukti nyata bahwa betapa sentuhan aplikasi mampu menjadi gojek menjadi perusahaan yang besar dan venomenal di Indonesia.
"Dengan aplikasi kita juga bisa menyediakan model pembayaran (dengan uang elektronik) di dalamnya. Hal ini juga akan membangun (loyalitas) konsumen dengan produk yang kita sediakan," tegas lulusan Stanford Business School ini.
Angus Chan memberikan contoh lain, sentuhan teknologi aplikatif seperti Virtual Reality, yang menjadi fokus perusahaannya, dinilainya akan menjadi salah satu jalan untuk menikmati kemajuan teknologi, karena dengan begitu bisnis teknologi bisa dinikmati dengan cara yang berbeda. "Virtual reality akan menjadi seperti kacamata yang cerdas, bahkan tidak perlu lagi menggunakan HP atau komputer untuk pengoprasiannya. VR ini akan jadi jalan untuk menikmati kemajuan teknologi yang ada, terutama dalam bisnis digital seperti sekarang," kata Chan.
Direktur senior perusahaan Tencent memiliki keyakinan yang sama, baginya sentuhan teknologi sudah banyak merubah dunia tidak hanya pada pola bisnis namun juga budaya masyarakat. Perempuan ini mencontohkan Manga dari Jepang yang kini memiliki pasar di berbagai belahan dunia. Menurutnya, Manga tak akan mendunia seperti sekarang tanpa sentuhan teknologi seperti internet.
Recommended By Editor
- Boyband Taiwan ini ingin peluk & cium AKB48 di VFA 2017, wota rela?
- Tampil pertama di kancah Asia, Weird Genius kenalkan budaya Indonesia
- Ini kesan Song Tung M-TP saat manggung perdana di Viral Fest Asia 2017
- Ikut Viral Fest di Thailand, Raditya Dika diganggu hantu di hotel?
- Sempat terhenti karena hujan, Rain sukses pulihkan semangat penonton