Brilio.net - Banyak orang ragu dan paranoid kalau ngomongin soal menikah. Apalagi jika dikaitkan dengan keuangan. Ada yang berpikir setelah menikah itu keuangan kamu bakal berkurang karena harus menghidupi pasangan.
Itu anggapan yang salah besar lho. Siapa bilang hidup menjomblo itu lebih hemat. Justru sebaliknya. Umumnya mereka yang hidup sendiri itu nggak punya rem saat mengeluarkan duit.
Nah kalau kamu sudah menikah, pastinya bakal ada orang yang mengingatkan ketika mau mengeluarkan duit untuk keinginan yang sebenarnya nggak penting. Jadi kamu nggak bisa bisa seenaknya saja.
Percaya deh, menikah itu bikin hidup kamu makmur. Bukan sekadar makmur di hati karena punya pasangan, tapi juga makmur materi. Coba deh cek tagihan pajak. Beban pajak mereka yang menikah pasti lebih kecil daripada yang masih jomblo!
Keuntungan lain adalah mudahnya mendapatkan kredit. Menikah itu ternyata membuat pengurusan kredit jadi lebih mudah karena ada jaminan keluarga lewat persetujuan pasangan. Hal yang sulit didapatkan bagi yang masih single.
Yang jelas, pasangan yang sudah menikah punya perencanaan keuangan yang lebih matang ketimbang mereka yang jomblo. Enggak percaya? Simak deh perencanaan keuangan yang dilansir brilio.net dari DuitPintar.com berikut ini.
1. Sama pasangan bisa diskusi prioritas finansial
(eharmony.com)
Nah jika sudah menikah, sudah seharusnya dong kamu diskusikan segala sesuatu untuk urusan keuangan. Ini penting demi masa depan kamu berdua. Maklum, awal menikah tentu berjuta rasanya, tapi tantangan sebenarnya justru baru muncul di tahun pertama. Karena itu diskusi terkait prioritas keuangan mutlak kamu lakukan. Kamu harus menentukan mana yang diutamakan dan harus ditunda. Misalnya saja memprioritaskan pembelian rumah ketimbang mencicil kendaraan. Termasuk juga kapan mulai mempersiapkan keuangan untuk si buah hati.
2. Sepakati deh siapa yang jadi ‘menteri keuangan’
(expertbeacon.com)
Nah kamu harus punya kesepakatan menentukan siapa yang menjadi ‘menteri keuangan’ dalam keluarga. Ingat ya, jabatan prestisius ini bukan monopoli istri, suami juga bisa. Perannya sangat menentukan terhadap kesehatan keuangan keluarga. Karena di tangan dialah masuk dan keluarnya duit ditentukan. Dengan menerapkan sistem satu pintu dalam keuangan maka memudahkan pengaturan arus uang keluar dan masuk. Di samping itu, cara ini juga memudahkan kontrol terhadap keuangan.
3. Jangan lupa menentukan pengeluaran rutin
(eblogfa.com)
Menentukan besaran batas pengeluaran rutin (living cost) selama sebulan penting banget lho. Jangan terlalu boros tapi juga jangan kelewat pelit. Yang realistis aja. Kamu harus jelas menghitung semua pengeluaran rutin seperti tagihan listrik, belanja bulanan, transportasi, dan rekreasi. Tujuannya agar memudahkan untuk mengalkulasi pengeluaran tiap bulan. Di samping itu bisa juga menganalisa pos-pos mana yang bisa dikurangi pengeluarannya.
4. Tentukan batas atas pengeluaran
(thenakedconvos.com)
Bicara batas atas atau bawah bukan melulu soal tarif angkutan umum ya, tapi juga bisa berlaku dalam keuangan keluarga. Kamu harus bisa menetapkan batas atas yang bisa ditolerir dalam pengeluaran tiap bulan. Jadi misalnya batas atas belanja bulanan Rp 1,5 juta, batas atas biaya transportasi Rp 500 ribu, dan seterusnya. Bila sudah lewat batas atas, itu menjadi alarm untuk evaluasi. Apakah memang kebutuhan naik atau terjadi pemborosan?
5. Membuat pos tabungan sebagai pengeluaran wajib
(moneyunder30.com)
Ketika pegang duit langsung habis. Itu sih prinsip preman. Jangan diikuti ya. Kamu harus memikirkan masa depan. Di sinilah pentingnya menikah. Kamu harus bisa mengukur masa depan kamu bakal seperti apa. Karena itu sangat penting untuk menabung. Masukan pos tabungan sebagai pengeluaran wajib. Tujuannya agar tak lagi menunda-nunda menabung.
6. Semua pengeluaran dan pemasukan wajib dicatat
(cbc.ca)
Mencatat semua pemasukan dan pengeluaran menjadi wajib lho. Tujuannya agar kamu tahu keseimbangan keuangan. Kelihatannya sepele. Tapi hal ini sering diabaikan. Karena itu kamu harus konsisten mencatat apapun pengeluaran dan pemasukan yang kamu dapat. Ini juga bermanfaat untuk mengatur keuangan kamu dengan benar.
7. Mengelola aset
(oakbusinesspartners.com.au)
Ketika menikah, aset menjadi milik berdua. Ada baiknya bicarakan juga soal monetisasi aset agar mendapat tambahan pendapatan. Misalnya menyewakan kendaraan yang sudah dimiliki, menyewakan tanah atau rumah dan sebagainya. Dana darurat atau asuransi juga wajib, sisihkan saja sekian persen untuk premi atau ditabung.
8. Asuransi atau dana darurat
(rafailinsurance.com)
Ketika sudah berkeluarga, berarti perlu memikirkan asuransi jiwa atau asuransi lainnya seperti pendidikan maupun kesehatan. Asuransi pada prinsipnya adalah mengalihkan risiko finansial bila terjadi musibah yang tak diinginkan. Nah, agar keuangan keluarga tak terganggu, bisa memilih instrumen asuransi. Bila kurang nyaman dengan asuransi, mungkin bisa memikirkan dana darurat. Fungsinya sebagai antisipasi jika ada hal-hal yang tiba-tiba terjadi menuntut dana yang cukup besar.
9. Perencanaan keuangan boleh direvisi kok
(thedailyfinancial.com)
Nah prinsipnya perencanaan itu bukan kitab suci yang nggak boleh diubah. Kamu bisa kok merevisi perencanaaan keuangan. Bisa disesuaikan dengan keadaan. Tentunya kamu harus bicarakan dengan pasangan ketika akan mengubah perencanaan keuangan. Misalnya saja perubahan itu bila tiba-tiba mendapat kabar istri hamil sehingga perlu menjadwal ulang semua rencana keuangan yang sudah disusun.
Nah jika kamu bisa menerapkan cara-cara ini, dijamin deh hidup kamu bakal makmur bersama pasangan.