Brilio.net - Jangan pernah khawatir untuk berkarya dan menghasilkan produk berkualitas, karena pasar produk berkualitas sangat besar walaupun harga yang ditawarkan cukup mahal. Hal ini juga berlaku pada batik-batik Madura. Selama ini batik Madura memang lebih banyak dikenal di kalangan orang Jawa Timur. Namun jangan siapa sangka jika pasar batik Madura di Jakarta juga cukup menjanjikan.
Masluhah (36) yang sudah 15 tahun membatik mengatakan, saat ini ia lebih fokus pada pasar Jakarta yang didominasi konsumen kalangan elit. Hal ini dilakukan karena dia merasa konsumen kalangan elit selalu membeli batik-batk dengan harga mahal dan berkualitas tinggi. Mereka juga biasa membayar dengan tunai.
"Konsumen elit dari Jakarta sangat menjanjikan. Sekali membeli mereka biasa membayar mahal walaupun umumnya tidak mereka jual kembali namun dipakai sendiri. Jika satu bulan ada 5 konsumen saja dari Jakarta, hasilnya sudah lumayan," ujar Muslihah saat ditemui di Astindo Fair Jakarta, Sabtu (26/3).
BACA JUGA: Kini kamu bisa kirim pesan via Whatsapp dengan huruf tebal dan miring
Guna memelihara konsumen Jakarta, Masluhah mengaku selain harus menjaga kualitas juga harus menjaga waktu pengiriman. Konsumen Jakarta tidak mau barang dikirim terlambat atau dikirim lebih cepat dari waktu yang sudah ditentukan. "Saat ini misalnya saya ada pesanan yang harus dikirim bulan depan. Jadi walaupun hari ini saya ada di Jakarta, mereka tidak mau dikirim sekarang," kata perempuan yang biasa dipanggil Lulu oleh teman-temannya sesama pedagang.
Masluhah dan tiga saudaranya di Madura setiap bulan mampu memproduksi lebih dari seribu lembar kain. Masing-masing orang rata-rata mampu memproduksi 300 lembar batik cetak dan 100 lembar batik tulis. Guna memproduksi ribuan batik itu mereka tidak hanya memberdayakan masyarakat sekitar rumah mereka yang berada di Kecamatan Tanjung Bumi Kabupaten Bangkalan Madura, namun juga di daerah lain di Madura. Dari empat bersaudara itu, dua di antaranya rutin ikut pameran yang kerap diselenggarakan pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Dulu Masluhah memasarkan batik-batiknya dengan menjual eceran di pasar-pasar yang ada di Madura. Kini dia lebih menjual dalam partai besar, termasuk pada konsumen kelas elit. Dia juga mempunyai galeri di jalan lintas Madura yang mudah ditemui orang-orang yang berkunjung ke Madura. Dalam membantu produksi, dia dibantu 4 orang yang bertugas dalam pewarnaan kain, sementara pengerjaan lainnya diserahkan kepada masyarakat sekitar.
Recommended By Editor
- Desa ini penyedia batik keluarga Keraton Jogja, bahkan juga diekspor
- Di Desa Giriloyo, anak-anak umur 6 tahun sudah mahir membatik
- Kisah Sarwidi, tukang becak yang jadi eksportir batik pewarna alam
- Cairan limbah batik bisa didaur ulang dengan alat buatan mahasiswa UII
- Ampas teh bisa untuk pewarna alami batik, mahasiswa ini jagonya!