Brilio.net - Aktivitas bersepeda kini semakin digandrungi banyak orang, lebih-lebih semenjak adanya pandemi Covid-19. Di jalanan kota hingga pelosok daerah, disesaki rombongan pesepeda.
Meski marak orang Indonesia yang memborong sepeda, ini belum menggoyahkan Adira Finance untuk masuk segmen pembiayaan kredit sepeda. Adira Finance yang merupakan perusahaan pembiayaan kendaraan merek otomotif di Indonesia, saat ini tidak terlalu tertarik dengan pembiayaan untuk sepeda.
“Sepeda sudah bisa dibiayai sendiri. Rasanya kalau orang bersepeda banyak yang beli cash karena mampu,” kata Hafid Hadeli, Presiden Direktur Adira Finance dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (4/8) kemarin, seperti dikutip Brilio.net dari Liputan6.
Hafid melanjutkan, selama ini jarang masyarakat membeli sepeda secara kredit, apalagi mengajukan pembiayaan pada Adira Finance.
“Semuanya jarang yang beli kredit, kecuali sepeda-sepeda yang mahal,” ujarnya.
Hingga saat ini, pihak Adira Finance masih fokus pada pembiayaan untuk kendaraan mobil dan motor. Akibat industri otomotif mengalami penurunan, daya beli masyarakat lesu, dan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), di mana sebagian besar aktivitas ekonomi diberhentikan, memunculkan dampak pada pembiayaan mobil dan motor. Dilihat dari keseluruhan total pembiayaan baru Adira Finance sepanjang Semester I-2020 saja turun sebesar 47 persen YoY menjadi Rp 10,1 triliun.
Namun demikian, Adira Finance telah memberikan bantuan kepada konsumen yang secara langsung terkena dampak pandemi Covid-19 dalam bentuk restrukturisasi kredit, yang sesuai dengan kriteria yang diarahkan oleh Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) dan OJK. Kegiatan ini telah dilakukan sejak April 2020.
“Hingga 30 Juni 2020, jumlah konsumen yang telah melakukan restrukturisasi sebesar 745 ribu kontrak atau sekitar Rp 17,4 triliun,” jelas Hafid.
Pembiayaan kendaraan bermotor Adira anjlok akibat PSBB
PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) atau Adira Finance mencatatkan penurunan total pembiayaan baru hingga 47 persen yoy pada semester I 2020 atau turun menjadi Rp 10,1 triliun.
Angka tersebut berasal dari penurunan penjualan mobil baru ritel domestik sebesar 42 persen yoy atau mencapai 291 ribu unit di semester I 2020. Sementara itu, penjualan sepeda motor baru ritel domestik juga tercatat sebesar 2,0 juta unit atau menurun sebesar 36 persen yoy pada semester I-2020.
Total penjualan segmen sepeda motor dan mobil masing-masing mengalami penurunan menjadi Rp 4,7 triliun dan Rp 3,6 triliun di kuartal awal tahun ini. Sementara, segmen non-automotive tercatat sebesar Rp 1,8 triliun.
Lesunya penjualan ini sejalan dengan penurunan pada sektor industri otomotif. Menurut Direktur Keuangan Adira Finance I Dewa Made Susila, hal ini disebabkan lesunya daya beli masyarakat akibat penerapan peraturan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah daerah.
"Di mana PSBB ini, sebagian besar aktivitas ekonomi diberhentikan. Sehingga berdampak pada pembiayaan mobil dan motor," ujarnya dalam virtual press conference atas Kinerja Semester I Tahun 2020, Selasa (4/8).
Made menyambung, pihaknya akan tetap berupaya kembali menggeliatkan penjualan produk otomotif, khususnya motor dan mobil. Misalnya dengan memaksimalkan penjualan di era kebiasaan baru.
"Karena kita yakini di era kebiasaan baru ini akan ada pemulihan ekonomi nasional. Mengingat berbagai aktivitas bisnis akan kembali berjalan," tukasnya.
Recommended By Editor
- Harga sepeda gunung Pacific Vigilon dan spesifikasi, gesit & andal
- Harga sepeda Pacific MTB Avenger dan spesifikasinya, andal dan keren
- Harga sepeda urban United di bawah Rp 2,5 juta dan spesifikasinya
- Harga sepeda urban Polygon Path dan spesifikasi, keren dan tangguh
- Harga sepeda United Class X dan spesifikasi, ringan dan nyaman