Brilio.net - Saat ini bukan rahasia lagi jika banyak anak muda menekuni bisnis rintisan (start up). Kemajuan teknologi membuat jenis usaha ini begitu pesat berkembang. Bidang bisnis yang digeluti juga cukup beragam. Hampir di semua sektor kehidupan. Mulai dari urusan kuliner sampai kesehatan, termasuk kosmetik.
Namun bukan perkara gampang membangun sebuah bisnis rintisan. Masalah permodalan umumnya menjadi kendala utama dalam membangun sebuah bisnis. Nah saat ini bisnis kosmetik menjadi salah satu bidang usaha yang banyak digeluti anak-anak muda.
Maklum peluangnya cukup menjanjikan. Fakta ini dibuktikan dengan data Kementerian Perisdustrian, di mana tahun lalu pertumbuhan industri kosmetik di Indonesia naik 15 persen dibanding tahun sebelumnya. Kemudian meningkat lagi sebanyak 9 persen menjadi 29 persen di tahun 2019.
Peningkatan ini dipengaruhi kemudahan memproduksi kosmetik milik sendiri yang difasilitasi perusahaan jasa maklon kosmetik. Berdasarkan keputusan Direktur Jenderal Pajak, perusahaan maklon merupakan salah satu industri jasa yang memproduksi suatu barang tertentu yang sebagian atau seluruh proses pengerjaannnya dilakukan pihak pemberi jasa dan kepemilikan atas barang jadi berada pada pengguna jasa.
Makanya nggak heran jika saat ini banyak anak muda yang memulai bisnis kosmetik dengan memanfaatkan perusahaan maklon. Salah satunya adalah PT Adev Natural Indonesia yang berdiri sejak 15 Januari 2007. Mengusung konsep Back to Nature, perusahaan ini memasarkan seluruh produk kosmetik dengan keamanan dan legalitas yang terjamin.
Komisaris Utama PT Adev Natural Indonesia, Prof Dr IR Eriza Hambali MSi mengatakan, sebagai perusahaan jasa maklon, pihaknya sangat mendukung siapa pun yang ingin memulai bisnis kosmetik dengan merek sendiri, terutama dari kalangan milenial.
“Melihat peluang industri kosmetik yang cukup besar, pasti tidak sedikit masyarakat yang tertarik. Terlebih banyak publik figur yang sudah memulainya terlebih dahulu, bisnis kosmetik sejak usia muda,” ujarnya dalam temu media di Bogor, Sabtu (26/10).
Ada beberapa kemudahan dalam memproduksi kosmetik melalui perusahaan jasa maklon, di antaranya tidak perlu membangun pabrik sendiri. Selain itu tidak perlu merekrut karyawan, efisien dalam biaya, tidak perlu repot mengurusi kelegalan produk, tidak perlu turun tangan langsung dalam proses produksi, dan dapat fokus dalam menyusun strategi pemasaran produk.
“Dalam berbisnis, seseorang harus pandai dalam membaca pasar agar dapat mengetahui produk yang sedang dibutuhkan dan diminati masyarakat. Kaum milenial dapat memulai bisnis kosmetik dengan memiliki produk-produk serupa dengan produk yang sedang booming,” imbuhnya.
Lantas mengapa harus kosmetik? Boleh jadi itu yang dipertanyakan banyak orang. Dokter kesehatan kulit dan kelamin, Dr Rachmah Diana Putri, SpKK menjelaskan bahwa kosmetik dan skincare dipakai mulai dari bayi sampai orang dewasa. Tujuannya untuk membersihkan, melindungi kulit sekaligus pewangi. “Artinya, semua bahan yang dioleskan secara tropical itu namanya kosmetik, sabun saja sudah termasuk kosmetik,” imbuhnya.
Karena itu Rachmah menyarankan agar lebih memilih kosmetik dan skincare yang berasal dari tanaman atau herbal guna meminimalisir toksin yang masuk ke dalam tubuh. “Sementara bagi siapapun yang ingin menggunakan jasa maklon, yang jelas harus ada dari BPOM, ada batasan dan bahan yang tidak boleh dijual bebas,” kata dia.
Ia juga menyarankan agar perusahaan maklon tak hanya membranding, tapi juga memiliki tanggungjawab pada konsumen, termasuk memberikan edukasi bahan-bahan yang digunakan untuk meminimalisir kerugian yang dialami konsumen.
Oh iya, untuk memulai maklon kosmetik di Adev tidak membutuhkan biaya yang terlalu besar. Modal awalnya di kisaran Rp20 juta mulai dari proses pengembangan formula, produksi, desain kemasan, pengurusan legalitas hingga pengiriman barang kepada konsumen.
Sampai saat ini, Adev menangani 200 merek maklon kosmetik. Di mana 80 persen di antaranya masih didominasi penjualan produk sabun transparan sebagai pendorong pertumbuhan omset Adev.
Nah kisah sukses maklon kosmetik inilah yang dirasakan Raja Prima Ganda Lubis, M Akbar Alatas, dan Ahmad Priatna, pemilik Cloris, merek produk-produk perawatan khusus pria. Merek yang didirikan pada Desember 2016 ini memiliki dua produk unggulan yakni sabun batang dan hand & body lotion yang keduanya berbahan dasar alami.
Sejak tahun kemunculannya, Cloris hanya dijual ekslusif di intemet, melalui sosial media. Meskipun begitu, ternyata langkah tersebut menjadi strategi pemasaran yang dapat dikatakan sangat berhasil menarik minat masyarakat dan membuat produk ini terjual hampir ke seluruh daerah di Indonesia.
Hal serupa juga dialami Akbar Tanjung pemilik brand Klinskin dan Zaki Mubarak pemilik brand Mahira. Keduanya mendulang kesuksesan dengan berbisnis di bidang kosmetik melalui perusahaan jasa maklon. Mereka nggak perlu repot mengurus pendirian pabrik, rekrut karyawan dan kelegalan produk, mereka berhasil membangun bisnis kosmetik yang sukses dengan merek sendiri.
Recommended By Editor
- Lewat aplikasi ini milenial bisa investasi emas untuk masa depan
- Ini cara jitu menabung dengan gaji di bawah Rp 2 jutaan
- OMG Indonesia luncurkan Progammatic DOOH perdana di Tanah Air
- Emas bisa jadi investasi yang tepat untuk milenial, ini alasannya
- 6 Cara jitu mengatur keuangan bulanan dengan gaji Rp 3 juta