Brilio.net - Apa yang akan kamu lakukan jika punya banyak uang? Beli barang-barang terbaru yang sedang hits, menghabiskannya untuk travelling, atau menabungnya? Pasti mayoritas kamu yang termasuk generasi millenial bakal menyebut rencana menabung sebagai jawaban terakhir.
Kenapa gitu? Soalnya, generasi millenial dikenal memegang prinsip YOLO atau You Only Live Once. Dengan prinsip ini mereka beranggapan bahwa hidup hanya sekali dan harus dimanfaatkan sebaik mungkin sesuai keinginan. Istilah itu menjadi begitu "gue banget" bagi millenial setiap kali mereka tengah asyik have fun. Nggak heran, banyak yang menjalani kehidupannya dengan woles tanpa memikirkan perencanaan keuangan untuk masa depan.
Nah, tahu nggak sih, kebiasaan untuk menjalani hidup dengan santai sesuai keinginan ini menandakan kamu sudah terkena jebakan finansial lho. Yup, tanpa kamu sadari kebiasaan sepele yang kerap kamu remehkan bisa membuatmu terjerat masalah keuangan.
Berikut brilio.net rangkum dari berbagai sumber, Selasa (25/9), ciri-ciri kamu sudah terjebak pengaturan finansial yang buruk serta bagaimana cara mengatasinya.
1. Travelling tanpa memperhatikan budget.
foto: shutterstock.com
Generasi millenial atau generasi yang lahir pada rentang 1980 dan 1990-an dikenal memilki kepribadian yang lebih mementingkan pengalaman. Salah satunya dengan cara traveling menjelajahi dunia. Sayangnya, hobi traveling itu dijalani tanpa memperhatikan budget. Banyak yang tak sungkan menghabiskan uangnya untuk traveling.
Sah-sah aja sih memiliki hobi traveling, tapi kamu juga harus mampu mengelola keuangan untuk traveling agar nantinya tidak terjadi kerugian yang besar. Kamu perlu mengelola budget untuk traveling secara bijak dengan cara membuat perencanaan serta menabung sekian persen dari gajimu. Jika mampu mengatur segala keuangan dan membuat rencana perjalanan dengan matang, kamu nggak cuma bisa tetap melakoni hobi traveling tapi juga memiliki tabungan untuk masa depan.
2. Tidak membuat financial plan yang cocok untuk diri sendiri.
foto: shutterstock.com
Generasi millenial sangat identik dengan kehidupan yang modern dan praktis. Sayangnya, karena pengaruh budaya digital dan penggunaan internet justru membuat mereka jadi sangat konsumtif. Dampak dari budaya hidup konsumtif juga membuat mereka tak mengindahkan pentingnya membuat financial plan yang cocok untuk diri sendiri.
Kenapa harus membuat budgeting yang sesuai dengan diri sendiri? Soalnya kebutuhan dan kondisi keuangan tiap orang berbeda-beda. Alangkah baiknya membuat rencana keuangan yang sesuai dengan kebutuhanmu. Kelola dengan rinci besar kecilnya pemasukan dan pengeluaran sehingga kamu bisa terhindar dari kondisi defisit keuangan.
3. Tidak pandai melihat peluang mencari passive income.
foto: shutterstock.com
Millenial kerap diidentikkan sebagai instant generation atau now generation, generasi serba instan, serba sekarang, nggak peduli masa lampau dan masa depan. Hal ini selaras dengan YOLO lifestyle yang tren di kalangan millenial. Akibatnya, mereka cenderung memilih menghabiskan waktunya untuk have fun, mulai dari nongkrong di kafe, traveling keliling dunia, atau nonton konser musisi idaman ketimbang mencari passive income buat menambah pemasukan.
Padahal passive income sangat berguna sebagai penghasilan tambahan di kala gaji lagi seret. Nah, tahu nggak sih, kamu bisa mendapatkan passive income dengan cara menulis lho. Kok bisa? Kamu bisa menulis tentang perkembangan terbaru di dunia teknologi, musik, dan tempat hangout yang lagi hits di TogetherWhatever.id melalui Brilio Creator. Nantinya tulisanmu bakal nongol di togetherwhatever.id lho. Eits, nggak cuma itu, dengan ikutan nulis di Together Whatever kamu juga bisa berkesempatan dapetin beragam hadiah menarik seperti kamera, LCD TV, sampai movie card.
Menarik banget kan! Tertarik buat ikutan? Caranya gampang banget, kamu cukup nulis artikel di sini. Nggak cuma nulis, di togetherwhatever.id kamu juga bisa nemuin banyak tulisan kece dari beragam tema buat inspirasi.
4. Memaksakan diri untuk ikutan trend.
foto: shutterstock.com
YOLO, seperti mantra buat generasi millenial untuk menjalani hidup tanpa penyesalan. Mereka cenderung mengorbankan masa depan untuk mendapatkan kesenangan hari ini. Bahkan demi memuaskan egonya, mereka rela memaksakan diri untuk mengikuti perkembangan yang sedang tren. Mulai dari membeli gadget keluaran terbaru yang sedang hits sampai mengunjungi tempat hangout yang sedang viral.
Mengikuti tren yang sedang berkembang memang tidak sepenuhnya salah sih. Tapi jika terlalu memaksakan diri untuk selalu mengikuti tren, justru akan merugikanmu lho. Baik dari segi finansial maupun kepribadian. Saat ingin mengikuti tren, ada baiknya tentukan mana yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi keuanganmu mana yang tidak.
5. Impulsif membeli barang dari online shopping.
foto: shutterstock.com
Perkembangan zaman dan teknologi membuat pola konsumsi masyarakat berubah. Hal ini terlihat dari maraknya orang yang berbelanja secara online. Kemudahan bertransaksi menjadi alasan utama belanja online sangat digilai masyarakat. Sayangnya kemudahan transaksi ini meningkatkan budaya konsumtif di kalangan generasi millenial.
Nggak percaya? Coba deh cek berapa banyak aplikasi online shop yang ada di HP-mu? Atau berapa banyak akun online shop yang kamu follow di Instagram? Lihat ada flash sale langsung tergoda beli, padahal belum tentu barang yang dibeli secara impulsif tersebut tengah dibutuhkan.
Untuk menekan kebiasaan belanja online secara spontan kamu bisa menyiasatinya dengan mulai mengurangi aplikasi e-commerce di HP-mu atau meng-unfollow beberapa akun online shop di Instagram. Kamu juga bisa menerapkan gaya hidup hemat dengan rajin mencari promo saat akan berbelanja online shop. Pastikan juga barang yang kamu beli benar-benar sesuai dengan kebutuhanmu, ya.
Recommended By Editor
- Sebelum menikah, 7 pertanyaan keuangan ini wajib kamu ajukan ke calon
- 9 Cara mengelola keuangan pasangan dijamin bikin kamu makmur
- 10 Nasihat keuangan ini harus kamu perhatikan, biar nggak nyesel nanti
- 8 Cara ini bikin kamu sukses di usia 30-an, ‘say goodbye’ boros ya
- Ini yang membuat nikah itu sebenarnya terjangkau dan tidak rumit