Cara Prancis juara Piala Dunia 2018, turunkan ego untuk gelar kedua
Di fase grup, penampilan mereka dikritik oleh pendukung mereka sendiri.
Di fase grup, penampilan mereka dikritik oleh pendukung mereka sendiri. Penampilan mereka di babak grup kurang greget, cenderung main aman, dan tidak klinis di depan gawang. Meski berhasil menjadi pemuncak grup, mereka sempat diragukan untuk melangkah lebih jauh.
Apalagi lawannya di 16 besar adalah Argentina. Meski tim tango diketahui susah payah untuk lolos dari fase grup, Mereka punya pemain macam Messi yang bisa tiba-tiba mengeluarkan kemampuan "super" untuk mengacak-acak pertahanan Prancis.
Pertandingan tersebut menyajikan aksi saling balas gol. Prancis sempat unggul namun berhasil dibalikkan keadaan menjadi 2-1 oleh Argentina. Namun gol Benjamin Pavard berhasil mengangkat motivasi Prancis.
Benjamin Pavard's strike against Argentina in the 2018 World Cup doesn't get old. pic.twitter.com/4HWkNKEeEm
TEAMtalk (@TEAMtalk) March 28, 2020
Adalah Mbappe yang kemudian tampil jadi anak ajaib. Dirinya berhasil menceploskan dua gol untuk keunggulan Prancis menjadi 4-2 atas Argentina. Meski, sempat membalas satu gol, Prancis tetap lolos dengan skor akhir 4-3.
Perempat final, Prancis bertemu dengan Uruguay yang baru saja perkasa menaklukkan Portugal-nya Ronaldo. Mereka menang dengan skor 2-0 atas Selecao Das Quinas. Prancis harus hati-hati terhadap ketajaman Edinson Cavani dan Luis Suarez bagi Uruguay.
foto: givemesport.com
Namun Antoine Griezmann berhasil menjadi pembeda pada pertandingan tersebut. Satu gol dan gol tambahan lainnya dari Varane, membuat Uruguay lesu dan tak bisa membalas. Prancis melenggang ke semifinal.
Belgia sudah menunggu dengan modal gemilang mereka menghancurkan Brasil dengan skor 2-1. Prancis harus menghadapi deretan pemain generasi emas Belgia yang merupakan bintang-bintang yang kala itu banyak bermain di Premier League.
Namun berkat kesabaran dan fokus tingkat tinggi, Prancis berhasil menaklukkannya meski dengan skor tipis 1-0.
Sampailah Les Bleus ke partai final. Ada Kroasia, kuda hitam yang berhasil mengejutkan dunia lewat pemain-pemain andalan mereka yang tak kenal lelah. Mereka berhasil memupuskan mimpi Inggris untuk tampil di final Piala Dunia.
Prancis pun tahu apa yang harus mereka lakukan. Kesempatan ini tidak akan datang lagi dengan cepat. Kesempatan partai final ini tak akan mereka sia-sia kan. Kroasia dengan kolektivitasnya bisa saja akan menghancurkan mimpi Paul Pogba dan kawan-kawan.
Maka, Prancis pun melakukan refleksi. Lewat sebuah orasi yang diteriakkan oleh Paul Pogba, pemain ini berbicara di hadapan teman-temannya untuk meminta sekali ini saja mengenyampingkan ego mereka sebagai bintang.
Paul Pogbas speech before the World Cup final.
Football Factly (@FootballFactly) July 20, 2018
What a leader. pic.twitter.com/wbbB3uVakq
Pogba mengajak koleganya sadar, ia dan yang lain telah banyak memainkan pertandingan baik di klub maupun timnas. Namun, kesempatan final Piala Dunia ini adalah sebuah peluang emas yang tak akan datang dua kali. Bintang Juventus ini meminta teman-temannya untuk tampil habis-habisan sekali ini saja. Tak ada yang boleh mementingkan apapun kecuali kepentingan tim.
foto:givemesport.com
Hasilnya, Prancis menang telak 4-2 atas Kroasia. Mereka berjaya dan mengukir sejarah sekali lagi untuk Prancis memenangkan supremasi tertinggi dari sepak bola. Didier Deschamps pun jadi orang ketiga yang mampu menang Piala Dunia sebagai pemain dan pelatih sesudah Mario Zagallo dan Franz Beckenbauer.
foto:givemesport.com
RECOMMENDED ARTICLE
- Penuh bintang, ini skuad Brasil yang dipanggil ke Piala Dunia 2022
- Cetak gol kemenangan, nostalgia Mario Gotze di final Piala Dunia 2014
- Laga paling sengit, 5 pertandingan Piala Dunia diakhiri adu penalti
- 9 Skor adu penalti terbanyak di Piala Dunia, kejutan Korsel vs Spanyol
- Kisah Maradona: Anak jalanan, teman mafia, hingga juara Piala Dunia