Mengungkap fakta trofi Piala Dunia yang terbuat dari emas
Setelah proses pemahatan selesai, trofi tersebut melewati proses semacam sebuah 'ritual pemandian’.
Badan kuningan dari trofi dipahat secara hati-hati dan dibuat seapik mungkin. Setelah proses pemahatan selesai, trofi tersebut melewati proses semacam sebuah 'ritual pemandian.
Pertama, trofi dicuci beberapa kali untuk menghilangkan debu bekas pahatan. Lalu di bagian akhir pemandian, trofi tersebut secara hati-hati dibersihkan menggunakan air sulingan.
Dasar yang terlihat pada trofi ini adalah perunggu berhias marmer berwarna hijau. Trofi ini juga dilapisi furnish zapon untuk menjaganya tetap mengkilap dan tak mudah lecet. Trofi tersebut kemudian dikeringkan, dibersihkan, dan dicek detailnya sekali lagi.
Sedangkan untuk medali, para pemahat ahli dari perusahaan trofi dan medali asal Italia, GDE Bertoni, dengan sangat detail membuat cetakan medali FIFA World Cup. Setelah melalui proses pencetakan, penghalusan, dan pemolesan, medali-medali emas tersebut lalu dicek dan dibersihkan menggunakan alkohol dengan sangat hati-hati.
Piala Dunia 2022 akan berlangsung di Qatar. Sebanyak 32 negara memperebutkan trofi Piala Dunia melalui deretan pertandingan dari babak penyisihan grup hingga babak final. Trofi Piala Dunia yang dibuat khusus oleh Silvio Gazzaniga itu bernilai sekitar USD 20 juta atau sekitar Rp 280 miliar.
Pada babak final, pemahat hadir di lokasi pertandingan dan bersiap membubuhkan nama negara pemenang pada trofi. Ya, nama negara pemenang akan diukir di bawah trofi. Selanjutnya, trofi tersebut akan dibawa pulang ke negara pemenang, sekaligus menjadi simbol dan lambang kebanggaan bagi tim juara.
Trofi Piala Dunia pertama kali diberi nama oleh Presiden FIFA ketiga, Jules Rimet. Pejabat FIFA berdarah Prancis ini menjadi orang yang bertanggung jawab untuk membuat dan menyelenggarakan gelaran Piala Dunia, setelah ia menang dalam pemilihan suara menjadi ketua. Dirinya berinisiatif untuk mengadakan kejuaraan sepak bola global pada 1929.
Selain itu, trofi pertama didesain Abel Lafleur dengan desain Dewi Kemenangan Yunani, Nike. Bentuk dari trofi seperti seorang perempuan yang sedang memanggul sebuah cawan. Perempuan itu terlihat memiliki sayap bagaikan seorang peri.
Trofi ini terbuat dari bahan perak murni berlapiskan emas yang terkenal dengan julukan 'The Golden Goddness'. Nama tersebut diubah untuk menghormati Presiden FIFA ketiga. Setelah pelaksanaan Piala Dunia kedua pada 1946, nama trofi tersebut berganti menjadi Piala Jules Rimet.
RECOMMENDED ARTICLE
- Potret Stadion Lusail, arena megah dengan karakter Islam dan Arab
- David Beckham bintangi iklan Piala Dunia Qatar, bayarannya fantastis
- Kenangan kehebatan Ronaldo Nazario di Piala Dunia 2002 yang difilmkan
- Aturan yang harus kamu tahu sebelum mengunjungi Piala Dunia 2022 Qatar
- BTS akan tampil di pembukaan Piala Dunia 2022, catat tanggalnya