Pilih sepak bola ketimbang pendidikan, anak profesor ini bawa Maroko ke semifinal Piala Dunia 2022
Brilio.net - Piala Dunia Qatar 2022 dihiasi beberapa penjaga gawang hebat. Ada Dominic Livakovic yang jago sekali menghadang penalti, ada Emiliano Martinez yang sukses membantu Argentina menang menghadapi Belanda di drama adu penalti.
Ada Hugo Lloris, kiper Prancis yang tampil heroik kala menghadap semua peluang Inggris. Yang terakhir, ada nama Yassine Bounou yang turut bersinar bersama timnas Maroko yang sukses lolos ke babak semifinal.
foto: Twitter/@Sokaonline_
Dibanding kiper-kiper lain peserta babak semifinal, Bounou adalah satu-satunya kiper yang belum pernah kebobolan secara langsung oleh pemain lawan. Sepanjang turnamen di Qatar, kiper Sevilla ini hanya kebobolan sekali. Itupun gol bunuh diri dari rekannya, Nayef Aguerd.
Catatan tersebut membuat Timnas Maroko menjadi peserta semifinal dengan jumlah kebobolan paling sedikit. Prestasi itu salah satunya merupakan jasa Yassine Bounou. Dia kini menjadi sangat populer di dunia berkat kehebatannya di depan gawang.
Namun, dibalik tubuh tinggi dan kelincahannya dalam menggagalkan banyak peluang lawan, Yassine Bounou ternyata punya latar belakang yang cukup unik. Pria berusia 31 tahun ini ternyata lahir dari keluarga yang sangat akademis alih-alih keluarga atlet.
foto: Twitter/@footballdaily
Yassine Bounou lahir 5 April 1991 di Montreal, Quebec, Kanada. Pada usia 3 tahun, dia di boyong keluarganya ke kota asal orang tuanya di Casablanca, Maroko. Ayahnya diketahui adalah seorang Profesor di Hassania School of Public Work, sebuah sekolah teknik yang cukup di kota Casablanca.
Sebagai seorang akademisi, ayahnya cukup berharap Bounou bisa mengikuti jejaknya di dunia akademisi. Ayah Bounou berharap anaknya bersekolah hingga jenjang yang paling tinggi.
Namun saat masih kecil, Yassine Bounou cenderung lebih suka menghabiskan waktunya untuk bermain bola di jalanan kota Casablanca bersama teman-teman sebayanya. Awalnya, sang ayah sempat memarahinya.
foto: Twitter/@Tunecismo
"Ayahku pernah bilang begini padaku: Aku tidak ingin kamu menghabiskan banyak waktu dengan sepak bola," kata Yassine Bounou saat bercerita tentang masa kecilnya di kanal YouTube Sevilla FC.
Namun, Bounou tetap ngeyel dengan kerap kabur di jam-jam sekolah untuk bermain sepak bola. Ayahnya kemudian luluh dan mempersilahkan anaknya untuk mengambil pilihannya sendiri. Namun karena Yassine Bounou hanya bermain sepak bola di jalanan, sang ayah memasukkan Yassine Bounou ke sebuah akademi sepak bola agar dia lebih tersistem.
foto: Twitter/@en_endm
Di akademi bernama Wydad Casablanca inilah Yassine Bounou kemudian memulai jalan hidupnya sebagai pesepakbola profesional di posisi kiper. Dia bermain di klub muda Wydad Casablanca sejak usia 8 tahun, dari 1999-2010. Setelah sempat bermain di tim senior pada 2010, dua tahun kemudian Bounou memutuskan untuk hijrah ke Spanyol.
Di Spanyol, Bounou bergabung bersama Atletico B dari 2012 hingga 2014. Dia kemudian tembus ke tim utama sebagai kiper cadangan bagi Thibaut Courtois di tahun 2014-2016. Kepergian kiper Belgia itu ke Chelsea, membuat Bounou sempat punya kesempatan untuk jadi kiper utama Los Rojiblancos.
foto: Twitter/@FootExpressma
Namun, pelatih Diego Simeone tak memilih Bounou dan malah merekrut kiper baru yakni Jan Oblak. Akhirnya, Bounou memilih untuk pindah klub ke Real Zaragoza dengan status pinjaman.
Bounou yang haus akan pertandingan, kemudian memilih meninggalkan Atletico secara permanen dan bergabung bersama klub divisi dua Liga Spanyol, Girona pada musim 2016. Bersama Girona, Bounou berhasil membantu klub tersebut promosi ke La Liga.
foto: Twitter/@lapangan_hi7au
Setelah bermain sampai musim 2020, kemampuannya sebagai kiper mulai diakui. Bounou direkrut oleh klub papan atas La liga yakni Sevilla pada awal musim 2020. Hingga kini, dia telah menjadi penjaga gawang utama klub asal Andalusia itu sebanyak 76 kali penampilan.
Kiprahnya di Spanyol, membuat ia dipanggil Timnas Maroko sejak 2013. Yassine Bounou sementara ini sudah bermain sebanyak 50 kali untuk The Atlas Lions. Apakah Yassine Bounou mampu mempertahankan rekor nirbobolnya di babak semifinal Piala Dunia 2022?
foto: Twitter/@CarlosXArguello
Kamu bisa menyaksikan aksi heroik Yassine Bounou di babak semifinal vs Prancis pada Kamis, 15 Desember 2022 pukul 22.00 live di Indosiar, SCTV, dan layanan streaming berlangganan Vidio.com.
RECOMMENDED ARTICLE
- Prediksi jadi kenyataan, sebelum Piala Dunia 2022 Mbappe dan Hakimi ternyata pernah bikin video ini
- Momen pemain Maroko rayakan kemenangan menari bareng ibunda, sukses bikin haru
- Bikin haru, ini pesan perpisahan Cristiano Ronaldo usai tersingkir dari Piala Dunia 2022
- Dari kawan jadi lawan di laga Prancis vs Maroko semifinal Piala Dunia 2022, ini daftarnya
- Momen epik komentator legendaris saat kemenangan Maroko vs Portugal ini bikin merinding
- Neymar: Kekalahan saya kali ini sangat perih, saya menangis dan tidak bisa tidur semalaman