Sahabat beda negara, Fabregas nostalgia kebersamaannya dengan Messi
Brilio.net - Lionel Messi dan Cesc Fabregas adalah teman yang sangat baik. Teman sejawat ini usianya hanya selisih beberapa bulan. Mereka sama-sama sekolah di akademi La Masia yang terkenal di Barcelona.
foto: givemesport.com
Keduanya sama-sama punya mimpi untuk bermain di tim utama suatu saat nanti. Namun ketika usia mereka sudah masuk usia pemain profesional, mereka sempat terpisah. Messi dilirik sebagai bakat cemerlang dan dipromosikan untuk masuk ke tim utama Barcelona.
Sementara Fabregas yang punya posisi sebagai pemain tengah, tidak cukup mampu untuk bersaing dengan para gelandang Barcelona saat itu seperti Xavi dan Iniesta yang tidak tergantikan. Dirinya harus pindah ke Arsenal yang kemudian membesarkan namanya sebagai gelandang Spanyol terbaik yang pernah ada.
Namun, pada musim 2011 mimpi Fabregas untuk membela Blaugrana jadi kenyataan. Ia diboyong klub asal Katalunya itu dari Arsenal. Fabregas pun akhirnya bisa bermain lagi dengan sahabatnya Lionel Messi yang saat itu sudah menjadi superstar di Barcelona.
Total, 98 penampilan dan 28 gol yang berhasil ditorehkan Fabregas selama berseragam Barcelona.
Kini, di penghujung kariernya sebagai pesepak bola, kenangan selama di akademi bersama Messi, diceritakan kembali oleh Fabregas. Melalui sebuah film dokumenter produksi BBC, Fabregas menceritakan kisah pertemuannya dengan Messi muda untuk pertama kalinya.
foto: bbc.com
Fabregas mengingat sesi latihan pertama Messi yang bergabung dengan Barca pada usia 13 tahun. Di sana, Fabregas melihat Messi merupakan anak yang sangat pemalu dan postur tubuhnya sangat mungil.
"Dia adalah anak yang sangat kecil, dia tidak berbicara, dia sangat, sangat pemalu," ungkap Fabregas.
"Sesi latihan pertama yang kami lakukan dengan Leo, saya lebih banyak bermain sebagai gelandang bertahan. Kami melakukan latihan satu lawan satu. Di kepala saya, saya berpikir 'Saya akan mendapatkan bola dengan mudah darinya.' karena saya suka melakukan tekel. Saya melihat dia datang dengan kecepatan yang tidak normal, dia datang dengan sangat cepat ke arah saya. Saya sudah kaget karena saya sudah berada dilewatinya dan dia mencetak gol. Jadi sejak saat itu saya berkata 'Tunggu sebentar, kita harus menganggap anak ini sangat, sangat serius," lanjutnya berkisah tentang momennya berhadapan dengan Lionel Messi.
Fabregas juga mengungkapkan bagaimana Messi tetap tegar jauh dari orang tua
Sebelum itu, tidak normal melihat pemain pada usia itu datang dari jauh. Jika Anda sangat bagus, mereka bisa membawa Anda dari suatu tempat di Spanyol, tentu saja. Melihat berlari dari kejauhan dengan kecepatan seperti itu, kita semua yang sebaya dengannya (Messi) berpikir, wow! anak ini pasti sesuatu yang sangat istimewa," ujar Fabregas.
foto: bbc.com
Fabregas juga mengungkapkan bagaimana Messi tetap tegar meski sejak usia anak-anak namun sudah tinggal di asrama dan jauh dari orang tuanya yang masih ada di Argentina. Messi menekuni sepak bola, pergi ke sekolah setiap hari. Hal itu membuat Fabregas yang merupakan anak asli Katalunya bersimpati kepadanya.
"Kamu harus benar-benar kuat secara mental dan memiliki karakter khusus jika tidak, kamu tidak akan berhasil. Ada begitu banyak momen di mana kamu merasa lemah merasa bosan dan pusing saat berlatih, dan kamu ingin pulang dijemput oleh keluargamu. Kamu ingin kembali ke kehidupan sehari-hari, kamu ingin kembali bermain bersama teman-teman. Saya yakin itu sangat sulit tetapi saya ingin percaya bahwa kami juga anak-anak yang baik dan kami berusaha selalu berada di samping Leo dan membantunya sebagai teman sebanyak yang kami bisa," kata Fabregas kepada BBC.
Saat memutuskan pindah ke klub Arsenal di London, Inggris, Fabregas masih menyempatkan diri untuk pulang ke Katalunya di saat libur. Dirinya juga sering menyempatkan diri menonton pertandingan FC Barcelona. Fabregas bercerita pada suatu momen ketika ia melihat penampilan hebat Messi yang kala itu sudah masuk ke tim utama Barca.
foto: bbc.com
"Saya pergi ke Arsenal dan tiga atau empat bulan kemudian saya memiliki dua hari libur jadi saya kembali dan ayah saya memberi tahu saya 'Dengar, mantan rekan setimmu di La Masia akan bermain dengan Barcelona melawan Real Madrid dalam waktu dekat ini,' Fabregas pun lantas menjawab ayahnya,'Ya Tuhan, saya ingin pergi dan menonton'," kata Fabregas.
"Leo bermain di posisi nomor 10 dan saya belum pernah melihat ia memainkan posisi itu sebelumnya. Dia melewati pemain tetapi dengan sangat mudah. Mereka harus melanggarnya dengan sangat keras untuk menghentikannya. Saya memberitahu ayah saya, dan saya berkata 'Ya Tuhan, Leo.' Dia terlihat jauh lebih kuat juga. Sepertinya dia telah membuat perubahan secara fisik sehingga tidak ada yang bisa menghentikannya. Itu adalah hari pertama saya berkata 'Saya tidak berpikir saya pernah melihat orang seperti ini pada usianya sekarang," tukas Fabregas mengakhiri nostalgianya.
RECOMMENDED ARTICLE
- Prediksi skuad Inggris di Piala Dunia 2022, pilihan Gareth Southgate
- Dulu tajam bersama Timnas, Samuel Eto'o kini pimpin 'PSSI' Kamerun
- Bekas kiper Ceko Piala Dunia 2006 ini alih profesi jadi pemain hoki es
- Timnas India gagal ke Piala Dunia 1950, benarkah enggan pakai sepatu?
- Lagu-lagu Indonesia untuk Piala Dunia, Sheila on 7 populer pada 2006