Warga Gamping, Yogyakarta, menggelar acara Saparan Bekakak. Acara ini digelar sebagai bentuk terima kasih masyarakat atas karunia Tuhan. Selain itu, acara tahunan ini juga menjadi sebuah ritus budaya yang mengundang banyak perhatian warga baik dari Gamping maupun luar Gamping
Frans Haryono, Kaur Pemerintah sekaligus ketua panitia Saparan Bekakak menyatakan, acara ini awalnya dimulai dari tradisi para pencari batu di pegunungan Batu Gamping agar mereka selamat dan tidak ada bencana.
"Acara ini sebenarnya digelar untuk mengenang jasa-jasa Kyai Wirosuta sebagai abdi dalem penongsong dari Sultan Hamengkubowono I. Karena pada waktu itu, sesaji diadakan oleh para pencari batu di Pegunungan Batu Gamping," ungkap Frans pada brilio.net, Jumat (27/11).
Lanjut dia, pencarian batu secara tradisional ini dilakukan dengan cara menggali dari bawah sehingga membentuk gua. Gua-gua ini yang digunakan para pekerja untuk istirahat ketika siang. Sayangnya, sering terjadi runtuhan hingga memakan korban. Kyai Wirosuta dan Nyai Wirosuta menjadi korban runtuhan gunung tersebut. Diceritakan, sedihnya Sultan sehingga beliau meminta petunjuk pada Tuhan.
"Dalam meminta petunjuk itu, diceritakan bahwa supaya dalam setiap membuat sesaji harus ditambah sepasang bekakak (miniatur sepasang pengantin yang dibuat dari tepung beras). Bekakak itu terbuat dari tepung beras Jawa dan beras ketan, yang dalamnya ada bambu diisi dengan air gula kelapa dikasih warna merah, yang nanti disembelih seolah-olah sebagai darah," terang Frans.
Dia mengungkapkan acara ritual sesaji ini berkembang menjadi ritus budaya yang menarik perhatian masyarakat. Meski kini profesi pencari batu sudah tidak ada lagi di Gamping karena memang persediaannya habis, upacara ini terus digelar. Kini, upacara Saparan Bekakak lebih sebagai ucapan syukur warga Gamping pada Tuhan dan sebagai produk wisata.
Dalam Saparan Bekakak tahun ini, sekira 45 kelompok mengikuti kirab. Kelompok ini berasal dari 13 Dusun di Desa Ambarketawang dan juga dari desa lain yang ingin berpartisipasi.
"Sekitar 45 kelompok ikut kirab dari 13 dusun dan desa lain yang ikut juga. Saya senang karena masyarakat seluruh Ambarketawang bisa ikut kegiatan ini. Di samping itu, juga memberi kesempatan pada desa tetangga yang ikut juga, banyak juga yang ikut," pungkas Frans Haryono.
Nah berikut foto-foto kemeriahan acara Saparan Bekakak.