Brilio.net - "Di politik tak ada kawan dan musuh abadi, yang ada hanyalah kepentingan abadi." Pepatah ini benar-benar terpotret dalam kancah politik nasional saat ini.
Dalam dunia politik, hubungan antarpolitisi bisa berubah secepat arah angin. Mereka yang dulu berdiri di sisi yang sama, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, kini bisa berhadapan sebagai rival yang tak kenal ampun. Begitu pula sebaliknya, musuh bebuyutan yang pernah saling serang di panggung politik, bisa saja bersatu padu demi menggapai kepentingan yang sama.
Fenomena ini semakin nyata terlihat ketika menjelang Pemilu maupun Pilkada. Beberapa tokoh politik yang sebelumnya akrab dan bersekutu, kini justru berhadapan sebagai rival dalam pertarungan kekuasaan. Perubahan aliansi dan dinamika politik yang terjadi menunjukkan betapa mudahnya hubungan antarpolitisi berubah di negara ini.
Lantas siapa saja politisi yang dimaksud? Simak rangkuman brilio.net dari berbagai sumber, Kamis (22/8).
1. Prabowo-Anies Baswedan.
foto: Facebook/Prabowo Subianto
Pada tahun 2017, kancah politik Jakarta menyaksikan sebuah aliansi yang menarik perhatian publik. Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto menunjukkan dukungan penuh kepada Anies Baswedan dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Keduanya seringkali terlihat berdampingan di berbagai acara kampanye.
Kemesraan politik ini mencapai puncaknya ketika pasangan Anies-Sandiaga berhasil memenangkan Pilkada DKI Jakarta 2017. Kemenangan ini juga seolah menjadi bukti konkret keberhasilan aliansi Prabowo-Anies, mempererat hubungan keduanya dalam lanskap politik nasional.
2. Prabowo-Mahfud MD
foto: Instagram/@prabowo
Menjelang Pilpres 2024, sempat muncul kabar yang cukup kencang tentang kemungkinan duet antara Prabowo Subianto dan Mahfud MD. Keduanya, yang merupakan tokoh senior dengan pengalaman politik yang mumpuni, dianggap sebagai kombinasi yang potensial.
Prabowo, dengan latar belakang militer dan posisinya sebagai Menteri Pertahanan, dipandang memiliki basis pendukung yang kuat. Sementara itu, Mahfud MD, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, dianggap bisa menjadi penyeimbang dengan latar belakang hukum dan akademisnya yang kuat.
Beberapa pertemuan informal antara kedua tokoh ini juga semakin memicu spekulasi publik. Namun, seperti halnya dinamika politik yang selalu berubah, duet yang dikabarkan ini tidak terwujud.
3. Ganjar Pranowo-Prabowo
foto: Instagram/@prabowo
Hubungan politik antara Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto sempat menjadi sorotan publik. Terutama ketika ada indikasi bahwa Presiden Jokowi berupaya "menjodohkan" keduanya sebagai potensi pasangan capres-cawapres untuk Pilpres 2024.
Kedekatan ini mencapai puncaknya ketika keduanya terlihat bersama dalam beberapa acara kenegaraan dan politik. Namun, kedekatan ini tidak berlanjut ke ranah politik praktis. Pada akhirnya, Ganjar dan Prabowo justru menjadi rival dalam Pilpres 2024, masing-masing memimpin koalisi partai yang berbeda.
4. Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar
foto: Instagram/@aniesbaswedan
Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, yang baru saja berduet dalam Pilpres 2024, kini berada di kubu yang berseberangan. Putusan Mahkamah Konstitusi membuka peluang bagi Anies untuk kembali bertarung di Pilgub DKI Jakarta, namun Cak Imin justru memilih bergabung dengan koalisi KIM Plus yang mengusung pasangan lain.
Pergeseran sikap ini bukan hanya terjadi pada PKB pimpinan Cak Imin. Partai-partai yang sebelumnya mendukung Anies pun kini berbalik arah, bahkan berupaya menghambat langkahnya di parlemen.
5. Sandiaga-Anies
foto: X/@sandiuno
Sandiaga Uno dan Anies Baswedan dulu adalah pasangan yang solid saat maju dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. Mereka bahkan berhasil memenangkan kursi Gubernur dan Wakil Gubernur.
Namun, arah politik keduanya mulai berbelok ketika Pilpres 2024 menjelang. Sandiaga Uno justru berada di koalisi yang mendukung pasangan Prabowo-Gibran.
Sandiaga bergabung dengan koalisi yang terdiri dari partai-partai seperti Gerindra, Golkar, hingga PAN. Sementara Anies maju sebagai calon presiden dengan diusung Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang terdiri dari partai NasDem, PKB, dan PKS.
Recommended By Editor
- Cerita di balik mundurnya Wanda Hamidah dari Partai Golkar, ingin ikuti hati nurani
- 5 Kontroversi Zita Anjani putri Zulkifli Hasan, absen rapat paripurna DPRD Jakarta pilih pilates
- Sosok Fauzi Baadilla, wakil komandan TKN Prabowo-Gibran yang kini jadi komisaris PT Pos Indonesia
- Diusung jadi calon Wakil Wali Kota Tangsel, intip 5 sumber kekayaan Marshel Widianto
- Namanya disorot gegara korban judi online dapat bansos, intip 5 gaya Muhadjir Effendy ngantor naik MRT