Penghitungan suara Pemilihan Presiden (Pilpres 2019) masih menjadi kontestasi sengit antara calon presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Prabowo Subianto. Seperti diketahui, keduanya sudah bertarung pada Pemilihan Presiden 2014 yang dimenangkan Joko Widodo.
Tahun 2019, Jokowi berpasangan dengan KH Ma'ruf Amin sedangkan Prabowo Subianto berpasangan dengan Sandiaga Uno. Lima tahun lalu, Jokowi berduet dengan Jusuf Kalla sedangkan Prabowo berpasangan dengan Hatta Rajasa.
Sampai kini penghitungan suara dari keduanya masih terus dilakukan sejak Rabu (17/4). Dilansir brilio.net dari kpu.go.id, Minggu (21/4), berikut hasil sementara real count dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pilpres 2019:
Versi: 21 Apr 2019 09:30:03, Progress: 66.421 dari 813.350 TPS (8.16635%)
1. Jokowi-Ma'ruf: 54,26% atau memperoleh 6.891.928 suara
2. Prabowo-Sandiaga: 45,74% atau memperoleh 5.810.898 suara
-
Data dari Kawal Pemilu, Prabowo ungguli Jokowi
Selain hitung suara dari KPU, data dari Kawal Pemilu menunjukkan bahwa suara sah yang masuk saat ini sudah mencapai 11.166.759 suara yang diambil dari 34 wilayah provinsi. Sedangkan 189.026 suara dinyatakan tidak sah.
Data ini diambil terakhir pukul 10.50 WIB dengan rincian Jokowi 5.553.255 dan Prabowo 5.613.816.
Sekadar diketahui, Kawal Pemilu adalah proyek urun daya (crowdsourcing) netizen pro data Indonesia yang didirikan tahun 2014 untuk menjaga suara rakyat di Pemilihan Umum melalui penggunaan teknologi untuk melakukan real count secara cepat dan akurat.
Pada Pemilu 2019, KawalPemilu.org merupakan mitra dari Netgrit (Network for Democracy and Electoral Integrity) dalam gerakan KawalPemilu - Jaga Suara 2019. Kemitraan ini resmi terakreditasi oleh Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) RI. Selain dari kemitraan ini, situs KawalPemilu.org tidak terafiliasi dengan pihak manapun.
-
Profil Jokowi-Ma'ruf
Joko Widodo atau akrab dipanggil Jokowi (lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 21 Juni 1961) terpilih sebagai Presiden ke-7 Republik Indonesia pada 20 Oktober 2014. Ia terpilih bersama Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla dalam Pemilu Presiden 2014. Jokowi pernah menjabat Gubernur DKI Jakarta sejak 15 Oktober 2012 sampai dengan 16 Oktober 2014 didampingi Basuki Tjahaja Purnama sebagai wakil gubernur. Sebelumnya, dia adalah Wali Kota Surakarta (Solo), sejak 28 Juli 2005 sampai dengan 1 Oktober 2012 didampingi F.X. Hadi Rudyatmo sebagai wakil wali kota.
Dua tahun menjalani periode keduanya menjadi Wali Kota Solo, Jokowi ditunjuk oleh partainya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), untuk bertarung dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Semenjak terpilih sebagai gubernur, popularitasnya terus melambung dan menjadi sorotan media. Akibatnya, muncul wacana untuk menjadikannya calon presiden untuk pemilihan umum presiden Indonesia 2014. Pada tanggal 14 Maret 2014, Jokowi menerima mandat dari Megawati untuk maju sebagai calon presiden.
Berpasangan dengan Jusuf Kalla, Jokowi yang awalnya ragu melangkah, terpilih menjadi presiden ketujuh di negeri ini. Keduanya mengalahkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dalam Pilpres 2014.
Sementara Ma'ruf Amin (lahir di Tangerang, Banten, 11 Maret 1943) merupakan ulama yang kini menjabat sebagai Rais Aam Nahdatul Ulama (NU) dan Ketua Majelis Ulama Indonesia. Pada Kamis, 9 Agustus 2018 ia dideklarasikan Jokowi sebagai calon wakil presiden yang akan mendampinginya pada Pemilihan Presiden 2019.
Profil Prabowo-Sandiaga Uno
H. Prabowo Subianto Djojohadikusumo adalah seorang pengusaha, politisi, dan mantan perwira TNI Angkatan Darat. Ia menempuh pendidikan dan jenjang karier militer selama 28 tahun sebelum berkecimpung dalam bisnis dan politik. Bersama Hatta Rajasa, ia maju sebagai calon Presiden Indonesia ke-7 dalam pemilihan umum presiden Indonesia 2014.
Lahir di Jakarta, masa kecil Prabowo sebagai putra begawan ekonomi Soemitro Djojohadikoesoemo banyak dilewatkan di luar negeri bersama orangtuanya. Minatnya pada dunia militer dipengaruhi figur paman Soebianto Djojohadikusumo yang gugur dalam Pertempuran Lengkong 1946. Masuk Akademi Militer Magelang pada tahun 1970 dan lulus pada tahun 1974 sebagai letnan dua, Prabowo mencatatkan diri sebagai komandan termuda saat mengikuti operasi Tim Nanggala di Timor Timur. Kariernya melejit setelah menjabat Wakil Detasemen Penanggulangan Teror Komando Pasukan Khusus (Kopassus) pada 1983. Merengkuh jabatan Komandan Kopassus pada 1995, selang setahun ia dipromosikan sebagai Komandan Jenderal Kopasus, memimpin operasi pembebasan sandera Mapenduma. Terakhir, ia bertugas sebagai Panglima Kostrad dua bulan sampai kejatuhan Presiden Soeharto pada Mei 1998.
Setelah tidak aktif dalam dinas militer, Prabowo menghabiskan waktu di Yordania dan beberapa negera Eropa. Ia menekuni dunia bisnis, mengikuti adiknya Hashim Djojohadikusumo yang pengusaha minyak. Bisnis Prabowo meliputi sedikitnya 27 perusahaan yang bergerak di sektor berbeda. Kembali ke Tanah Air, ia berkecimpung dalam politik. Pada 2008, ia bersama rekannya mengukuhkan pembentukan Partai Gerakan Indonesia Raya. Lewat jalur perhimpunan, Prabowo merangkul petani, pedagang pasar tradisional, dan kegiatan pencak silat Indonesia. Selama dua periode, ia memimpin Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) sejak 2004.
Sementara Sandiaga Salahudin Uno, lahir di Rumbai, 28 Juni 1969. Pengusaha yang akrab dengan sebutan Sandiaga Uno ini merupakan salah satu pengusaha sukses di Indonesia. Bisnisnya meliputi usaha investasi dan menancapkan kukunya di dunia bisnis Indonesia dengan mendirikan PT Saratoga Investama Sedaya pada 1998. Pada 2016, ia dicalonkan sebagai Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta dengan calin gubernur Anies Baswedan. Sandiaga kemudian terpilih sebagai wakil gubernur DKI Jakarta.