Brilio.net - Penghitungan suara resmi pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 masih terus dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Dua pasangan calon (paslon) Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno masih menunggu hasil penghitungan suara real count Pilpres 2019.

Dilansir brilio.net dari kpu.go.id,Sabtu (4/5), hingga pukul 12:30 WIB, perhitungan real count Pilpres 2019 telah mencapai 65.40641 persen.

Paslon nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf masih unggul dengan perolehan 56,11 persen suara. Sementara itu, paslon nomor urut 02, Prabowo-Sandi memperoleh 43,89 persen suara.

Penghitungan suara yang telah direkapitulasi mencapai 531.983 dari 813.350 TPS yang ada di Indonesia.

Berikut hasil sementara real count Pilpres 2019 dari KPU:

Versi: 04 May 2019 12:30:04 Progress: 531.983 dari 813.350 TPS (65.40641%)

1. Jokowi-Ma'ruf: 56,11% atau memperoleh 56.274.563 suara.

2. Prabowo-Sandi: 43,89% atau memperoleh 44.013.291 suara.

Seperti diketahui, proses penghitungan resmi KPU dilaksanakan melalui beberapa tahapan. Hal itu diatur dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 7 Tahun 2019 tentang Perubahan Ketiga atas PKPU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Tahapan, Program, dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum Tahun 2019.

Adapun proses penghitungan resmi atau real count dimulai dari tingkat TPS pada 17-18 April lalu setelah TPS ditutup. Setelah itu, hasil penghitungan diserahkan ke tingkat KPU Kabupaten/kota dan kemudian ke KPU provinsi. Setelah menerima rekapitulasi dari provinsi, KPU pusat akan mempublikasikan hasil penghitungan suara sah secara nasional pada 22 Mei mendatang.

Profil Jokowi-Ma'ruf

Joko Widodo atau akrab dipanggil Jokowi (lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 21 Juni 1961) terpilih sebagai Presiden ke-7 Republik Indonesia pada 20 Oktober 2014. Ia terpilih bersama Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla dalam Pemilu Presiden 2014.

Sebelum menjadi presiden, Jokowi pernah menjabat gubernur DKI Jakarta sejak 15 Oktober 2012 sampai dengan 16 Oktober 2014 didampingi Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai wakil gubernur. Sebelumnya lagi, Jokowi adalah wali kota Surakarta (Solo), sejak 28 Juli 2005 sampai dengan 1 Oktober 2012 didampingi FX Hadi Rudyatmo sebagai wakil wali kota.

Dua tahun menjalani periode keduanya menjadi wali kota Solo, Jokowi ditunjuk oleh partainya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), untuk bertarung dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta berpasangan dengan Ahok.

Sejak terpilih sebagai gubernur, popularitasnya terus melambung dan menjadi sorotan media. Kemudian muncul wacana untuk menjadikannya calon presiden untuk Pemilihan Umum Presiden Indonesia 2014. Pada tanggal 14 Maret 2014, akhirnya Jokowi menerima mandat dari Megawati Soekarnoputri untuk maju sebagai calon presiden.

Berpasangan dengan Jusuf Kalla, Jokowi yang awalnya ragu melangkah terpilih menjadi presiden ketujuh di negeri ini. Keduanya mengalahkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dalam Pilpres 2014.

Sementara itu, Ma'ruf Amin (lahir di Tangerang, Banten, 11 Maret 1943) merupakan ulama yang kini menjabat sebagai Rais Aam Nahdlatul Ulama (NU) dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI). Pada Kamis 9 Agustus 2018, ia dideklarasikan Jokowi sebagai calon wakil presiden yang akan mendampinginya pada Pemilihan Presiden 2019.

Profil Prabowo-Sandiaga

H Prabowo Subianto Djojohadikusumo adalah seorang pengusaha, politisi, sekaligus mantan perwira TNI Angkatan Darat. Ia menempuh pendidikan dan jenjang karier militer selama 28 tahun sebelum berkecimpung dalam bisnis dan politik. Bersama Hatta Rajasa, ia maju sebagai calon presiden Indonesia ke-7 dalam Pemilihan Umum Presiden Indonesia 2014.

Lahir di Jakarta, masa kecil Prabowo sebagai putra begawan ekonomi Soemitro Djojohadikoesoemo banyak dilewatkan di luar negeri bersama orangtuanya. Minatnya pada dunia militer dipengaruhi figur paman Soebianto Djojohadikusumo yang gugur dalam Pertempuran Lengkong 1946. Masuk Akademi Militer Magelang pada tahun 1970 dan lulus pada tahun 1974 sebagai letnan dua, Prabowo mencatatkan diri sebagai komandan termuda saat mengikuti operasi Tim Nanggala di Timor Timur.

Kariernya semakin melejit ketika menjabat Wakil Detasemen Penanggulangan Teror Komando Pasukan Khusus (Kopassus) pada 1983. Merengkuh jabatan Komandan Kopassus pada 1995, selang setahun ia dipromosikan sebagai Komandan Jenderal Kopasus, memimpin operasi pembebasan sandera Mapenduma. Terakhir, ia bertugas sebagai Panglima Kostrad dua bulan sampai kejatuhan Presiden Soeharto pada Mei 1998.

Setelah tidak aktif dalam dinas militer, Prabowo menghabiskan waktu di Yordania dan beberapa negara Eropa. Ia menekuni dunia bisnis, mengikuti adiknya Hashim Djojohadikusumo yang pengusaha minyak. Bisnis Prabowo meliputi sedikitnya 27 perusahaan yang bergerak di sektor berbeda.

Kembali ke Tanah Air, ia berkecimpung dalam politik. Pada 2008, ia bersama rekannya mengukuhkan pembentukan Partai Gerakan Indonesia Raya. Lewat jalur perhimpunan, Prabowo merangkul petani, pedagang pasar tradisional, dan kegiatan pencak silat Indonesia. Selama dua periode, ia memimpin Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) sejak 2004.

Sementara Sandiaga Salahudin Uno (lahir di Rumbai, 28 Juni 1969) merupakan salah satu pengusaha sukses di Indonesia. Bisnisnya meliputi usaha investasi dan menancapkan kukunya di dunia bisnis Indonesia dengan mendirikan PT Saratoga Investama Sedaya pada 1998. Pada 2016, ia dicalonkan sebagai calon wakil gubernur DKI Jakarta dengan calon gubernur Anies Baswedan. Pria yang dikenal dengan panggilan Sandiaga Uno ini kemudian terpilih sebagai wakil gubernur DKI Jakarta.