Brilio.net - Cerita pendek atau cerpen adalah salah satu bentuk karya sastra yang populer dan digemari oleh banyak orang. Cerpen biasanya memiliki alur, tokoh, latar, dan tema yang sederhana dan padat, tetapi mampu menyampaikan pesan dan kesan yang mendalam kepada pembacanya.
Salah satu genre cerpen yang paling banyak diminati adalah cerpen kisah romantis. Cerpen kisah romantis adalah cerpen yang mengisahkan tentang percintaan, perasaan, dan hubungan antara dua orang atau lebih. Cerpen kisah romantis dapat membuat pembaca terbawa suasana, terharu, atau bahkan baper.
Namun, menulis cerpen kisah romantis tidaklah mudah. Kamu harus mampu menciptakan karakter, dialog, dan konflik yang menarik dan realistis. Selain itu, kamu juga harus mampu menyeimbangkan antara unsur romantis, dramatis, dan komedi, agar cerpen yang kamu buat lebih menarik pembaca.
Nah, sebagai contoh brilio.net menyajikan 10 contoh cerita pendek kisah romantis, menarik dan bikin baper yang bisa kamu baca, nikmati, maupun jadikan inspirasi, dirangkum dari berbagai sumber pada Rabu (9/1).
Contoh cerita pendek kisah romantis.
1. Cerita pendek kisah romantis: Sarang Pelangi di Langit Senja.
foto: freepik.com
Di ujung kota kecil yang dihiasi perbukitan hijau, terdapat bukit kecil yang menjadi saksi bisu cinta Rama dan Sinta. Setiap sore, mereka akan berkumpul di sana untuk menyaksikan matahari terbenam dan pertunjukan warna-warni langit senja.
Suatu hari, Rama membawa Sinta ke bukit tersebut dengan senyuman misterius di wajahnya. Mereka duduk di atas rerumputan yang lembut, memandangi langit yang mulai memerah. Rama mengeluarkan kotak kecil dari saku celananya dan tersenyum lembut.
"Dia seperti lukisan pelangi, bukan?" kata Rama, sambil menunjuk ke langit yang dipenuhi warna-warni.
Sinta mengangguk setuju, "Ya, ini selalu menjadi pemandangan yang menakjubkan."
Rama tersenyum lebih lebar, "Aku ingin kita punya sesuatu yang bisa menjadi saksi cinta kita, seperti pelangi di langit ini."
Dengan tangan gemetar, Rama membuka kotak kecil itu. Di dalamnya terdapat sejumlah balon kecil berwarna-warni yang diberi tali panjang.
"Inilah 'sarang pelangi' kita," ujar Rama sambil menunjukkan balon itu kepada Sinta. "Setiap balon memiliki warna yang berbeda, seperti perasaan kita yang bercampur aduk, tapi tetap indah."
Sinta terkejut dan terharu. Mereka bersama-sama mengikat pesan cinta kecil di setiap balon, mewakili janji dan kenangan indah yang mereka bagi bersama. Ketika semuanya siap, Rama dan Sinta melepas balon itu satu per satu.
Dengan lembut, balon-balon kecil melayang di udara. Angin senja membawa mereka pergi, membentuk jejak warna-warni di langit senja yang semakin memudar. Rama dan Sinta menatap dengan hati penuh haru, seperti melihat serangkaian impian mereka yang terbang tinggi menuju langit.
"Setiap warna mewakili satu kisah cinta kita," kata Rama sambil menatap mata Sinta.
Sinta tersenyum dan berkata, "Dan setiap kali kita melihat pelangi di langit senja, kita akan tahu bahwa 'sarang pelangi' kita masih ada di sana, di antara warna-warni yang indah itu."
Mereka duduk di bukit itu, berdua menikmati langit senja yang kini hanya menyisakan jejak pelangi yang semakin pudar. Namun, cinta mereka seperti sarang pelangi itu, tetap hadir dalam setiap warna dan kenangan yang tercipta di langit senja yang indah itu.
2. Cerita pendek kisah romantis: Dua Dosa di Paris.
foto: freepik.com
Paris, kota cinta yang tak pernah kehilangan pesonanya, menjadi saksi bisu kisah cinta antara Alex dan Laura. Keduanya, yang sebenarnya hanya turis biasa, tiba di kota indah ini dengan hati penuh harapan.
Mereka pertama kali bertemu di bawah Menara Eiffel, pada malam yang dingin dan penuh keajaiban. Alex, seorang pria yang berjiwa petualang, memutuskan untuk mengajak Laura, seorang wanita yang mencari inspirasi, untuk mengelilingi kota cinta itu bersama-sama. Malam itu, mereka mencuri satu ciuman di bawah sinar rembulan yang memancar di atas Menara Eiffel.
"Ciuman pertama di Paris, ini seperti klise dalam film romantis," kata Laura dengan senyuman malu-malu.
"Tapi setiap ciuman di Paris punya cerita uniknya sendiri," jawab Alex, menggenggam tangan Laura erat.
Keesokan harinya, mereka menjelajahi kota dengan panduan peta yang penuh dengan destinasi romantis. Di sebuah jembatan tua yang terkenal karena menjadi saksi banyak cerita cinta, mereka meninggalkan sesuatu: lukisan jantung kecil dan inisial mereka, A dan L, sebagai tanda bahwa mereka pernah berbagi momen romantis di sana.
"Kita meninggalkan jejak kita di Paris," kata Alex, melihat lukisan kecil itu.
"Sebuah dosa romantis," sahut Laura sambil tertawa.
Hari-hari mereka di Paris penuh dengan petualangan, senyum, dan ketertarikan satu sama lain. Tetapi, mereka tahu bahwa ini hanyalah kisah sesaat. Laura berasal dari New York, sementara Alex dari London. Hingga suatu malam, di depan Louvre yang megah, Alex menuturkan isi hatinya.
"Kita adalah dua orang asing yang bertemu di kota yang penuh cinta ini. Tapi aku merasa, kita punya dosa yang harus kita akui," ujar Alex, menatap Laura dengan serius.
"Dosa apa?" tanya Laura, bingung.
"Dua dosa yang tak bisa kita hindari. Pertama, mencuri satu ciuman di bawah Menara Eiffel. Dan kedua, meninggalkan jejak cinta kita di jembatan tua yang indah ini," jawab Alex.
Laura tertawa, "Itu bukan dosa, itu kenangan yang indah."
"Tapi ini juga dosa romantis yang membuat hati kita terasa berat," ucap Alex, menambahkan, "Kita adalah dua orang yang terpisah oleh jarak dan takdir."
Di akhir perjalanan mereka, di bandara Charles de Gaulle, Alex dan Laura berdiri di depan pintu keberangkatan masing-masing. Mereka saling memandang dengan mata yang penuh penyesalan.
"Ini seperti akhir dari kisah romantis kita, bukan?" ucap Laura.
Alex mengangguk, "Mungkin, tapi setidaknya kita punya dua dosa romantis yang takkan terlupakan di Paris."
Laura tersenyum, "Dua dosa yang membuat kita merasa hidup di kota cinta ini."
Mereka berpelukan untuk terakhir kalinya, merasakan getaran hati yang terasa berat. Di ujung pelukan itu, Alex mengecup lembut bibir Laura, menciptakan dosa romantis terakhir mereka. Saat mereka berpisah, Alex dan Laura meninggalkan Paris dengan hati yang terisi kenangan dan satu dosa romantis yang takkan pernah terlupakan.
3. Cerita pendek kisah romantis: Not Balok Cinta di Kafe Jazz.
foto: freepik.com
Di tengah hiruk pikuk kota yang tak pernah tidur, terdapat sebuah kafe jazz kecil yang tersembunyi di sudut jalan. Kafe itu tak hanya menyajikan musik yang mengalun merdu, tetapi juga menyimpan kisah cinta yang penuh nuansa.
Kafe itu bernama "Harmony Jazz Cafe," tempat di mana Daniel, seorang pemain saxophone berbakat, setiap malam menyajikan melodi-melodi indah. Daniel, pria yang memiliki mata yang dalam dan senyum misterius, tak pernah lupa memandangi Bella, seorang penyanyi jazz yang memukau hati setiap orang yang mendengarkan suaranya.
Bella, dengan rambut cokelat yang jatuh indah di sepanjang bahunya, selalu tampil di panggung kafe dengan penuh pesona. Setiap not yang ia nyanyikan seolah-olah mengisi ruangan dengan aroma cinta. Daniel, yang duduk di pojok kafe dengan saxophone kesayangannya, selalu terpukau oleh kecantikan suara Bella yang merayu setiap pendengar.
Suatu malam, setelah penampilan yang memukau, Daniel menyusun beberapa not balok di atas meja piringan hitam. Not-not itu menciptakan melodi cinta yang begitu indah, seakan-akan menceritakan perasaan Daniel pada Bella. Dia tahu bahwa kata-kata tak bisa menyampaikan perasaannya, maka dia memilih melodi sebagai bahasa cinta.
Bella yang penasaran dengan not-not itu mendekati meja Daniel. "Apa yang kamu tulis, Daniel?" tanya Bella sambil tersenyum.
Daniel tersenyum dan mengajak Bella duduk di sebelahnya. "Ini adalah not-not spesial untukmu, Bella. Sebuah lagu cinta yang diciptakan oleh hatiku."
Bella membaca not-not itu dengan mata berbinar. Saat melihat simbol-simbol di atas kertas, dia merasa getaran yang dalam dari hati Daniel. Kemudian, tanpa berkata apa-apa, Daniel mengambil saxophone dan memainkan melodi cinta itu.
Kafe itu menjadi sunyi, kecuali suara merdu saxophone yang membuat hati setiap pendengar terhanyut. Bella, dengan mata berkaca-kaca, merasakan getaran cinta dari setiap nadanya. Melodi itu seperti sarana magis yang menghubungkan hati Daniel dan Bella dalam keharmonisan yang tak terucapkan.
Setelah Daniel selesai memainkan saxophone, kafe itu gemuruh dengan tepuk tangan meriah dari para penikmat musik. Bella, dengan senyum yang sulit diungkapkan dengan kata-kata, memandang Daniel dengan tatapan penuh cinta.
Sejak malam itu, Daniel dan Bella seringkali menyajikan melodi cinta di kafe jazz itu. Mereka menjadi duet yang tak terpisahkan, menciptakan not-not balok cinta di setiap penampilan mereka. Kafe itu menjadi saksi bisu dari kisah cinta yang tumbuh di antara nada-nada indah yang mengalun di Harmony Jazz Cafe. Not-not balok cinta yang diciptakan oleh Daniel menjadi bukti nyata bahwa kadang-kadang cinta tak perlu kata-kata, melainkan melodi yang dapat dirasakan oleh hati.
4. Cerita pendek kisah romantis: Rahasia Bunga Sakura.
foto: freepik.com
Di bawah pohon sakura yang mekar di taman kota kecil, Hiroshi dan Aiko menemukan tempat tersembunyi yang menjadi saksi rahasia cinta mereka. Setiap musim semi, mereka bertemu di sana untuk merayakan keindahan bunga sakura yang memenuhi udara dengan keharuman dan warna yang mempesona.
Hiroshi, seorang seniman yang memiliki mata penuh inspirasi, selalu membawa kuas dan palet cat setiap kali mereka bertemu. Dia ingin menangkap keindahan bunga sakura dalam lukisannya, tetapi yang lebih penting, dia ingin merangkul keindahan Aiko dalam setiap goresan catnya.
Aiko, seorang gadis yang penyabar dan lembut, selalu membawa sekotak bento yang penuh dengan makanan lezat. Dia percaya bahwa makanan dapat menyatukan hati dan jiwa, dan setiap kali mereka berdua duduk di bawah pohon sakura, itu seperti sebuah pesta pribadi yang penuh keintiman.
Musim semi yang baru dimulai, Hiroshi dan Aiko berkumpul di bawah pohon sakura yang dipenuhi bunga pink yang mekar. Mereka duduk di atas selimut picknick, menikmati suasana yang tenang dan penuh cinta.
"Hiroshi, bagaimana jika kita merahasiakan sesuatu di bawah pohon sakura ini?" kata Aiko dengan senyum lembut di bibirnya.
"Hmm, apa itu?" tanya Hiroshi sambil merapikan kanvasnya.
Aiko membisikkan sesuatu ke telinga Hiroshi, dan matanya berbinar dengan kegembiraan. "Bagaimana kalau kita menulis harapan dan impian kita di setiap kelopak bunga sakura yang jatuh? Itu akan menjadi rahasia kita, dan kita bisa melihatnya terwujud setiap musim semi."
Hiroshi tersenyum, menyukai ide Aiko. Mereka mulai menulis harapan dan impian mereka di setiap kelopak bunga sakura yang jatuh di atas selimut mereka. Harapan tentang cinta abadi, tentang berkembang sebagai seniman, dan tentang petualangan hidup yang menyenangkan.
Mereka melanjutkan tradisi itu setiap tahunnya. Seiring waktu, bawah pohon sakura itu menjadi penuh dengan kelopak bunga sakura yang berisi harapan dan impian mereka. Rahasia itu seperti keajaiban yang menyelubungi tempat itu, dan Hiroshi dan Aiko merasa bahwa setiap bunga sakura yang mekar membawa kehidupan pada harapan mereka.
Suatu hari, ketika musim semi berubah menjadi musim panas, Hiroshi membawa Aiko ke bawah pohon sakura yang dipenuhi dengan harapan dan impian itu. Dia menjatuhkan lututnya dan mengeluarkan kotak kecil dari saku bajunya.
"Aiko, harapan dan impian kita sudah terwujud, tapi ada satu impian lagi yang ingin aku bagikan denganmu," kata Hiroshi dengan lembut.
Dia membuka kotak kecil itu dan mengeluarkan cincin berkilau. "Aiko, maukah kamu menjadi harapan terbesar dan impian yang terwujud dalam hidupku?"
Aiko terkejut dan air mata kebahagiaan mengalir di pipinya. "Ya, Hiroshi. Aku mau."
Di bawah pohon sakura yang telah menjadi saksi setiap rahasia cinta mereka, Hiroshi dan Aiko berpelukan, menikmati momen indah yang diimpikan bersama. Rahasia bunga sakura tidak lagi menjadi rahasia, melainkan menjadi kisah cinta yang dipersembahkan untuk selamanya.
5. Cerita pendek kisah romantis: Perjalanan Surat Cinta.
foto: freepik.com
Di sebuah kota kecil yang dipenuhi dengan kenangan manis, hidup seorang wanita bernama Maya. Maya adalah seorang penulis yang hidup untuk merangkai kata-kata indah. Hari-harinya diisi dengan cerita cinta yang diciptakan melalui ujung pena yang lincah.
Pada suatu pagi yang cerah, Maya menemukan selembar kertas tua dan pena tua di dalam laci lamanya. Inspirasi langsung menyapanya, dan Maya memutuskan untuk menulis surat cinta yang istimewa. Surat itu tidak hanya sekadar kata-kata, melainkan cerita tentang perjalanan cinta yang luar biasa.
Surat cinta pertama itu dia alamatkan untuk seseorang yang tak pernah ia temui. Dia menyebutnya "Pria di Antara Halaman-halaman Buku." Dalam surat itu, Maya merinci bagaimana cinta mereka tumbuh seperti karakter dalam cerita, bagaimana setiap kata-kata indah menjadi kisah romantis yang tak terlupakan.
Maya memasukkan surat itu ke dalam amplop yang indah dan menuliskan alamat misterius di depannya. "Ke Tujuan yang Tidak Diketahui." Kemudian, Maya membawa surat itu ke kantor pos setempat, memberinya kepada petugas pos dengan senyuman misterius.
"Pastikan surat ini sampai ke tangan yang benar, ya?" ucap Maya dengan penuh semangat.
Petugas pos tersenyum melihat semangat Maya. "Akan saya pastikan."
Setelah itu, setiap hari Maya menulis surat cinta baru. Setiap surat menceritakan babak baru dalam perjalanan cinta yang semakin mendalam dan penuh warna. Dia menuliskan tentang pertemuan romantis di bawah pohon cemara, tentang tawa dan tangis yang mereka bagi bersama, tentang impian yang mereka rancang bersama.
Setiap surat cinta dikirim dengan alamat yang berbeda-beda. "Ke Pria yang Menunggu di Tepi Pantai," "Ke Pria yang Membuatku Tertawa di Bawah Hujan," dan masih banyak lagi. Maya merasa bahagia dalam setiap kata yang ia tulis, seolah-olah cintanya menjadi lebih nyata melalui tinta yang tercetak di kertas.
Seiring berjalannya waktu, Maya melupakan alasan dia mulai menulis surat-surat itu. Mungkin itu hanyalah cara untuk menyelam dalam fantasi cintanya, atau mungkin caranya untuk mengekspresikan perasaan yang sulit diungkapkan secara langsung.
Suatu hari, Maya menerima sebuah surat balasan. Surat itu datang dari alamat yang tidak pernah dia ketahui sebelumnya. Saat dia membuka amplop itu, matanya berbinar-binar. Itu adalah surat cinta yang penuh dengan kata-kata indah, menjelaskan setiap momen yang pernah Maya tulis.
"Pria di Antara Halaman-halaman Buku" ternyata mengetahui surat-surat itu. Dia juga merasakan perjalanan cinta yang sama, meskipun tak pernah bertemu langsung. Dia menceritakan bagaimana setiap surat cinta telah mengisi hari-harinya dengan kebahagiaan.
Maya dan Pria di Antara Halaman-halaman Buku menjadi terhubung melalui kata-kata. Mereka membangun dunia cinta mereka sendiri, meskipun terpisah oleh jarak dan waktu. Dan setiap surat cinta yang mereka tulis dan baca menjadi saksi perjalanan cinta yang mereka bangun bersama, di antara halaman-halaman buku kehidupan mereka.
6. Cerita pendek kisah romantis: Bunga di Atas Jendela.
foto: freepik.com
Di sebuah desa kecil yang dihiasi oleh pepohonan hijau dan jalan setapak yang berbatasan dengan bunga-bunga berwarna-warni, hiduplah seorang gadis bernama Natalie. Desa itu tenang, tapi kehidupan Natalie penuh warna dan kebahagiaan. Di kamar tidurnya yang terletak di atas toko bunga keluarganya, Natalie memiliki jendela besar yang selalu terbuka, memberinya pandangan indah ke kebun bunga di luar.
Suatu hari, ketika angin musim semi membawa aroma harum bunga, Natalie melihat seorang pemuda bernama Ethan yang berjalan melintasi toko bunga keluarganya. Mata mereka bertemu, dan serasa ada magnet yang menarik hati mereka satu sama lain. Seiring berjalannya waktu, pertemuan mereka tidak sengaja semakin sering terjadi.
Ethan, seorang seniman yang mencari inspirasi, menemukan daya tarik yang tak tergambarkan di dalam toko bunga Natalie. Natalie, seorang pemilik toko bunga yang penuh semangat, melihat dalam setiap lukisan Ethan potret keindahan yang tak terlihat oleh mata orang lain.
Setiap hari, Ethan berjalan di depan toko bunga itu, dan Natalie selalu berada di sana untuk menyambutnya. Mereka mulai berbagi cerita, tertawa bersama, dan merasakan keajaiban cinta yang tumbuh di antara bunga-bunga yang mekar di toko Natalie.
Suatu pagi, Ethan datang membawa sebuah pot bunga dengan bunga yang belum pernah dilihat Natalie sebelumnya. "Ini bunga langka yang baru saja aku temukan di hutan. Aku pikir, mereka akan cocok dengan keindahan bunga-bunga di tokomu," kata Ethan sambil tersenyum.
Natalie sangat senang dan segera menempatkan pot bunga itu di atas jendela kamarnya. Bunga-bunga langka itu memberikan warna baru dan aroma yang menyegarkan ke dalam toko bunga itu. Setiap kali Natalie melihat bunga-bunga itu, dia teringat akan Ethan dan keajaiban cinta yang mereka bagi.
Pada suatu malam yang cerah, di bawah gemerlap bintang-bintang, Ethan membawa Natalie ke kebun bunga rahasia yang ia temukan di pinggir desa. Kebun itu dikelilingi oleh bunga-bunga yang hanya mekar pada malam tertentu, menciptakan pemandangan yang indah dan romantis.
"Kau seperti bunga-bunga ini, Natalie. Cantik, unik, dan selalu membuat hatiku mekar setiap kali aku melihatmu," kata Ethan sambil meraih tangan Natalie.
Natalie tersenyum dan merasa hatinya dipenuhi kebahagiaan. Mereka berdua berjalan di antara bunga-bunga yang berkilau di bawah cahaya bulan. Di tengah keheningan malam, Ethan mengungkapkan perasaannya pada Natalie, menciptakan momen yang tak terlupakan di kebun bunga rahasia itu.
Sejak malam itu, bunga-bunga di atas jendela Natalie dan bunga-bunga di kebun rahasia Ethan menjadi saksi bisu dari perjalanan cinta mereka yang penuh warna dan indah. Setiap kali angin musim semi membawa aroma bunga, Natalie dan Ethan selalu teringat akan hari-hari indah yang mereka bagi bersama di bawah bayangan bunga-bunga yang mekar di atas jendela.
7. Cerita pendek kisah romantis: Detik-detik di Stasiun Kereta.
foto: freepik.com
Stasiun kereta tua di tengah kota tua menjadi saksi bisu dari kisah cinta yang bersemi antara Maya dan Dika. Setiap hari, di platform yang penuh kenangan itu, detik-detik cinta mereka berputar seperti jarum jam yang tak henti-hentinya.
Maya, seorang wanita yang mencintai senja, seringkali berdiri di tepi platform ketika matahari terbenam. Dia selalu membawa buku catatan dan pensil, mencatat setiap perasaan yang muncul saat matahari meredup. Di hari-hari yang penuh warna itu, Maya merasa seolah-olah dunia ini memilikinya.
Dika, seorang fotografer yang senang menangkap momen-momen indah, melihat Maya untuk pertama kali di stasiun kereta itu. Maya yang tengah meresapi indahnya senja menjadi objek yang sempurna bagi Dika. Dengan kamera di tangannya, Dika mengabadikan gambar Maya yang tengah terhanyut dalam keindahan senja.
Suatu hari, Dika mendekati Maya dan menunjukkan foto yang dia ambil. "Aku melihatmu di sini setiap hari, dan kau terlihat seperti sosok yang diciptakan khusus untuk senja ini," ucap Dika dengan senyuman hangat.
Maya terkejut namun tersenyum. "Terima kasih. Namaku Maya."
"Dika," sahut pemuda itu sambil memberikan salam.
Sejak pertemuan itu, Maya dan Dika sering bertemu di stasiun kereta. Setiap hari, mereka menghabiskan detik-detik indah bersama, berbicara tentang senja, melihat kereta yang melintas, dan menikmati momen-momen sederhana yang berharga.
Di suatu sore yang cerah, Dika membawa kamera dan meminta Maya untuk duduk di tengah platform. "Aku ingin mengabadikanmu dalam satu frame yang istimewa," ujarnya.
Maya pun duduk, dan Dika mulai memotretnya dengan penuh kasih sayang. Detik-detik itu menjadi momen yang tak terlupakan, seperti kisah cinta yang tumbuh di antara rel-rel kereta yang tak pernah berhenti berputar.
Setiap foto yang diambil Dika menjadi kumpulan kenangan indah. Mereka menggantung foto-foto itu di sepanjang platform stasiun, menciptakan galeri cinta mereka sendiri. Setiap gambar menggambarkan detik-detik kebahagiaan, tawa, dan perasaan yang terus tumbuh di antara mereka.
Hingga suatu hari, Dika datang dengan senyuman penuh harap. "Maya, bagaimana kalau kita melangkah ke stasiun baru dalam hidup kita?" tanyanya sambil menunjukkan sekeping tiket kereta.
Maya tersenyum dan merasa hatinya berdebar-debar. Mereka naik kereta bersama, meninggalkan stasiun kereta tua yang penuh kenangan. Stasiun itu mungkin hanya sepotong kisah dalam perjalanan hidup mereka, tetapi detik-detik cinta di sana telah membentuk dasar kisah cinta yang takkan pernah terlupakan. Dan begitu kereta itu berangkat, Maya dan Dika tahu bahwa perjalanan mereka bersama baru saja dimulai. Detik-detik cinta mereka berputar di atas rel hidup, menuju stasiun berikutnya dalam kisah yang tak berujung.
8. Cerita pendek kisah romantis: Bisikan Ombak di Pantai Terpencil.
foto: freepik.com
Di sebuah pantai terpencil yang dipayungi oleh pohon kelapa dan dikelilingi oleh tebing karang, hidup seorang wanita bernama Aria. Pantai itu tersembunyi dari keramaian kota, namun di sana Aria menemukan ketenangan yang tak tergantikan. Setiap pagi, Aria duduk di atas batu besar yang terletak di pinggir pantai, menikmati keindahan matahari terbit yang memancarkan warna-warni hangat.
Suatu hari, ketika ombak menyapa pantai dengan lembut, Aria merasa ada kehadiran yang berbeda di sana. Dia memperhatikan seorang pria yang berjalan dengan langkah-langkah pelan di sepanjang tepi pantai. Pria itu bernama Rama, seorang petualang yang mencari kedamaian setelah menjelajahi dunia.
Rama terpesona oleh keindahan pantai itu dan terdiam sejenak ketika mata mereka bertemu. Aria memberi senyuman ramah, dan Rama melangkah mendekati.
"Namaku Rama. Pantai ini indah sekali," ucapnya dengan suara lembut.
"Aku Aria. Terima kasih. Ini adalah tempat yang istimewa bagiku," jawab Aria.
Sejak hari itu, Aria dan Rama sering bertemu di pantai terpencil itu. Mereka berjalan-jalan di sepanjang pantai, berbagi cerita, dan menikmati bisikan ombak yang membawa kedamaian kepada mereka. Aria mulai merasakan kehadiran Rama seperti gelombang yang lembut, menghanyutkannya ke dalam perasaan yang tak pernah dia rasakan sebelumnya.
Di salah satu senja yang indah, Aria dan Rama duduk bersama di atas batu besar yang menjadi tempat favorit Aria. Matahari terbenam memancarkan cahaya oranye ke langit, menciptakan latar belakang yang indah untuk momen istimewa mereka.
"Setiap ombak di sini sepertinya memberikan pesan cinta," ucap Rama sambil menatap ke laut yang tenang.
"Aku suka berpikir bahwa setiap ombak membawa cerita cinta yang tak terkatakan," sahut Aria, tersenyum.
Rama menatap Aria dengan tulus. "Dan aku suka berpikir bahwa kita bisa menjadi bagian dari cerita cinta itu."
Ketika matahari benar-benar terbenam dan langit malam mulai menunjukkan bintang-bintangnya, Rama menarik sesuatu dari saku bajunya. Itu adalah cincin sederhana yang bersinar lembut di bawah cahaya rembulan.
"Aria, apakah kau mau bersamaku dalam setiap detik ombak yang membawa kita ke petualangan cinta ini?" tanya Rama sambil meraih tangan Aria.
Aria terkejut dan tersenyum bahagia. "Tentu, Rama. Aku mau."
Rama meletakkan cincin di jari manis Aria, menciptakan kilauan kecil yang bersinar di bawah langit malam. Mereka merayakan momen indah itu dengan pelukan hangat di bawah pohon kelapa yang tinggi.
Sejak itu, pantai terpencil itu menjadi saksi bisu dari kisah cinta Aria dan Rama. Setiap kali mereka mendengarkan bisikan ombak, mereka tahu bahwa cinta mereka, seperti ombak yang tak pernah berhenti menghanyutkan pasir pantai, akan terus tumbuh dalam kedamaian dan keindahan yang ditemukan di pantai terpencil itu.
9. Cerita pendek kisah romantis: Roda Keberuntungan di Taman Bermain.
foto: freepik.com
Di sebuah taman bermain yang penuh dengan tawa dan riuh rendah anak-anak, hidup seorang gadis bernama Luna. Dia adalah seorang pengunjung setia taman bermain itu, menemukan kebahagiaannya dalam setiap permainan dan atraksi yang ada. Taman bermain itu menjadi tempat yang spesial baginya, tempat di mana dia merasakan kebebasan dan kegembiraan.
Suatu hari, Luna memutuskan untuk mencoba permainan roda keberuntungan yang baru saja dipasang di taman bermain itu. Dia membayar tiketnya dengan senyuman, tidak tahu bahwa di balik roda keberuntungan itu, takdirnya sedang berputar.
Sementara Luna menunggu giliran, seorang pria bernama Adrian, seorang pembuat mainan yang baru saja membuka toko di dekat taman bermain, melintas di sebelahnya. Matanya tertarik oleh senyuman ceria Luna dan kegembiraannya yang tampak begitu nyata.
"Apakah kamu sering datang ke sini?" tanya Adrian dengan ramah.
Luna tertawa, "Ya, aku rasa aku adalah pengunjung setia taman ini. Ini adalah tempat yang membuatku bahagia."
"Bagaimana kalau kita mencoba roda keberuntungan bersama?" ajak Adrian.
Luna setuju, dan mereka berdua menunggu giliran dengan antusias. Saat roda keberuntungan berputar, Luna memejamkan mata sambil memegang erat tangan Adrian. Tiba-tiba, roda itu berhenti, dan secercah cahaya mendarat di angka yang membuat keduanya tertegun.
"Kamu menang! Hadiah khusus untukmu," ujar penjaga permainan sambil memberikan sepasang gelang yang berkilau.
Luna dan Adrian saling memandang dengan senyuman bahagia. Gelang itu menjadi ikatan tak terlihat antara mereka berdua. Sejak saat itu, Luna dan Adrian sering bertemu di taman bermain, menjelajahi setiap permainan dan atraksi bersama-sama.
Mereka menemukan kebahagiaan dalam setiap momen bersama, seperti anak-anak yang mengejar impian mereka di taman bermain. Luna dan Adrian menjadi pasangan yang tak terpisahkan, saling mendukung dan saling menginspirasi satu sama lain.
Suatu hari, di bawah lampu-lampu warna-warni taman bermain yang menyala, Adrian menarik Luna ke tepi taman yang lebih sepi. Di bawah bintang-bintang yang bersinar di langit malam, Adrian mengeluarkan kotak kecil dari saku bajunya.
"Luna, aku ingin merayakan setiap detik bahagia yang kita bagi bersama. Apakah kamu mau menjadi roda keberuntungan sepanjang hidupku?" ucap Adrian sambil membuka kotak itu, memperlihatkan cincin berkilau di dalamnya.
Luna terkejut dan senang. "Tentu, Adrian. Aku mau."
Mereka memeluk erat di tengah taman bermain yang sepi. Di bawah langit malam yang indah, mereka merayakan cinta mereka yang tumbuh seperti roda keberuntungan di taman bermain. Gelang dan cincin itu bukan hanya simbol kemenangan, melainkan ikatan yang tak terputus antara dua hati yang menemukan kebahagiaan sejati di antara riuh rendah dan tawa di taman bermain itu.
10. Cerita pendek kisah romantis: Rendezvous di Jalanan Kuno.
foto: freepik.com
Di sebuah kota tua yang dipenuhi dengan jalanan berbatu dan bangunan-bangunan bersejarah, hidup seorang wanita bernama Elisa. Dia adalah arsitek yang mencintai keindahan jalanan kuno dan arsitektur klasik. Setiap hari, Elisa berjalan-jalan di jalanan kota itu, membiarkan setiap langkahnya menyusuri sejarah yang tertanam dalam batu-batu jalan.
Pada suatu sore yang cerah, Elisa melihat seorang pria yang berdiri di depan sebuah toko buku langka. Pria itu, bernama Alex, seorang penulis yang tertarik pada cerita-cerita lama dan sejarah kota tua. Mata mereka bertemu, dan seakan ada kekuatan magis yang menarik mereka satu sama lain.
Elisa dan Alex mulai bertemu di jalanan kuno itu, saling berbagi pengetahuan mereka tentang sejarah kota dan mengeksplorasi setiap sudut yang tersembunyi. Mereka mengunjungi kafe-kafe tua, membaca buku-buku langka di toko buku, dan berbagi impian dan cerita masing-masing.
Suatu hari, Elisa mengajak Alex ke salah satu jalanan kuno yang paling terkenal di kota itu. Jalanan itu dipenuhi dengan lampu-lampu jalan yang antik dan bangunan tua yang penuh dengan karakter. Di tengah jalanan yang sepi, mereka menemukan panggung kecil yang terdapat di antara dua gedung bersejarah.
"Seringkali ada pertunjukan seni di sini," kata Elisa sambil menunjuk panggung kecil itu. "Apa kamu mau mencoba?"
Alex tersenyum setuju, dan mereka berdua mengambil alat musik yang ada di dekat panggung. Tanpa direncanakan, Elisa mulai memainkan melodi lembut di biola, sedangkan Alex menyusul dengan alunan gitar yang merdu.
Mereka menciptakan musik yang mengisi jalanan kuno itu, seolah-olah membuka lembaran-lembaran sejarah yang telah terlupakan. Orang-orang yang lewat terpesona dengan keindahan musik mereka, dan suasana romantis itu membuat Elisa dan Alex semakin terikat satu sama lain.
Setelah pertunjukan selesai, mereka duduk di tangga tua di tepi jalanan. Bulan purnama bersinar terang di langit, menambah keindahan malam itu.
"Jalanan ini punya cerita sendiri, bukan?" ujar Alex dengan penuh kagum.
Elisa mengangguk. "Iya, dan sekarang, jalanan ini menjadi saksi dari pertemuan kita."
Alex mengambil tangan Elisa dan tersenyum. "Saya beruntung sekali bisa bertemu denganmu di jalanan kuno ini."
Elisa membalas senyumnya. "Saya juga merasa sama. Bagaimana kalau kita terus menjelajahi jalanan ini bersama-sama?"
Alex setuju, dan mereka berdua berjalan bersama di jalanan kuno yang dipenuhi dengan cerita dan kenangan. Rendezvous di jalanan kuno itu menjadi awal dari kisah cinta mereka yang tumbuh di antara keindahan sejarah dan seni, di mana setiap langkah mereka dijalani dengan langgam romantis yang hanya bisa ditemukan di jalanan yang telah menyaksikan banyak kisah cinta sepanjang masa.
Recommended By Editor
- Contoh cerpen 1000 kata dengan tema keluarga, kampung halaman, dan cinta, lengkap dengan penjelasannya
- Contoh cerpen tentang perpisahan sekolah, lengkap dengan ciri-cirinya
- Kisah viral murid menikahi gurunya, sudah sama-sama jatuh cinta sejak awal jumpa
- Bukan minyak goreng, ini cara usir hama semut dan kutu putih di tanaman tomat pakai 2 bahan dapur
- Tanpa pewarna kimia, ini cara menghitamkan kembali uban prematur secara alami pakai 1 jenis minuman