Brilio.net - Sekolah adalah tempat bernaung bagi para siswa dan siswi untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya. Sekolah juga merupakan wadah bagi para murid untuk bersosialisasi, mengeluarkan aspirasi, serta berkreasi dalam berbagai hal apapun. Secara alamiahnya, para siswa saling terkoneksi satu sama lain karena faktor kesukaan, hobi, hingga hal-hal menarik lainnya. Namun, karena ada kalanya perbedaan diantara mereka, menyebabkan timbul sepercik bumbu pertikaian yang umumnya diawali oleh perselisihan sepele.

Salah satu tindak perselisihan yang menjadi problema dikalangan siswa dan siswi sekolah adalah berbagai aksi dikriminasi yang tertuju pada beberapa murid tertentu. Hal itu membuat sang korban mengalami trauma dan gangguan mental yang berpengaruh kepada kemampuan akademis. Situasi ini diperparah dengan pelaku yang tidak mengenal status, baik guru, staf, atau sesama murid, dengan gampangnya melakukan tindak diskriminasi tanpa ada hukuman tegas atas tindakannya.

Mungkin jika kamu perhatikan, aksi diskriminasi dan juga praktik perselisihan sejenis antar siswa sangat jamak terjadi. Dari yang awalnya hanya bermula dari ejekan ringan, ketidaksukaan yang bersifat sepele, namun lama kelamaan akan menjadi sebilah pedang yang menikam keduanya. Hal ini diperparah dengan kebiasaan para siswa yang senang berkelompok, sehingga jika diantara mereka ada yang berselisih, maka satu kelompok atau golongan para siswa tersebut akan ikut memusuhi si korban dan juga kelompoknya. Hal ini terus berkembang hingga dampaknya meluas dan akibatnya kegiatan belajar mengajar tidak lagi menyenangkan seperti sedia kala.

Lalu apakah kamu tahu contoh diskriminasi di sekolah apakah yang sering terjadi? Atau darimanakah sumber atau asas diskriminasi tersebut bermula atau tertuju pada siapa? Berikut 10 contoh diskriminasi di sekolah yang sering diabaikan, seperti dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Senin (18/3).

Contoh diskriminasi di sekolah yang memiliki dampak yang fatal

contoh diskriminasi di sekolah  Freepik

foto: freepik.com

Diskriminasi di sekolah sering kali terjadi karena berbagai perbedaan yang sering muncul di suatu golongan siswa, biasanya sang korban memiliki ketidaksamaan kondisi fisik, mental, ataupun kebutuhan serta perbedaan yang mencolok dibandingkan dengan teman sebayanya. Perbedaan tersebut alhasil membuat dirinya lebih mencolok dibandingkan para siswa lainnya. Jika hal ini terus dibiarkan tanpa ada pembinaan, dampak serta akibat yang dialami sang korban akan sangat fatal. Adapun contoh diskriminasi di sekolah sebagai berikut:

1. Diskriminasi berdasarkan stereotip gender.

Contoh diskriminasi di sekolah yang paling umum terjadi ialah diskriminasi yang didasari oleh stereotip gender yang berbeda. Hal ini ditunjukkan dengan posisi laki-laki selalu dilebihkan dibanding dengan posisi perempuan. Contohnya, soal aturan berpakaian, aturan belajar, aturan dalam ekstrakulikuler dan lain sebagainya, seringkali hanya menguntungkan sebelah pihak. Sedangkan banyak sekali siswi perempuan yang juga memiliki hak yang setara. Hal ini menyebabkan timbulnya ejekan atau cibiran dari para murid laki-laki terhadap murid perempuan jika ada hal-hal yang dianggap tidak biasa.

2. Diskriminasi berdasarkan ras dan etnis.

Ras dan etnis adalah dua hal yang sangat mudah sekali memancing perselisihan karena perbedaan yang sangat mencolok. Jika pada suatu sekolah yang dimana memiliki siswa-siswi dengan mayoritas dengan ras atau etnis serupa, kehadiran sosok murid yang beretnis berbeda akan menarik perhatian sekitar. Seringkali karena perbedaan kondisi fisik seperti warna kulit, rambut, dan sejenisnya membuat para teman disekitarnya mencibir dirinya dengan julukan atau panggilan yang kurang baik. Dikarenakan posisi korban adalah minoritas, alhasil tidak ada yang mampu membela dirinya dan menyadarkan para teman disekitarnya untuk saling menghormati serta menyadari akan kerukunan serta toleransi.

3. Diskriminasi berdasarkan siswa berkebutuhan khusus.

Contoh diskriminasi di sekolah yang juga sering terjadi namun diabaikan yakni diskriminasi terhadap para siswa berkebutuhan khusus. Kondisi ini sering terjadi pada sekolah negeri umum atau swasta yang belum memiliki sistem pendidikan inklusi yang mumpuni. Akibatnya para siswa berkebutuhan khusus seringkali mendapatkan perlakuan tidak mengenakkan karena perbedaan yang dimiliki dirinya dibandingkan dengan teman-teman sebayanya. Fasilitas serta layanan pendidikan yang mendukung adalah kunci keselamatan mereka dalam menimba ilmu di sekolah dalam kondisi yang ideal.

4. Diskriminasi karena penyalahgunaan kekuasaan oleh guru atau staf sekolah.

Kadang-kadang, guru atau staf sekolah menggunakan kekuasaan mereka untuk mendiskriminasi siswa tertentu, entah itu berdasarkan latar belakang sosial, ekonomi, atau faktor lainnya. Hal ini bisa berdampak fatal jika siswa merasa tidak ada tempat untuk melaporkan perlakuan tersebut atau jika mereka merasa terancam.

5. Diskriminasi berdasarkan strata ekonomi keluarga.

Contoh diskriminasi di sekolah yang juga banyak menelan korban, kerapkali disebabkan karena strata ekonomi keluarga yang berbeda. Hal ini ditujukan kepada para siswa yang memiliki kondisi ekonomi keluarga ditingkat bawah. Banyak sekali para murid yang menjadi sasaran bullying oleh para pelaku hanya karena kondisi ekonomi yang tidak memadai. Hal itu bermula dari penampilan, akademis, serta kehidupan di luar sekolah yang menjadi bahan cibiran para siswa yang berkecukupan. Hal ini diperparah dengan ketidakmampuan sang korban untuk mendapatkan porsi pendidikan yang ideal karena terkendala biaya yang sangat tinggi. Alhasil banyak dari mereka yang lebih memilih mencari uang ketimbang belajar di sekolah.