Brilio.net - Ingat nggak kalian dengan film " Budi Pekerti"?. Di dalam film ini menceritakan tentang bagaimana kehidupan menjadi seorang guru pada masa Covid-19.

Salah satu scene yang ditunjukkan adalah bagaimana pemeran yang menjadi guru tersebut memberikan hukuman bagi siswa yang melanggar aturan yang telah disepakati oleh para siswa di kelas daringnya. Salah satu bentuk mendidik itu disebut dengan teori behavioristik.

Teori behavioristik sebenarnya berasal dari ilmu psikologi. Teori ini merupakan pendekatan dalam psikologi yang menekankan pentingnya pengamatan perilaku yang dapat diamati secara eksternal. Dalam konteks pendidikan, teori ini memiliki implikasi yang signifikan dalam peran guru atau tenaga pengajar dalam mengembangkan strategi pembelajaran yang efektif.

Dalam dunia pendidikan, teori behavioristik memainkan peran krusial dalam membentuk perilaku siswa melalui pendekatan yang berfokus pada stimulus dan respons. Teori ini meyakini bahwa perilaku manusia dapat diobservasi, diukur, dan dipelajari melalui interaksi dengan lingkungan sekitarnya.

Di sekolah, penerapan teori behavioristik menjadi fondasi bagi berbagai strategi pembelajaran dan manajemen kelas yang bertujuan meningkatkan disiplin, respons, dan ketaatan siswa.

Dalam kelas, guru dapat memperhatikan bagaimana peserta didik merespons materi pelajaran, berinteraksi dengan teman sekelas, dan menunjukkan kedisiplinan. Dengan memahami perilaku ini, guru dapat mengadaptasi metode pengajaran untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Lalu apa saja contoh dari teori behavioristik yang bisa diterapkan di sekolah?. Dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Selasa (5/3), inilah contoh penerapan teori behavioristik di sekolah bikin siswa lebih disiplin dan cepat tanggap.

Contoh penerapan teori behavioristik di sekolah.

teori behavioristik freepik.com

foto: freepik.com

1. Sistem reward dan punishment

teori behavioristik freepik.com

foto: freepik.com

Reward (Penghargaan) adalah bentuk pengakuan atas pencapaian siswa dalam belajar. Memberikan penghargaan kepada siswa memiliki beberapa manfaat. Sedangkan punishment (Hukuman) adalah konsekuensi atas perilaku siswa yang tidak sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku.

Tujuan hukuman adalah membentuk perilaku siswa agar lebih baik dan mengurangi perilaku negatif. Pemberian pujian atau hadiah kepada siswa yang menunjukkan perilaku positif seperti disiplin, kerja keras, atau kepatuhan. Di sisi lain, pemberian konsekuensi atau sanksi bagi siswa yang melanggar aturan dapat menjadi contoh efektif dari penerapan teori ini.

2. Tata tertib dan aturan sekolah yang jelas

teori behavioristik freepik.com

foto: freepik.com

Dalam lingkungan sekolah, tata tertib dan aturan memiliki peran krusial dalam membentuk perilaku siswa, menciptakan ketertiban, dan memastikan efektivitas pembelajaran. Aturan-aturan ini bukan hanya sekadar pedoman, tetapi juga cerminan nilai-nilai yang dianut oleh sekolah dan masyarakat sekitar.

Dengan mengikuti tata tertib yang jelas, siswa dapat berinteraksi dengan sopan santun, menjaga kebersihan, dan membangun iklim belajar yang kondusif. Penyusunan tata tertib dan aturan sekolah yang jelas dengan konsekuensi yang jelas jika aturan dilanggar sangat penting dilakukan. Dan juga kepastian konsekuensi dapat memberikan panduan yang jelas kepada siswa tentang apa yang diharapkan dan apa yang dihindari.

 

3. Modeling atau pembelajaran dengan contoh

teori behavioristik freepik.com

foto: freepik.com

Model pembelajaran melibatkan pola atau rencana yang sistematis dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan serta melaksanakan aktivitas pembelajaran. Misalnya adalah Guru sebagai model yang baik dengan menunjukkan perilaku yang diharapkan, seperti kehadiran tepat waktu, tata krama yang baik, dan kerja sama. Siswa dapat meniru perilaku tersebut melalui proses pembelajaran dengan contoh.

4. Penguatan positif

Penguatan positif adalah pemberian hadiah atau imbalan yang menguatkan perilaku yang diinginkan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemungkinan perilaku tersebut terulang di masa depan. Contohnya adalah Di kelas, guru memberikan pujian kepada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik. Pujian ini berfungsi sebagai penguatan positif. Sertifikat penghargaan atau hadiah fisik juga dapat menjadi bentuk penguatan positif.

5. Jadwal dan rutinitas yang teratur

teori behavioristik freepik.com

foto: freepik.com

Menyusun jadwal dan rutinitas harian yang teratur, termasuk jadwal belajar, istirahat, dan kegiatan ekstrakurikuler. Rutinitas dapat membantu menciptakan lingkungan yang terstruktur dan mendukung perilaku yang diinginkan.

6. Sistem penghargaan kelas

Menyelenggarakan sistem penghargaan kelas, seperti lencana atau stiker positif untuk setiap pencapaian atau perilaku baik siswa. Siswa dapat merasa termotivasi untuk mencapai lebih banyak prestasi positif.

7. Pengelolaan kelas yang efektif

Menerapkan strategi pengelolaan kelas yang efektif, seperti memberikan perhatian lebih pada siswa yang menunjukkan perilaku positif, serta memberikan sanksi yang konsisten dan adil kepada siswa yang melanggar aturan.

8. Sistem token atau koin

Memberikan token atau koin sebagai bentuk reward yang dapat ditukarkan dengan hadiah atau keuntungan tertentu. Ini menciptakan insentif tambahan bagi siswa untuk menunjukkan perilaku positif.

9. Prosedur tindakan yang konsisten

Menyusun prosedur tindakan yang konsisten bagi siswa yang melanggar aturan, termasuk langkah-langkah seperti peringatan, konsekuensi, dan pemulihan. Konsistensi dapat membantu menciptakan prediktabilitas dalam perilaku siswa.

10. Penerapan konseling dan pembinaan

Melibatkan konseling dan pembinaan bagi siswa yang mengalami kesulitan atau menunjukkan perilaku yang tidak diinginkan. Proses ini dapat membantu mengidentifikasi penyebab perilaku dan memberikan dukungan yang sesuai.