Brilio.net - Puasa merupakan ibadah yang sangat istimewa dalam Islam. Selain puasa wajib di bulan Ramadan, umat Muslim juga dianjurkan untuk menjalankan puasa sunnah. Puasa sunnah ini selain untuk mendekatkan diri kepada Allah, juga memiliki berbagai manfaat baik secara spiritual maupun kesehatan.

Ada banyak jenis puasa sunnah yang bisa dilakukan sepanjang tahun, dan masing-masing memiliki keutamaan dan waktu pelaksanaannya tersendiri. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai 10 macam puasa sunnah beserta waktu pelaksanaannya, yang disajikan dengan bahasa kasual dan mudah dipahami.

Brilio.net lansir dari berbagai sumber, berikut 10 macam-Macam puasa sunnah dan waktu pelaksanaannya, panduan lengkap dengan waktu pelaksanaannya pada Senin (9/9).

1. Puasa Senin-Kamis.

Puasa sunnah yang paling dikenal oleh banyak orang adalah puasa Senin-Kamis. Sesuai namanya, puasa ini dilakukan setiap hari Senin dan Kamis. Rasulullah SAW sangat sering melakukan puasa pada dua hari ini, sehingga menjadikannya salah satu amalan sunnah yang sangat dianjurkan.

Mengapa Senin dan Kamis? Ada beberapa keutamaan di balik dua hari ini. Salah satunya adalah karena pada hari Senin dan Kamis, amalan-amalan manusia diangkat dan dilaporkan kepada Allah. Dalam hadis disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

"Amalan-amalan manusia dilaporkan pada hari Senin dan Kamis, maka aku ingin amalanku dilaporkan ketika aku dalam keadaan berpuasa." (HR. Tirmidzi)

2. Puasa ayyamul bidh (puasa pertengahan bulan).

Puasa ayyamul bidh dilakukan pada setiap pertengahan bulan Hijriyah, yaitu pada tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan Hijriyah. Puasa ini disebut "Ayyamul Bidh" yang artinya "hari-hari putih" karena pada tiga hari tersebut, malam-malamnya terang benderang oleh cahaya bulan purnama.

Puasa ayyamul bidh sangat dianjurkan karena memiliki banyak keutamaan. Salah satunya adalah karena puasa ini mendatangkan pahala yang besar. Rasulullah SAW bersabda:

"Puasa pada tiga hari di setiap bulannya adalah seperti puasa sepanjang tahun." (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Puasa Syawal.

Puasa Syawal dilakukan selama enam hari di bulan Syawal, setelah hari raya Idul Fitri. Puasa ini bisa dilakukan secara berturut-turut atau dipisah-pisah selama bulan Syawal. Rasulullah SAW sangat menganjurkan umatnya untuk berpuasa enam hari di bulan Syawal.

Keutamaannya luar biasa, karena siapa yang berpuasa Ramadan lalu dilanjutkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka seakan-akan dia berpuasa selama satu tahun penuh. Rasulullah SAW bersabda:

"Barangsiapa berpuasa Ramadan kemudian mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal, maka itu seperti puasa setahun penuh." (HR. Muslim)

4. Puasa Asyura.

Puasa Asyura adalah puasa yang dilakukan pada tanggal 10 Muharram. Ini adalah salah satu puasa sunnah yang sangat istimewa karena menghapuskan dosa-dosa setahun yang lalu. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:

"Puasa pada hari Asyura, aku berharap kepada Allah untuk menghapuskan (dosa-dosa) setahun sebelumnya." (HR. Muslim)

Selain itu, disunnahkan juga untuk berpuasa pada tanggal 9 Muharram sebagai tambahan untuk menyelisihi kaum Yahudi yang juga berpuasa pada tanggal 10 Muharram.

5. Puasa tasu’a.

Puasa tasu’a dilakukan pada tanggal 9 Muharram, sehari sebelum puasa Asyura. Seperti disebutkan sebelumnya, puasa ini dianjurkan untuk dilakukan bersama puasa Asyura agar umat Muslim bisa menyelisihi kebiasaan puasa kaum Yahudi yang hanya berpuasa pada tanggal 10 Muharram.

Puasa tasu’a dan Asyura memiliki nilai spiritual yang tinggi, terutama dalam mengingat perjuangan dan pengorbanan Nabi Musa AS serta pengikutnya yang diselamatkan dari Firaun pada hari Asyura.

6. Puasa Arafah.

Puasa Arafah adalah puasa yang dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah, tepat sehari sebelum Hari Raya Idul Adha. Puasa ini sangat dianjurkan bagi umat Muslim yang tidak sedang menunaikan ibadah haji.

Keutamaannya luar biasa, karena puasa Arafah bisa menghapuskan dosa-dosa selama dua tahun, yaitu setahun yang lalu dan setahun yang akan datang. Rasulullah SAW bersabda:

"Puasa hari Arafah, aku berharap kepada Allah agar menghapuskan dosa setahun sebelumnya dan setahun setelahnya." (HR. Muslim)

7. Puasa daud.

Puasa daud adalah puasa yang paling utama di antara puasa-puasa sunnah lainnya. Puasa ini dilakukan secara berselang-seling, yaitu sehari berpuasa dan sehari tidak. Puasa Daud disebut-sebut sebagai puasa yang paling dicintai oleh Allah SWT karena membutuhkan komitmen dan konsistensi yang tinggi.

Rasulullah SAW bersabda:

"Puasa yang paling dicintai oleh Allah adalah puasa Daud, dan shalat yang paling dicintai oleh Allah adalah shalat Daud. Beliau tidur separuh malam, bangun sepertiganya, dan tidur lagi seperenamnya. Beliau berpuasa sehari dan berbuka sehari." (HR. Bukhari dan Muslim)

8. Puasa Sya'ban.

Puasa Sya'ban adalah puasa sunnah yang dilakukan pada bulan Sya'ban, bulan sebelum Ramadan. Rasulullah SAW seringkali memperbanyak puasa di bulan Sya'ban sebagai bentuk persiapan fisik dan spiritual sebelum memasuki bulan Ramadan. Bahkan dalam sebuah hadis disebutkan bahwa beliau berpuasa hampir sepanjang bulan Sya'ban.

Aisyah RA berkata:

"Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW menyempurnakan puasa sebulan penuh selain di bulan Ramadan, dan aku tidak pernah melihat beliau memperbanyak puasa selain di bulan Sya'ban." (HR. Bukhari dan Muslim)

9. Puasa di hari-hari mulia (10 awal Dzulhijjah).

Hari-hari pertama di bulan Dzulhijjah, khususnya sepuluh hari pertama, memiliki keutamaan yang sangat besar dalam Islam. Rasulullah SAW menganjurkan untuk memperbanyak amalan ibadah, termasuk puasa, pada hari-hari tersebut. Dalam sebuah hadis disebutkan:

"Tidak ada hari-hari yang amalan salih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah dibandingkan hari-hari ini (sepuluh hari pertama Dzulhijjah)." (HR. Bukhari)

Salah satu amalan yang sangat dianjurkan adalah puasa, terutama pada tanggal 9 Dzulhijjah yang bertepatan dengan hari Arafah.

10. Puasa Syura (Puasa pada hari-hari terlarang untuk berpuasa)

Meskipun ada banyak jenis puasa sunnah, ada hari-hari di mana puasa dilarang, seperti pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, serta hari-hari Tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah). Namun, Rasulullah SAW juga mencontohkan bahwa di luar hari-hari tersebut, puasa bisa dilakukan kapan saja, baik sebagai bentuk nazar maupun puasa yang diniatkan secara spontan untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Kesimpulan

Puasa sunnah memiliki banyak sekali keutamaan, baik dari segi spiritual maupun kesehatan. Setiap puasa sunnah memiliki waktu dan tata cara pelaksanaannya yang berbeda-beda, namun semuanya memiliki tujuan yang sama: untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, meningkatkan ketakwaan, serta mendapatkan pahala yang besar.

Semoga penjelasan ini bisa menjadi panduan yang mudah dipahami dan mendorong kita semua untuk lebih rajin menjalankan puasa sunnah. Ingat, yang terpenting dalam berpuasa adalah niat ikhlas dan konsistensi. Jadi, ayo mulai praktikkan puasa sunnah dan rasakan sendiri manfaatnya.