Brilio.net - Setiap orang punya cerita, tapi ada cerita-cerita yang begitu berpengaruh hingga mengubah sejarah. Itulah yang terjadi dengan tokoh-tokoh besar dalam sejarah Indonesia. Nah, cerita hidup mereka ini biasanya dituangkan dalam bentuk teks biografi.

Teks biografi adalah tulisan yang menceritakan perjalanan hidup seseorang, mulai dari lahir, tumbuh dewasa, hingga pencapaian-pencapaian penting dalam hidupnya. Fungsinya? Banyak! Selain mengenang jasa para tokoh, teks biografi juga bisa jadi sumber inspirasi dan pembelajaran bagi generasi sekarang.

Struktur teks biografi biasanya terdiri dari tiga bagian utama. Pertama, orientasi yang mengenalkan tokoh. Kedua, urutan peristiwa penting dalam hidup tokoh. Terakhir, reorientasi yang berisi pandangan penulis tentang tokoh tersebut.

Untuk membuat contoh teks biografi singkat tokoh sejarah, ada beberapa langkah yang bisa diikuti. Pertama, lakukan riset mendalam tentang tokoh tersebut. Kedua, pilih informasi paling penting dan menarik. Ketiga, susun informasi secara kronologis. Keempat, gunakan bahasa yang jelas dan menarik. Terakhir, pastikan ada pesan atau nilai yang bisa diambil dari kisah hidup tokoh tersebut.

Nah, buat yang penasaran gimana sih contoh teks biografi singkat itu, di sini ada 11 contoh teks biografi singkat tokoh-tokoh berpengaruh dalam sejarah Indonesia. Dari pahlawan kemerdekaan sampai tokoh pendidikan, semuanya punya cerita menarik yang bisa bikin pembaca terharu, kagum, sekaligus termotivasi.

Yuk, simak contoh-contoh teks biografi singkat berikut ini. Siapa tahu, setelah baca ini, ada inspirasi buat nulis biografi sendiri atau malah termotivasi buat bikin prestasi yang layak dikenang dalam sejarah!

1. Ir. Soekarno.

Ir. Soekarno, lahir di Surabaya pada 6 Juni 1901, adalah proklamator kemerdekaan dan presiden pertama Republik Indonesia. Beliau dikenal sebagai Bapak Bangsa karena perannya yang vital dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Soekarno menempuh pendidikan teknik di ITB (dulu THS) dan aktif dalam pergerakan nasional sejak muda. Pada 17 Agustus 1945, bersama Mohammad Hatta, Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Sebagai presiden, Soekarno memperkenalkan konsep Pancasila sebagai dasar negara dan berperan penting dalam Konferensi Asia Afrika 1955. Meskipun pemerintahannya berakhir kontroversial pada 1966, kontribusi Soekarno dalam membentuk identitas nasional Indonesia tetap dikenang hingga kini.

2. R.A. Kartini.

Raden Ajeng Kartini, lahir pada 21 April 1879 di Jepara, Jawa Tengah, adalah pelopor emansipasi wanita Indonesia. Putri seorang bupati ini mendapat pendidikan Belanda, yang membuatnya sadar akan pentingnya pendidikan bagi perempuan. Melalui surat-suratnya yang kemudian dibukukan dalam "Habis Gelap Terbitlah Terang", Kartini menyuarakan kesetaraan hak pendidikan dan peran sosial bagi perempuan Indonesia. Meskipun meninggal muda pada usia 25 tahun, ide-ide Kartini terus menginspirasi gerakan emansipasi wanita di Indonesia. Hari kelahirannya kini diperingati sebagai Hari Kartini, menandai perjuangannya yang tak lekang oleh waktu.

3. Mohammad Hatta

Mohammad Hatta, lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat pada 12 Agustus 1902, adalah proklamator kemerdekaan dan wakil presiden pertama Indonesia. Dikenal sebagai "Bung Hatta", beliau adalah tokoh penting dalam perjuangan kemerdekaan dan pembentukan negara Indonesia. Hatta menempuh pendidikan ekonomi di Belanda dan aktif dalam pergerakan mahasiswa Indonesia di sana. Sepulangnya ke tanah air, Hatta bergabung dengan pergerakan nasional dan sering dipenjara oleh pemerintah kolonial. Bersama Soekarno, Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Sebagai wakil presiden, Hatta berperan besar dalam pembentukan sistem ekonomi dan koperasi Indonesia. Meski mengundurkan diri dari jabatan wakil presiden pada 1956, Hatta tetap aktif sebagai penasihat negara dan tokoh intelektual hingga akhir hayatnya.

4. Cut Nyak Dien.

Cut Nyak Dien, lahir di Aceh Besar pada 1848, adalah pahlawan nasional Indonesia yang terkenal akan perjuangannya melawan penjajahan Belanda di Aceh. Sebagai putri bangsawan Aceh, Cut Nyak Dien tumbuh dalam lingkungan yang menjunjung tinggi perlawanan terhadap penjajah. Setelah suaminya, Teuku Umar, gugur dalam pertempuran, Cut Nyak Dien memimpin pasukan gerilya Aceh selama bertahun-tahun. Meskipun mengalami kebutaan di usia tua, semangatnya tidak pernah padam. Akhirnya, Cut Nyak Dien ditangkap pada 1905 dan diasingkan ke Sumedang, Jawa Barat, di mana ia meninggal pada 1908. Keberaniannya dalam memimpin perlawanan menjadi simbol semangat juang rakyat Aceh dan inspirasi bagi seluruh bangsa Indonesia.

5. Ki Hajar Dewantara.

Ki Hajar Dewantara, lahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat di Yogyakarta pada 2 Mei 1889, adalah tokoh pendidikan nasional Indonesia. Beliau mendirikan Taman Siswa, sebuah lembaga pendidikan yang menerapkan metode pendidikan khas Indonesia. Ki Hajar Dewantara dikenal dengan semboyannya "Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani" yang berarti di depan memberi teladan, di tengah membangun semangat, di belakang memberi dorongan. Filosofi pendidikannya menekankan pada pembentukan karakter dan budaya nasional. Atas jasanya dalam bidang pendidikan, Ki Hajar Dewantara diangkat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan pertama Indonesia dan tanggal kelahirannya ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional.

6. Chairil Anwar.

Chairil Anwar, lahir di Medan pada 26 Juli 1922, adalah penyair Indonesia yang dikenal sebagai pelopor Angkatan '45 dalam kesusastraan Indonesia. Meskipun hidupnya singkat, karya-karya Chairil memberikan warna baru dalam puisi Indonesia dengan gaya yang lebih bebas dan ekspresif. Puisi-puisinya yang terkenal antara lain "Aku", "Krawang-Bekasi", dan "Kerawang Bekasi" mencerminkan semangat perjuangan dan nasionalisme. Chairil Anwar meninggal pada usia 26 tahun, namun pengaruhnya dalam dunia sastra Indonesia tetap abadi. Gaya puisinya yang revolusioner menginspirasi generasi penyair berikutnya dan memperkaya khazanah sastra Indonesia.

7. Bung Tomo.

Sutomo, yang lebih dikenal sebagai Bung Tomo, lahir di Surabaya pada 3 Oktober 1920. Ia adalah tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia yang terkenal karena perannya dalam pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. Dengan pidatonya yang berapi-api melalui radio, Bung Tomo berhasil membangkitkan semangat juang rakyat Surabaya untuk melawan pasukan Sekutu. Seruannya "Merdeka atau Mati!" menjadi simbol perlawanan heroik yang kemudian dikenal sebagai Hari Pahlawan. Setelah kemerdekaan, Bung Tomo tetap aktif dalam politik dan pernah menjadi anggota DPR/MPR. Keberaniannya dan kemampuannya dalam membakar semangat rakyat menjadikan Bung Tomo sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.

8. Dewi Sartika.

Dewi Sartika, lahir di Bandung pada 4 Desember 1884, adalah pelopor pendidikan untuk perempuan di Indonesia, khususnya di tanah Sunda. Pada masa di mana pendidikan formal untuk perempuan masih sangat terbatas, Dewi Sartika mendirikan Sekolah Istri pada 1904. Sekolah ini bertujuan untuk memberikan pendidikan dan keterampilan kepada perempuan, termasuk membaca, menulis, dan keterampilan rumah tangga. Upayanya ini mendapat tantangan dari masyarakat yang masih konservatif, namun Dewi Sartika tetap gigih memperjuangkan hak pendidikan bagi perempuan. Sekolah yang ia dirikan berkembang dan menjadi inspirasi bagi pendirian sekolah-sekolah serupa di daerah lain. Atas jasanya, Dewi Sartika dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada tahun 1966.

9. Tan Malaka.

Tan Malaka, lahir di Suliki, Sumatera Barat pada 2 Juni 1897, adalah tokoh pejuang kemerdekaan dan pemikir revolusioner Indonesia. Ia dikenal sebagai salah satu pendiri Partai Komunis Indonesia (PKI) dan aktif dalam pergerakan nasional melawan kolonialisme. Tan Malaka banyak menghabiskan waktunya dalam pengasingan di berbagai negara, namun tetap aktif menulis dan menyebarkan ide-ide revolusionernya. Salah satu karyanya yang terkenal adalah "Madilog" (Materialisme, Dialektika, Logika). Meskipun sering berbeda pendapat dengan tokoh-tokoh nasional lainnya, kontribusi Tan Malaka dalam perjuangan kemerdekaan dan pemikiran politik Indonesia tidak bisa diabaikan. Ia akhirnya gugur dalam pertempuran pada 21 Februari 1949, meninggalkan warisan pemikiran yang masih dipelajari hingga kini.

10. W.R. Supratman.

Wage Rudolf Supratman, lahir di Purworejo, Jawa Tengah pada 9 Maret 1903, adalah komponis lagu kebangsaan Indonesia Raya. Supratman awalnya bekerja sebagai wartawan dan mulai menulis lagu-lagu perjuangan di tengah pergerakan nasional Indonesia. Pada Kongres Pemuda II tahun 1928, Supratman memperkenalkan lagu Indonesia Raya yang kemudian menjadi lagu kebangsaan. Meskipun menghadapi tekanan dari pemerintah kolonial Belanda, Supratman tetap menyebarkan semangat nasionalisme melalui musik. Sayangnya, ia meninggal pada usia muda, 35 tahun, tanpa sempat melihat Indonesia merdeka. Namun, karyanya, Indonesia Raya, tetap menjadi simbol persatuan dan semangat kebangsaan Indonesia hingga saat ini.

11. Martha Christina Tiahahu.

Martha Christina Tiahahu, lahir di Pulau Nusalaut, Maluku pada 4 Januari 1800, adalah pahlawan nasional Indonesia yang berjuang melawan penjajahan Belanda di Maluku. Meskipun masih remaja, Martha bergabung dengan pasukan pimpinan Kapitan Pattimura dalam perlawanan terhadap Belanda. Ia dikenal karena keberaniannya dalam pertempuran, sering berada di garis depan dengan tombak di tangan. Setelah tertangkap, Martha diasingkan namun tetap menolak untuk tunduk pada pemerintah kolonial. Ia akhirnya meninggal dalam pengasingan di atas kapal pada usia 18 tahun. Perjuangan Martha Christina Tiahahu menjadi simbol semangat juang pemuda, khususnya perempuan, dalam melawan ketidakadilan dan penindasan.