Brilio.net - Pada saat bayi berumur 6 bulan, penting bagi orang tua agar selalu mengontrol dan menjaga asupan bayi. Usia bayi yang masih berumur 6 bulan wajib mengonsumsi Air Susu Ibu (ASI). ASI menjadi makanan utama untuk memberikan nutrisi kepada bayi agar pertumbuhan bayi berkembangan secara optimal.

Namun, kebanyakan orang tua merasa cemas dan memberikan makanan kepada bayi di usia kurang dari 6 bulan. Dilansir brilio.net dari yankes.kemkes.go.id, mengatakan bahwa bahwa penyebab orang tua memberikan makanan tidak mendasar dan justru tidak melakukan ASI secara eksklusif kepada bayi mereka.

Seperti yang diunggah oleh akun TikTok @rullyjember yang memperlihatkan bayi berumur 10 hari sudah diberikan makanan bubur. Dari kejadian tersebut banyak warganet yang menyayangkan aksinya. Maka dari itu, orang tua wajib tahu nih apa sih resiko dan dampak memberi makanan bayi sebelum usia 6 bulan. 

 

 

Bahaya memberi makan bayi sebelum usia 6 bulan

Bahaya memberi makan bayi freepik.com

foto: freepik.com

1. Infeksi makanan

Secara umum, bayi yang berusia dibawah 6 bulan memiliki kondisi usus yang masih terbuka. Hal tersebut bisa menjadi pintu masuk mikroorganisme untuk menginfeksi saluran cerna. Akibatnya, bayi akan mengalami sakit jika diberikan makanan.

2. Sembelit

Bahaya selanjutnya jika orangtua memberikan makanan seperti MPASI sebelum 6 bulan maka bisa berakibat fatal seperti sembelit. Enzim pencernaan bayi yang berusia kurang dari 6 bulan belum sempurna sehingga rentan untuk kesehatan bayi. Makanan yang diberikan tidak akan tercerna dengan baik dan menumpuk jadi limbah.

3. Obesitas

Jika bayi diberikan makanan sebelum 6 bulan, resiko yang disebabkan adalah obesitas. Makanan yang dikonsumsi tidak bisa dicerna dengan baik karena fungsi organ yang belum sempurna. Akibatnya proses pemecahan makanan terganggu. Sebagian besar makanan kemungkinan akan diolah menjadi lemak.

4. Rentan Sakit

Organ tubuh bayi sebelum 6 bulan belum berfungsi optimal. Jika diberikan makanan maka bayi mudah terkontaminasi oleh kuman-kuman penyakit. Pemberian makanan yang kurang higienis untuk bayi justru bisa membuatnya rentan sakit, sebab sistem kekebalan tidak bisa melawan dengan baik. Apabila kondisi ini dibiarkan saja dan tidak diatasi maka bayi bisa mengalami masalah pencernaan.

5. Pencernaan berlangsung tidak sempurna

Proses pencernaan bayi dibawah 6 bulan belum sempurna sehingga pencernaan akan dilakukan secara paksa oleh si bayi. organ cerna bayi belum siap menerima makanan padat. Jika ibu memaksakan MPASI, maka proses pemecahan makanan menjadi sari-sari juga akan terganggu. Risiko yang mungkin terjadi bayi akan mengalami sembelit, konstipasi, diare dan buang gas berkali-kali.

6. Penyumbatan pembuluh darah (Asteriosklerosis)

Bayi yang diberikan makanan di usia kurang dari 6 bulan bisa meningkatkan resiko asteriosklerosis, yakni kondisi dimana saluran pembuluh darah arteri tersumbat oleh plak, sebagai akibat pemberian makanan berkolesterol berlebihan.

7. Hipertensi

Peluang bayi terkena hipertensi tergolong rendah. Namun, tidak menutup kemungkinan bayi yang diberikan makanan dibawah 6 bulan secara berlebihan bisa memicu penyakit hipertensi. Hal ini bisa dikarenakan pengaruh dari pemberian makanan gurih, asin atau makanan berkolesterol tinggi.

8. Diare

Organ tubuh bayi sebelum 6 bulan merupakan organ yang belum berfungsi dengan sempurna. Jika diberikan makanan secara berlebihan dapat menyebabkan diare. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor, misalnya infeksi bakteri pada usus atau organ cerna belum berfungsi secara optimal.

9. Perut Kembung

Bayi yang berusia 6 bulan kebawah berpotensi terkena perut kembung jika diberikan makanan. Kondisi ini terjadi akibat makanan yang tidak bisa diuraikan dengan sempurna. Sehingga efeknya, limbah akan menumpuk di perut dan memicu kembung.

10. Demam

Makanan yang diberikan kepada bayi berusia kurang dari 6 bulan bisa menyebabkan demam. Kondisi ini terjadi karena ada bakteri yang masuk kedalam usus dan menginfeksi hingga memicu peradangan. Jika sudah terjadi, maka sistem kekebalan tubuh si bayi akan berupaya mengeluarkan antibodi untuk perlawanan dan efeknya akan mengalami demam.

11. Nafsu makan menurun

Ketika organ dalam seperti Pankreas tidak mampu memproduksi enzim cerna secara optimal, maka proses dari penghancuran makanan juga terganggu. Makanan akan banyak diolah menjadi lemak dan tersimpan dalam perut. Efeknya bayi akan merasakan kembung.

12. Masuk angin

Infeksi akibat bayi umur dibawah 6 bulan diberikan makanan bisa berakibat pada masuk angin. Umumnya seorang bayi yang masuk angin akan menunjukkan tanda-tanda mudah rewel, sulit tidur, badan tampak loyo, dan nafsu makan berkurang.

13. Sindrom kematian mendadak

Bahaya pemberian makanan terhadap bayi adalah sindrom kematian mendadak. Hal ini bisa saja terjadi karena bayi tersedak makanan atau makanan menumpuk dalam perutnya secara berlebihan sehingga membuat organ cernanya terganggu bahkan rusak.

14. Gangguan tidur

Infeksi akibat bayi diberikan makanan di usia kurang dari 6 bulan adalah gangguan tidur. Akibat yang bisa ditimbulkan adalah badannya lemas dan kepalanya terasa pusing sehingga ia juga akan kesulitan untuk memejamkan mata.

 

Tanda-tanda bayi siap makan

Bahaya memberi makan bayi freepik.com

foto: freepik.com

Ketika bayi mencapai usia sekitar enam bulan, mereka mulai menunjukkan tanda-tanda kesiapan untuk memulai petualangan kuliner mereka. Ini adalah momen penting dalam perkembangan mereka karena mereka siap untuk memperluas makanan mereka dari hanya ASI atau susu formula ke makanan padat. Berikut tanda-tanda bayi siap makan.

1. Anak sudah bisa duduk tegak

Tanda bayi sudah bisa MPASI adalah sudah bisa duduk tegak atau posisi didudukkan tegak. Penting diingat bahwa bayi ketika duduk badannya sudah kuat menopang seperti kepala tidak jatuh.

2. Anak menunjukkan minat untuk makan

Jika anak sudah menunjukkan minat untuk makan, maka pada keadaan tersebut bayi sudah bisa diberikan makanan.

Manfaat pemberian ASI eksklusif buat bayi di bawah 6 bulan

Bahaya memberi makan bayi freepik.com

foto: freepik.com

ASI merupakan nutrisi yang sangat berharga bagi bayi yang baru lahir. Pemberian ASI eksklusif pada bayi yang masih berusia 0 sampai 6 bulan memiliki peran vital bagi perkembangan si bayi dalam kesehatannya. Adapun manfaat ASI eksklusif bagi bayi sebagai berikut.

1. Mencegah terserang penyakit

ASI eksklusif memiliki peran untuk meningkatkan ketahanan tubuh bayi. Pemberian ASI eksklusif bisa mencegah penyakit yang mengancam kesehatan bayi. ASI mengandung antibodi alami yang membantu melawan infeksi dan menjaga bayi dari berbagai virus dan bakteri yang dapat merugikan kesehatannya.

2. Mendukung perkembangan otak dan fisik bayi

ASI eksklusif juga penting diberikan kepada si bayi karena meningkatkan perkembangan otak dan fisik bayi. selama 6 bulan pertama, bayi dilarang dikonsumsi nutrisi selain ASI. Oleh itu, bayi yang diberikan ASI eksklusif memiliki dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan otak dan fisik si kecil di masa mendatang.

3. Meningkatkan sistem imun bayi

ASI eksklusif mengandung zat-zat yang memperkuat imun bayi. ASI membantu melindungi bayi dari resiko infeksi dan penyakit umum yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah.

4. Mengurangi risiko alergi dan penyakit kronis

ASI eksklusif juga dapat membantu mengurangi risiko bayi terkena alergi makanan, asma, dan penyakit kronis lainnya. Zat yang terkandung dalam ASI seperti imunoglobulin dapat membantu melindungi bayi dari alergen dan meredakan reaksi alergi yang mungkin terjadi.