Brilio.net - Dalam bahasa Indonesia, terdapat istilah afiksasi, mungkin sebagian orang tidak asing dengan kata afiksasi, namun tidak banyak juga orang yang baru mendengar kata afiksasi. Afiksasi sendiri penting untuk dipelajari, karena dengan mempelajari afiksasi seseorang dapat mengetahui tentang bagaimana penyusunan kata dan kalimat yang baik dan benar. Oleh karena itu dengan mempelajari afiksasi maka akan meningkatkan penggunaan bahasa yang disampaikan menjadi lebih jelas maknanya.

Pengertian afiksasi

Afiksasi sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah suatu proses atau hasil penambahan (prefiks, konfiks, sufiks). Afiksasi juga sering disebut dengan penggabungan akar kata dengan afiks. Pengertian afiks yaitu bentuk terikat yang ditambahkan pada kata dasar.

Namun, beberapa ahli juga mengungkapkan pendapat tentang pengertian afikasi salah satunya yaitu menurut Chaer (1994: 177) afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada sebuah dasar atau bentuk dasar, afiksasi adalah proses penambahan afiks pada sebuah kata dasar berupa morfem terikat dan dapat ditambahkan pada awal kata.

Kombinasi morfem ini adalah suatu gabungan dari morfem bebas serta morfem terikat atau morfem bebas dan juga morfem bebas ialah sebagai bentuk kompleks. Hal itu dapat dilihat pada contoh kata menendang, kata itu terdiri dari dua unsur langsung, di antaranya kata tendang yang merupakan bentuk bebas, serta (men-) yang merupakan bentuk terikat.

Secara singkat afikasi dapat disimpulkan menjadi suatu proses pembentukan kata yakni dengan membubuhkan afiks (imbuhan) pada bentuk dasar, baik itu bentuk dasar tunggal atau pun kompleks di dalam membentuk kata baru itu dengan arti yang berbeda.

Ciri-ciri afiksasi

Agar afiksasi dapat dengan mudah dikenali dan dibedakan. Berikut adalah ciri-ciri dari afikasi.
a. Afiksasi merupakan kata berimbuhan yang terbentuk dari lebih dari 1 morfem (polimorfemis). Dimana salah satu atau lebih morfemnya berupa afiks.
b. Kata berimbuhan yaitu memiliki atau menyimpan makna gramatis ataupun makna gramatikal.
c. Kata berimbuhan tersebut mengalami suatu proses perubahan kelas kata dari bentuk kata dasarnya akibat proses afiksasi.

Penulis: Magang/Agung Pradana Putra

Jenis-jenis afiksasi

Afiksasi mempunyai berbagai macam jenis tergantung dari bentuknya dan cara pemakaiannya. Berikut adalah jenis-jenis afikasi.

a. Prefikasi
Prefiks ini merupakan imbuhan yang secara struktural ini dilekatkan pada awal sebuah kata dasar atau juga bentuk dasar. Golongan prefiks yaitu (ber-, me-, di-, ter-, ke, dan se-). Imbuhan awal seperti prefiks yaitu (ber-, me- dan ter- ) biasanya prefiks dipakai untuk kata produktif. Contoh kata prefiks yaitu berenang dan terjadi.

b. Sufiks
Sufiks merupakan proses penambahan imbuhan pada kata dasar yang ditelatkkan pada akhir dari sebuah kata yang merupakan bentuk dasar. Golongan sufiks yaitu (-kan, -an, -i, -nya, - man, -wati, -wan, -nda, -anda). Contoh kata sufiks yaitu pinggiran dan wisudawan

c. Konfiks
Konfiks merupakan suatu imbuhan yang terdiri dari 2 bagian yang diletakkan pada awal dan juga akhir kata dasar atau bentuk dasar. Konfiks sendiri adalah gabungan dari prefiks (awalan) dan sufiks (akhiran). Golongan konfiks yaitu (pe-an, per-an, ke-an, se-nya, ber-an). Contoh kata konfiks yaitu berpergian dan perkotaan.

d. Infiks
Infiks merupakan suatu imbuhan secara struktural yang dilekatkan di tengah suatu kata atau juga bentuk dasar, yaitu antara konsonan yang mengawali sebuah kata, dengan vokal berikutnya. Golongan infiks yaitu (-er-, -el-, dan -em- ). Contoh kata infiks yaitu gemuruh dan leluhur.

Contoh kalimat afiksasi bahasa Indonesia

1. Ini sudah (ke-sekian) kalinya Maya diperingatkan untuk tidak mengebut saat mem-bawa motor.

2. Gadis itu adalah (ke-kasih) Amir yang sangat dicintainya, tetapi keduanya harus berpisah karena alasan tertentu.

3. Maya selalu percaya bahwa apapun yang menjadi (ke-hendak) Tuhan adalah hasil terbaik dari usahanya.

4. Amir dan teman temannya (ber-main) dari pagi hingga petang.

5. Maya dilarang memakan telur karena (ber-bahaya) untuk matanya yang sedang bintitan.

6. Ayah selalu (ber-usaha) memberi uang anaknya agar dapat dengan giat belajar untuk
mencapai peringkat satu.

7. Ratusan burung (ber-migrasi) ke arah selatan secara bersamaan.

8. Siti dan Nicholas harus (se-agama) terlebih dulu sebelum dapat menikah bersama.

9. Semenjak lama tidak bertemu, keduanya menjadi tidak (se-akrab) seperti dulu.

10. Minggu depan, pasangan baru itu akan tinggal (se-rumah) selamanya.

11. (Se-ragam) merah putih selalu dipakai murid-murid SD Sukatani untuk memperingati hari kemerdekaan.

12. (Ke-ramai-an) di kota Yogyakarta itu terjadi karena sebentar lagi tahun baru.

13. (Ke-adil-an) sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

14. Maya memiliki kartu (ke-anggota-an) yang digunakan untuk membeli baju agar mendapatkan diskon setengah harga.

15. Kasus (pem-bunuh-an) seorang gadis dapat terpecahkan berkat keterlibatan polisi dan warga sekitar.