Brilio.net - Kata partikel tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi dengan seseorang, baik secara lisan maupun tertulis. Secara tertulis sering ditemukan saat chatting dengan teman-teman atau orang terdekat lainnya. Begitu juga ketika berbicara sering kali orang menekankan kalimat yang diucapkan menggunakan kata-kata partikel. Adanya kata partikel berfungsi untuk memberikan penekanan atau penambahan dalam sebuah kalimat.
Meski terkesan sepele, keberadaan kata partikel ini sangat penting dalam penyusunan suatu kalimat maupun pengucapan. Nah, untuk memahami lebih jauh tentang kata partikel, berikut pengertian, ciri-ciri, jenis dan contoh kalimat kata partikel, yang dihimpun brilio.net dari berbagai sumber, Senin (27/3).
Pengertian kata partikel
Kata partikel merupakan salah satu jenis kata dalam bahasa Indonesia yang berfungsi untuk memberikan penekanan atau memberi nuansa tertentu pada suatu kalimat atau ungkapan yang diucapkan. Kata partikel dapat berdiri sendiri sebagai kata tunggal atau dapat juga digabungkan dengan kata lain untuk membentuk suatu ungkapan baru.
Kata partikel tidak memiliki makna atau arti yang jelas, sehingga perannya terletak pada fungsi yang diberikan dalam sebuah kalimat. Beberapa fungsi kata partikel dalam kalimat antara lain:
Memberikan nuansa atau intensitas pada kalimat, misalnya "saja", "lah", "deh", dan sebagainya.
Memberikan penegasan pada kalimat, misalnya "kan", "ya", dan sebagainya.
Menunjukkan perasaan atau emosi dalam kalimat, misalnya "kok", "dong", "ih", "uh", dan sebagainya.
Memberikan arah atau tujuan dalam kalimat, misalnya "ke", "menuju", "ke arah", dan sebagainya.
Penggunaan kata partikel dalam kalimat dapat memperjelas makna yang ingin disampaikan, sehingga penting bagi pembelajar bahasa Indonesia untuk memahami jenis-jenis kata partikel yang ada dan cara penggunaannya dalam kalimat.
Sementara itu, merujuk pendapat dari para ahli pengertian kata partikel diantaranya:
Menurut Kridalaksana (1982) menyatakan bahwa partikel merupakan kata yang tidak memiliki makna secara leksikal, namun berfungsi untuk memberikan nuansa pada kalimat atau menunjukkan penggunaan bahasa yang lebih sopan atau tidak langsung.
Sedangkan menurut Chaer (2008) menjelaskan bahwa partikel adalah kata yang berfungsi untuk memberikan nuansa atau penekanan pada kalimat dan tidak dapat diartikan secara leksikal. Tak jauh berbeda dari kedua pendapat tersebut, menurut Alwi, Dardjowidjojo, dan Lapoliwa (2010) partikel adalah kata yang berfungsi sebagai pelengkap makna dalam kalimat, memberikan nuansa atau penekanan pada kalimat, serta tidak memiliki makna yang jelas.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kata partikel adalah kata yang tidak memiliki makna leksikal yang jelas, namun berfungsi untuk memberikan nuansa, penegasan, arah, atau perasaan pada kalimat yang diucapkan.
Fungsi kata partikel ini sangat penting dalam bahasa sehari-hari, terutama dalam percakapan lisan, karena dapat memperjelas makna yang ingin disampaikan dan memberikan nuansa yang tepat pada kalimat yang diucapkan.
1. Tidak memiliki makna leksikal yang jelas.
Artinya, kata partikel tidak dapat diartikan secara langsung atau berdiri sendiri sebagai kata tunggal, tetapi hanya sebagai pelengkap makna pada kalimat.
2. Berfungsi sebagai pelengkap makna dalam kalimat.
Kata partikel dapat memberikan nuansa, penegasan, arah, atau perasaan pada kalimat yang diucapkan, sehingga dapat memperjelas makna yang ingin disampaikan.
3. Penggunaannya bergantung pada konteks kalimat.
Kata partikel seringkali digunakan dalam bahasa sehari-hari dan memiliki berbagai macam fungsi, tergantung pada konteks kalimat yang digunakan.
4. Posisinya fleksibel dalam kalimat.
Kata partikel dapat diletakkan pada berbagai posisi dalam kalimat, tergantung pada fungsi yang ingin diberikan. Misalnya, partikel "lah" dapat diletakkan di awal, tengah, atau akhir kalimat.
5. Tidak dapat diubah bentuknya.
Kata partikel tidak memiliki bentuk yang dapat diubah, sehingga tidak dapat diubah menjadi bentuk lain melalui afiksasi atau derivasi seperti kata-kata dalam kelompok kata lainnya.
Ciri-ciri tersebut menjadi acuan untuk membedakan kata partikel dengan jenis kata lainnya.
Jenis-jenis kata partikel
1. Partikel penegas: berfungsi untuk menegaskan makna kalimat, seperti "lah", "kok", "kan", "sih", "toh", "pun", "dong", "deh".
Contoh: "Kamu sudah makan, kan?".
2. Partikel penghubung: berfungsi untuk menghubungkan dua kata atau frasa dalam kalimat, seperti "dan", "serta", "juga", "maupun".
Contoh: "Dia suka makan nasi goreng dan mie goreng".
3. Partikel interjeksi: berfungsi untuk mengekspresikan perasaan, seperti "wah", "o", "ya", "e", "hah".
Contoh: "Wah, kamu berhasil lulus ujian!"
4. Partikel tanya: berfungsi untuk menanyakan sesuatu, seperti "apa", "siapa", "kapan", "bagaimana", "mengapa".
Contoh: "Apa kabarmu hari ini?"
5. Partikel tambahan: berfungsi untuk memberikan informasi tambahan pada kalimat, seperti "saja", "sungguh", "baru", "lagi", "sedang", "pun".
Contoh: "Saya hanya ingin membeli satu buah apel saja".
6. Partikel arah: berfungsi untuk menunjukkan arah atau tujuan kalimat, seperti "ke", "menuju", "toward", "to".
Contoh: "Saya akan pergi ke pasar".
7. Partikel negasi: berfungsi untuk memberikan arti negatif pada kalimat, seperti "tidak", "bukan", "jangan".
Contoh: "Jangan lupa membawa payung saat hujan".
Contoh kata dan kalimat partikel
Contoh kata partikel
1. Saja
2. Pun
3. Lah
4. Kok
5. Dong
6. Deh
7. Lah kan
8. Kan
9. Aja
10. Lah ya
11. Ya kan
12. Deh saja
13. Nih
14. Ini
15. Itu
16. Dong ya
17. Dong saja
18. Sih
19. Donk
20. Juga
Contoh kalimat partikel
1. Saya suka makan ikan goreng, kok.
2. Kamu kan sudah pernah ke sana.
3.Dia belum pernah makan sushi, nih.
4. Wah, kamu berhasil menyelesaikan tugasnya.
5. Saya ingin membeli sepatu baru saja.
6. Anjing dan kucing adalah hewan peliharaan yang umum, juga.
7. Ya, saya akan datang ke pesta itu.
8. Nasi goreng buatan ibu saya enak sekali, loh.
9. Dia pergi ke bandara untuk menjemput saudaranya, toh.
10. Kamu sedang apa, sih?
11. Saya tahu bahwa kamu berusaha keras, kan?
12. Bagaimana kabarmu hari ini, dong?
13. Kita bisa pergi ke pantai atau ke taman, mau pun.
14. Dia selalu membantu orang lain, sungguh.
15. Aku tidak ingin makan sate kambing, jangan.
16. Saya baru saja beli buku novel yang bagus.
17. Apa kabar teman-teman sekalian?
18. Aku sedang dalam perjalanan ke kantor, lagi.
19. Dia menuju ke pusat kota untuk belanja keperluan.
20. Bukan aku yang membuat kesalahan, tapi dia.
Recommended By Editor
- 11 Contoh kata afiksasi yang lengkap dengan pengertian, ciri-ciri dan jenisnya
- 45 Contoh kata perumpamaan, lengkap dengan penjelasan dan cirinya yang mudah dipahami
- 35 Contoh kata sambutan pengajian ibu-ibu, singkat, padat dan anti dicuekin
- 55 Contoh kata homograf, ketahui pengertian dan ciri-cirinya
- 55 Contoh kata-kata promosi barang, efektif untuk menarik banyak pelanggan
- 45 Contoh majas dalam kalimat bahasa Indonesia, lengkap dengan jenis dan ciri-cirinya