Brilio.net - Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang diajarkan di sekolah. Sebagai ilmu humaniora, sejarah mempelajari tentang peristiwa-peristiwa masa lalu yang memiliki dampak signifikan bagi kehidupan manusia saat ini. Bagi para siswa yang tertarik dengan ilmu pengetahuan sosial, mempelajari sejarah menjadi sangat penting.

Melalui pelajaran sejarah, kamu bisa memahami bagaimana peradaban manusia berkembang dari waktu ke waktu. Kamu juga bisa belajar dari kesalahan-kesalahan di masa lalu agar tidak terulang kembali di masa depan. Selain itu, mempelajari sejarah dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap Tanah Air dan menghargai perjuangan para pahlawan.

Nah, sejarah memiliki pengertian yang berbeda-beda menurut pandangan para ahli, baik dari kalangan sejarawan klasik maupun modern. Kamu harus tahu semua pengertiannya menurut para ahli lewat rangkuman penjelasan berikut ini. Dirangkum brilio.net dari berbagai sumber pada Rabu (21/8), berikut 20 pengertian sejarah menurut para ahli.

Pengertian sejarah menurut para ahli klasik

Pengertian sejarah menurut para ahli freepik.com

foto: freepik.com

1. Herodotus - Dikenal sebagai "Bapak Sejarah"

Herodotus mendefinisikan sejarah sebagai usaha untuk menyimpan jejak peristiwa besar yang telah terjadi dan mempelajarinya untuk memastikan agar generasi mendatang tidak melupakan peristiwa-peristiwa tersebut. Herodotus percaya bahwa sejarah adalah rekaman dan penyelidikan mengenai kejadian masa lalu yang signifikan.

2. Thucydides - Sejarawan Yunani yang hidup pada abad ke-5 SM

Thucydides menganggap sejarah sebagai kajian kritis dan analitis tentang peristiwa manusia. Menurutnya, sejarah adalah upaya untuk menganalisis penyebab dan akibat dari peristiwa-peristiwa besar, khususnya perang dan konflik.

3. Polybius - Sejarawan Yunani dari periode Helenistik

Polybius mendefinisikan sejarah sebagai alat untuk mempelajari kebijaksanaan politik dan militer dari pengalaman masa lalu. Bagi Polybius, sejarah harus mengajarkan para penguasa tentang kebijaksanaan dan strategi yang diperlukan untuk memerintah dengan bijaksana.

4. Cicero - Sebagai seorang filsuf dan negarawan Romawi

Cicero menganggap sejarah sebagai "guru kehidupan" (magistra vitae). Baginya, sejarah adalah panduan untuk moralitas dan kebijakan, yang memungkinkan orang belajar dari kesalahan dan keberhasilan generasi sebelumnya.

5. Tacitus - Sejarawan Romawi

Tokoh sejarawan yang terkenal dengan karyanya yang kritis terhadap kekuasaan tirani, Tacitus mendefinisikan sejarah sebagai usaha untuk mengungkapkan kebenaran tentang tindakan para penguasa dan dampaknya terhadap masyarakat. Ia percaya bahwa sejarah adalah medium untuk mengekspos korupsi dan ketidakadilan.

6. Livy - Seorang sejarawan di masa Romawi kuno

Livy melihat sejarah sebagai catatan yang menceritakan tentang kebesaran dan keruntuhan suatu bangsa. Ia percaya bahwa sejarah harus menginspirasi moralitas dan patriotisme dengan menampilkan kisah-kisah kepahlawanan dan kejatuhan.

7. Josephus - Seorang sejarawan Yahudi-Romawi tahun 100 M

Josephus mendefinisikan sejarah sebagai rekaman peristiwa yang harus dipahami dalam konteks keagamaan dan moral. Menurutnya, sejarah adalah kisah tentang intervensi Tuhan dalam urusan manusia.

8. Plutarch - Filsuf dan sejarawan Yunani kuno

Plutarch mendefinisikan sejarah sebagai biografi dari orang-orang besar yang memberikan pelajaran moral kepada pembaca. Bagi Plutarch, sejarah adalah medium untuk mengajarkan nilai-nilai moral melalui contoh kehidupan individu yang luar biasa.

9. Suetonius - Sejarawan dan biografer Romawi

Suetonius melihat sejarah sebagai catatan biografis tentang kehidupan para penguasa dan tokoh-tokoh terkenal. Ia lebih tertarik pada aspek pribadi kehidupan mereka dan bagaimana mereka mempengaruhi sejarah melalui tindakan mereka.

10. Diodorus Siculus - Sejarawan Yunani penulis
"Bibliotheca Historica"

Diodorus mendefinisikan sejarah sebagai ensiklopedia peristiwa masa lalu yang harus dihimpun secara sistematis untuk memberikan gambaran lengkap tentang perjalanan umat manusia dari masa ke masa.

Semua definisi ini menunjukkan bagaimana pandangan sejarah telah dibentuk oleh para ahli klasik, yang berusaha untuk tidak hanya merekam peristiwa masa lalu tetapi juga memberikan pelajaran moral, politik, dan filosofis yang relevan untuk masa depan.

Pengertian sejarah menurut para ahli modern

Pengertian sejarah menurut para ahli freepik.com

foto: freepik.com

1. R.G. Collingwood

Collingwood, seorang filsuf dan sejarawan Inggris, mendefinisikan sejarah sebagai "suatu proses rekonstruksi mental." Menurutnya, sejarah adalah upaya untuk memahami pemikiran dan motif di balik tindakan masa lalu melalui penyelidikan kritis dan refleksi.

2. E.H. Carr

Sejarawan Inggris ini mendefinisikan sejarah sebagai "dialog yang tidak pernah berakhir antara masa kini dan masa lalu." Bagi Carr, sejarah bukan hanya tentang mengumpulkan fakta-fakta, tetapi juga tentang menafsirkan dan memahami hubungan antara masa lalu dan kebutuhan serta pandangan masa kini.

3. Arnold J. Toynbee

Sejarawan Inggris yang terkenal dengan karya besar "A Study of History," Toynbee mendefinisikan sejarah sebagai "kajian tentang peradaban." Dia berfokus pada siklus kelahiran, pertumbuhan, dan kejatuhan peradaban sebagai inti dari studi sejarah.

4. Fernand Braudel

Sejarawan Prancis yang merupakan tokoh utama dalam aliran Annales, Braudel mendefinisikan sejarah sebagai "sebuah struktur waktu yang berlapis-lapis." Menurutnya, sejarah terdiri dari tiga tingkat waktu: geografi yang lambat berubah, struktur sosial yang berubah lebih cepat, dan peristiwa yang terjadi dalam waktu singkat.

5. Benedetto Croce

Filsuf dan sejarawan Italia, Croce, mengemukakan bahwa "semua sejarah adalah sejarah kontemporer." Ia percaya bahwa setiap generasi menulis sejarahnya sendiri, berdasarkan kepentingan dan konteks zamannya.

6. Leopold von Ranke

Sejarawan Jerman ini dikenal dengan pendekatannya yang ketat terhadap sumber-sumber primer. Ranke mendefinisikan sejarah sebagai "apa adanya" (wie es eigentlich gewesen). Menurutnya, tugas utama sejarah adalah memberikan rekaman objektif dari apa yang benar-benar terjadi.

7. Karl Marx

Filsuf dan sejarawan Jerman ini mendefinisikan sejarah sebagai "sejarah perjuangan kelas." Marx memandang sejarah sebagai proses dialektika materialisme, di mana perubahan sosial dan politik didorong oleh konflik antara kelas-kelas dalam masyarakat.

8. Max Weber

Sosiolog dan sejarawan Jerman ini mendefinisikan sejarah sebagai "penyelidikan tentang makna subjektif tindakan sosial." Weber berfokus pada bagaimana tindakan individu dalam konteks sosial dapat dipahami melalui interpretasi makna yang diberikan oleh pelaku sejarah.

9. Michel Foucault

Filsuf dan sejarawan Prancis, Foucault mendefinisikan sejarah sebagai "genealogi kekuasaan." Menurutnya, sejarah harus difokuskan pada bagaimana kekuasaan dan pengetahuan saling terkait dan membentuk diskursus dalam masyarakat.

10. Jacques Le Goff

Sejarawan Prancis dan salah satu pendiri aliran Annales, Le Goff mendefinisikan sejarah sebagai "studi tentang mentalitas kolektif." Ia percaya bahwa sejarah tidak hanya berfokus pada peristiwa dan individu, tetapi juga pada budaya dan mentalitas masyarakat secara keseluruhan.

Para ahli sejarah modern ini memperluas pemahaman kita tentang sejarah dengan memandangnya dari berbagai perspektif, termasuk sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Mereka menekankan pentingnya interpretasi, konteks, dan pendekatan kritis dalam memahami peristiwa masa lalu.