Brilio.net - Berbagai daerah di seluruh Indonesia, khususnya di wilayah Jawa dan Bali terus berjuang menekan angka positif Covid-19. Tak hanya pemerintah daerah, hampir semua elemen mulai dari masyarakat hingga dunia usaha semakin berupaya untuk menurunkan kasus Covid-19 di wilayah mereka.
Situasi saat ini memang tak bisa hanya berharap pada upaya pemerintah semata, tapi dibutuhkan kerjasama semua pihak. Dengan begitu, angka penularan Covid-19 bisa ditekan. Upaya ini pula yang dilakukan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Sempat menjadi daerah dengan tingkat penularan Covid-19 yang cukup tinggi, kondisi Kabupaten Kudus kini perlahan membaik. Bahkan Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan selaku Koordinator Pemberlakuan Pembatasaan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat JawaBali dalam rapat evaluasi kebijakan belum lama ini menyampaikan bahwa Kudus dapat dijadikan contoh dalam menekan penyebaran virus corona, khususnya bagi sektor industri.
Bupati Kudus HM Hartopo menuturkan membaiknya kondisi di wilayahnya tak lepas dari kolaborasi antara pemerintah, masyarakat serta pihak swasta dalam menanggulangi wabah berbahaya ini. Nah berikut fakta keberhasilan Kudus bisa keluar dari zona merah Covid-19.
1. Bukti nyata kolaborasi semua elemen masyarakat
Sebelumnya, pada Juni 2021, Kudus ditetapkan sebagai wilayah zona merah merujuk pada total kasus aktif sebanyak 2.342 pasien, dengan kasus harian tertinggi mencapai 479 orang terkonfirmasi positif Covid-19 dan positivity rate menembus angka 60%. Lonjakan pasien ini membuat tingkat Bed Occupancy Rate (keterisian tempat tidur) seluruh rumah sakit di Kudus mencapai 96%. Keadaan semakin memburuk ketika ratusan tenaga kesehatan turut terinfeksi sehingga membuat berbagai fasilitas kesehatan kewalahan menangani pasien.
Tak menyerah, seluruh elemen masyarakat di Kota Kudus bersatu bahu membahu melawan wabah sehingga dalam kurun waktu sekitar satu bulan Kudus berangsur pulih. Mengutip situs resmi penanggulangan Covid-19 Kabupaten Kudus, hingga Selasa (27/7), kota di utara Jawa Tengah tersebut kini berstatus zona oranye (resiko sedang) dengan total pasien positif sebanyak 243 orang yang sedang menjalani perawatan baik di rumah sakit maupun isolasi mandiri.
Kami berterimakasih atas kolaborasi dan peran serta dari seluruh elemen yakni pemerintah pusat, Pemprov Jateng, TNI dan Polri, ketaatan masyarakat selama PPKM Darurat dan juga pihak swasta seperti Djarum Foundation yang senantiasa tanggap dalam menghadapi wabah sehingga Kudus bisa keluar dari zona merah penyebaran Covid-19. Kami berharap, ke depannya masyarakat semakin menaati protokol kesehatan secara ketat sehingga Kudus segera berubah status menjadi zona hijau secepat mungkin, imbau HM Hartopo.
2. Tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit terus menurun
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Badai Ismoyo mengatakan membaiknya kondisi di Kudus dapat dilihat dari tidak adanya desa di Kudus yang berstatus zona merah dengan sebaran 44 desa berstatus zona oranye, 20 desa zona kuning dan 22 Desa zona hijau (data Corona.jatengprov.go.id per 18 Juli 2021). Pulihnya kondisi di Kudus juga dapat dilihat dengan tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit yang kian hari kian menurun.
Tingkat keterisian tepat tidur rumah sakit saat ini menurun menjadi kisaran 15%, dari yang semula nyaris 100% penuh di bulan Juni. Sementara untuk keterisian ruang ICU, menurun hingga kisaran 60% dari total 66 ruangan yang tersedia. Kami berharap, semakin hari, pasien yang sembuh kian banyak sehingga tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit dapat jauh berkurang lagi, tutur Badai.
3. Keterlibatan swasta
Peran swasta dalam mengurangi angka kasus Covid-19 di Kudus juga tak bisa diingkari. Salah satu upaya mengurangi tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit juga dilakukan Djarum Foundation dengan menyalurkan bantuan berupa Hospital Bed Paramount Bed 3 Crank sebanyak 300 unit ke beberapa rumah sakit di Kudus. Keberadaan tempat tidur tambahan ini menjadi solusi guna membendung lonjakan pasien yang membutuhkan perawatan di rumah sakit.
Selain itu, Djarum Foundation juga turut menyalurkan donasi berupa seperangkat alat PCR test yang terdiri dari Refrigerated Centrifudge, Vortex Mixer, dan Digital dry bath. Salah satu rumah sakit yang menerima bantuan alat PCR test tersebut adalah RSUD Loekmono Hadi, Kudus. Dokter Abdul Aziz Achyar selaku Direktur RSUD Loekmono Hadi Kudus mengatakan pemberian bantuan alat PCR Test tersebut sangat membantu proses testing dan tracing bagi warga Kudus.
Penanggulangan Covid-19 di Kudus tak lepas dari dilaksanakannya tracing, testing dan Treatment (3T) yang baik. Oleh karena itu, bantuan tambahan mesin PCR dari Djarum Foundation menjadi kunci utama sehingga proses 3T menjadi lebih cepat sehingga hal tersebut dapat membantu proses mitigasi kondisi di Kudus, terutama ketika terjadi lonjakan kasus seperti pada bulan Juni lalu, tandas Dokter Abdul Aziz.
Bantuan yang diberikan ke RSUD Loekmono Hadi, Kudus juga berupa alat terapi oksigen High Flow Nasal Cannula (HFNC) yang bertujuan memberikan suplai oksigen bagi para penderita Covid-19 yang mengalami gangguan pernapasan. Keberadaan alat ini membantu mempercepat proses kesembuhan dan berfungsi mencegah agar pasien tidak memasuki fase berat akibat sakit yang dideritanya.
Recommended By Editor
- Sembako gantung Desa Rendeng Kudus, aksi kepedulian warga bantu sesama
- Djarum Foundation serahkan bantuan APD bagi tenaga medis di Kudus
- 24 Atlet muda berbakat raih Super Tiket ke final audisi di Kudus
- Wah lomba marathon ala Ekiden di Jepang kembali digelar di Kudus nih
- Lomba lari marathon ini tonjolkan wisata Kudus, keren banget lho