Brilio.net -Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, pastinya akan mendapatkan materi jenis-jenis kalimat yang sesuai kaidahnya. Salah satunya adalah kalimat efektif dan kalimat tidak efektif. Biasanya, kalimat efektif digunakan untuk menuliskan sebuah gagasan dalam Bahasa Indonesia.
Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku, seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat (subjek dan predikat), memperhatikan ejaan yang disempurnakan, serta cara memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat. Kalimat yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar.
Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai pada sasaran yang tepat. Pengertian efektif dalam kalimat adalah dan ketepatan penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula.
Di dalam kamus, kalimat efektif juga memiliki beberapa makna, salah satu di antaranya bermakna membawa pengaruh'. Artinya, kalimat efektif juga dapat dimaknai sebagai kalimat yang membawa pengaruh, terutama berupa kemudahan bagi pembaca atau pendengar untuk memahami informasi yang disampaikan oleh pemberi pesan.
Ciri-ciri Kalimat Efektif
1. Mempunyai unsur pokok, minimal unsur Subjek (S) dan Predikat (P).
2. Taat terhadap tata aturan ejaan yang berlaku.
3. Menggunakan diksi yang tepat.
4. Menggunakan kesepadanan antara suku bahasa dan jalan pikiran yang logis dan sistematis.
5. Menggunakan kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai.
6. Melakukan penekanan ide pokok.
7. Mengacu pada kehematan penggunaan kata.
8. Menggunakan variasi struktur kalimat.
Syarat-syarat Kalimat Efektif
1. Kelogisan.
Suatu ide kalimat dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Selain itu, unsur-unsur dalam kalimat juga harus memiliki hubungan yang logis dan masuk akal.
Berikut contoh kalimatnya:
Kalimat tidak efektif: Untuk mempersingkat waktu, saya akan mengambil rute tercepat.
2. Ketegasan.
Melakukan penonjolan terhadap ide pokok dari suatu kalimat. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, yaitu:
Meletakkan kata yang ditonjolkan di awal kalimat, contohnya:
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa & negara dengan kemampuan yang ada pada masing-masing individu.
Penekanan: Presiden mengharapkan
Membuat urutan kata yang logis, contohnya:
Kalimat tidak efektif: Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah
Kalimat efektif: Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah.
Melakukan repetisi (pengulangan kata), seperti:
"Saya suka akan wanginya, saya suka akan keindahannya.
Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan, contohnya:
"Bruno bukan anak yang nakal dan pemarah, tetapi baik dan penyabar.
Menggunakan partikel penekan/penegas, seperti:
"Jihanlah yang bertanggung jawab atas kejadian ini.
3. Kehematan.
Gunakan kata-kata secara hemat, namun tidak mengurangi makna atau mengubah informasi yang ingin disampaikan. Dalam menyusun kalimat efektif, penggunaan kata, frasa, atau bentuk lain yang tidak dibutuhkan harus dihindari. Seperti:
Hindari pengulangan subjek
Jika subjek dalam sebuah kalimat hanya satu, penyebutannya tidak perlu diulang. Sebagai contoh:
Kalimat tidak efektif: Karena dia rajin, dia menjadi juara satu.
Kalimat efektif: Karena rajin, dia menjadi juara satu.
Hindari sinonim kata
Jika dalam sebuah kalimat terdapat dua kata yang memiliki makna serupa, cukup gunakan salah satu saja. Sebagai contoh:
Kalimat tidak efektif: Yarsa rajin olahraga agar supaya sehat.
Kalimat efektif: Yarsa rajin olahraga agar sehat.
Perhatikan bentuk kata jamak
JIka sebuah kata telah memiliki makna jamak, maka tidak perlu ditambahkan kata yang bermakna jamak lagi. Sebagai contoh:
Kalimat tidak efektif: Para hadirin dimohon berdiri.
Kalimat efektif: Hadirin dimohon berdiri.
4. Ketepatan.
Informasi yang akan disampaikan dalam suatu kalimat harus jitu (sesuai dengan sasaran), sehingga dibutuhkan ketelitian yang tinggi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan ketepatan kalimat yaitu; memakai kata yang tepat, kata berpasangan harus sesuai, dan hindari peniadaan preposisi.
Berikut contohnya:
Kalimat tidak efektif: Jam tangan Ayah yang antik itu dijual dengan harga murah.
5. Kecermatan.
Kalimat efektif tidak boleh menimbulkan tafsir ganda/kalimat yang ambigu. Perhatikan penggunaan kata atau diksi. Sebab kalimat efektif hanya memiliki satu makna, tidak menyimpang ataupun ambigu.
Sebagai contoh: Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
Kalimat tersebut terkesan ambigu karena tidak dapat menunjukkan siapa yang disebut terkenal, apakah mahasiswa atau perguruan tinggi?
Supaya efektif, kalimat tersebut dapat diubah menjadi salah satu dari dua bentuk berikut, sesuai dengan makna yang dituju:
"Mahasiswa yang terkenal itu menerima hadiah.
"Mahasiswa dari perguruan tinggi itu menerima hadiah.
6. Kepaduan.
Kepaduan artinya informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah dan tidak bertele-tele. Tidak perlu menyisipkan kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Contohnya yaitu:
Kalimat tidak efektif: Novel ini membahas tentang persahabatan di sekolah.
7. Kesejajaran.
Kalimat efektif harus memiliki kesamaan bentuk kata atau makna yang dipakai dalam kalimat. Kesejajaran terletak pada penggunaan imbuhan, sedangkan dalam hal struktur, kesejajaran ada pada klausa-klausa yang mengisi kalimat majemuk.
Sebagai contoh:
Kalimat tidak efektif: Junot menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
8. Kesepadanan.
Struktur kalimat efektif wajib memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur SPOK, minimal Subjek (S) dan Predikat (P).
Contoh: Johan belajar di kelas.
foto: freepik.com
Kalimat tidak efektif dalam Bahasa Indonesia
Kalimat tidak efektif dalam Bahasa Indonesia merujuk pada kalimat yang kurang tepat, sulit dipahami, terlalu panjang, atau mengandung kata-kata yang tidak diperlukan, sehingga gagal menyampaikan pesan atau informasi secara jelas dan efisien. Kalimat yang tidak efektif dapat membuat pembaca atau pendengar bingung, bosan, atau kehilangan fokus. Berikut beberapa karakteristikkalimat yang tidak efektif:
1. Panjang berlebihan.
Kalimat yang terlalu panjang cenderung sulit dipahami dan melelahkan pembaca. Mereka bisa mencakup banyak informasi yang tidak perlu, klausa yang berlebihan, atau deskripsi yang terlalu rinci.
2. Kata-kata berlebihan.
Penggunaan kata-kata berlebihan seperti "sangat," "terlalu," "seharusnya," dan "sangat sekali" sering membuat kalimat kurang efektif. Kata-kata ini tidak hanya memanjangkan kalimat, tetapi juga cenderung membuat kalimat kurang tegas.
3. Kata ganda.
Penggunaan kata-kata ganda atau sinonim yang tidak perlu dalam satu kalimat dapat membuatnya menjadi kalimat yang tidak efektif. Hal ini menciptakan redundansi dan membuat kalimat terlihat berat.
4. Kurang jelas.
Kalimat yang tidak efektif seringkali kurang jelas dalam menyampaikan pesan atau informasi. Mereka bisa mengandung frasa atau kata-kata ambigu, membuat pembaca atau pendengar kesulitan memahami apa yang dimaksud.
5. Kata-kata formal yang tidak perlu.
Beberapa kalimat menggunakan kata-kata atau frasa formal yang tidak sesuai dengan konteks pembicaraan atau penulisan. Ini dapat membuat kalimat terdengar kaku dan tidak alami.
6. Kata sambung berlebihan.
Penggunaan terlalu banyak kata sambung atau penghubung dalam satu kalimat dapat membuatnya terlalu rumit. Ini bisa membuat kalimat menjadi runtut dan pesan utama sering kali hilang dalam hiruk-pikuk kata sambung.
7. Kata-kata umum dan klise.
Kalimat yang berlebihan menggunakan kata-kata umum dan klise, seperti "indah sekali," "sangat penting," atau "sangat besar," dapat membuatnya terdengar kurang orisinal dan kurang kuat.
Kalimat yang tidak efektif cenderung membingungkan pembaca atau pendengar dan membutuhkan usaha ekstra untuk memahaminya. Dalam komunikasi tertulis atau lisan, tujuan utama adalah menyampaikan informasi atau pesan dengan jelas, tepat, dan efisien. Oleh karena itu, penting untuk menghindari kalimat yang tidak efektif dan memastikan bahwa kalimat-kalimat yang digunakan dalam tulisan atau pidato memudahkan pemahaman dan mempertahankan perhatian audiens.
Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut ulasan terkait contoh soal kalimat efektif dan tidak efektif yang bisa dipelajari. Semua telah dirangkum brilio.net dari berbagai sumber pada Kamis (26/10).
Penulis: Magang/Annisa Dheaning Triprasiwi
Recommended By Editor
- 55 Contoh kalimat sebab akibat, pengertian, konjungsi serta jenisnya
- 45 Contoh kata kiasan dalam bahasa Indonesia dan maknanya
- 50 Contoh soal bahasa Indonesia kelas 12 beserta kunci jawabannya
- 55 Contoh bahasa baku yang wajib kamu ketahui
- 35 Contoh soal uraian bahasa Indonesia kelas 11 beserta jawabannya