Brilio.net - Jangka sorong merupakan salah satu alat ukur yang sering digunakan di bidang teknik maupun laboratorium untuk mengukur benda-benda dengan tingkat ketelitian tinggi. Alat ini bisa mengukur dimensi panjang, diameter luar, diameter dalam, serta kedalaman suatu benda. Penggunaan jangka sorong sangat penting karena kemampuannya dalam memberikan hasil pengukuran yang lebih presisi dibandingkan penggaris.
Memahami cara membaca jangka sorong memang butuh latihan, tapi bukan berarti sulit. Kebanyakan orang yang baru mengenal alat ini sering kali merasa bingung dengan hasil pembacaannya. Oleh karena itu, latihan mengerjakan soal-soal tentang jangka sorong bisa membantu memperdalam pemahaman dalam membaca hasil pengukuran.
Berikut ini brilio.net sajikan 40 contoh soal jangka sorong yang lengkap dengan jawaban dan pembahasannya. Setiap soal akan memberikan gambaran tentang cara membaca jangka sorong dengan benar, sehingga kamu bisa lebih mudah memahami cara kerja alat ini. Simak ulasannya seperti brilio.net himpun dari berbagai sumber, Kamis (3/10).
foto: pixabay.com/stevepb
Contoh soal 1
Seorang siswa menggunakan jangka sorong untuk mengukur diameter sebuah koin. Skala utama menunjukkan angka 2,5 cm, sementara skala nonius menunjukkan angka ke-3 dari 10. Berapa hasil pengukuran diameter koin tersebut?
Jawaban:
Hasil pengukuran adalah 2,53 cm.
Pembahasan:
Skala utama menunjukkan angka 2,5 cm. Skala nonius menunjukkan angka 3, yang berarti 0,03 cm (karena satu garis pada nonius bernilai 0,01 cm). Jadi, diameter koin tersebut adalah 2,5 + 0,03 = 2,53 cm.
Contoh soal 2:
Sebuah baut diukur menggunakan jangka sorong, dan hasil pengukuran menunjukkan skala utama di 4,2 cm, sementara skala nonius di angka ke-7. Berapa ukuran baut tersebut?
Jawaban:
Ukuran baut tersebut adalah 4,27 cm.
Pembahasan:
Skala utama adalah 4,2 cm. Skala nonius yang menunjukkan angka ke-7 menambah 0,07 cm (7 0,01 cm). Jadi, panjang baut adalah 4,2 + 0,07 = 4,27 cm.
Contoh soal 3:
Sebuah mur diukur menggunakan jangka sorong. Skala utama menunjukkan angka 1,6 cm, sementara skala nonius menunjukkan angka ke-5. Berapa diameter mur tersebut?
Jawaban:
Diameter mur adalah 1,65 cm.
Pembahasan:
Skala utama menunjukkan angka 1,6 cm. Skala nonius yang menunjukkan angka ke-5 memberikan tambahan 0,05 cm. Jadi, hasil pengukurannya adalah 1,6 + 0,05 = 1,65 cm.
Contoh soal 4:
Jangka sorong digunakan untuk mengukur ketebalan kaca, dengan hasil pengukuran skala utama 0,7 cm dan skala nonius menunjukkan angka ke-9. Berapa ketebalan kaca tersebut?
Jawaban:
Ketebalan kaca tersebut adalah 0,79 cm.
Pembahasan:
Skala utama menunjukkan 0,7 cm. Skala nonius menunjukkan angka ke-9 yang setara dengan 0,09 cm. Jadi, ketebalan kaca tersebut adalah 0,7 + 0,09 = 0,79 cm.
Contoh soal 5:
Sebuah benda diukur menggunakan jangka sorong dengan hasil skala utama 3,8 cm dan skala nonius menunjukkan angka ke-2. Berapa panjang benda tersebut?
Jawaban:
Panjang benda tersebut adalah 3,82 cm.
Pembahasan:
Skala utama adalah 3,8 cm. Skala nonius menunjukkan angka ke-2, yang bernilai 0,02 cm. Jadi, panjang benda tersebut adalah 3,8 + 0,02 = 3,82 cm.
Contoh soal 6:
Seorang siswa menggunakan jangka sorong untuk mengukur ketebalan sebuah piring kaca. Skala utama menunjukkan angka 1,4 cm, dan skala nonius menunjukkan angka ke-6. Berapa hasil pengukuran ketebalan piring kaca tersebut?
Jawaban:
Hasil pengukurannya adalah 1,46 cm.
Pembahasan:
Skala utama menunjukkan angka 1,4 cm. Skala nonius menunjukkan angka ke-6 yang bernilai 0,06 cm. Jadi, hasil akhirnya adalah 1,4 + 0,06 = 1,46 cm.
Contoh soal 7:
Sebuah batang logam diukur menggunakan jangka sorong. Skala utama menunjukkan angka 5,7 cm, dan skala nonius menunjukkan angka ke-4. Berapa panjang batang logam tersebut?
Jawaban:
Panjang batang logam tersebut adalah 5,74 cm.
Pembahasan:
Skala utama menunjukkan angka 5,7 cm. Skala nonius yang menunjukkan angka ke-4 bernilai 0,04 cm. Jadi, panjang batang logam adalah 5,7 + 0,04 = 5,74 cm.
Contoh soal 8:
Seorang teknisi menggunakan jangka sorong untuk mengukur diameter sebuah pipa kecil. Skala utama menunjukkan angka 2,1 cm, dan skala nonius menunjukkan angka ke-9. Berapa diameter pipa tersebut?
Jawaban:
Diameter pipa tersebut adalah 2,19 cm.
Pembahasan:
Skala utama menunjukkan angka 2,1 cm. Skala nonius menunjukkan angka ke-9 yang setara dengan 0,09 cm. Jadi, diameter pipa adalah 2,1 + 0,09 = 2,19 cm.
Contoh soal 9:
Jangka sorong digunakan untuk mengukur ketebalan sebuah balok kayu. Skala utama menunjukkan angka 3,0 cm, dan skala nonius menunjukkan angka ke-3. Berapa ketebalan balok kayu tersebut?
Jawaban:
Ketebalan balok kayu tersebut adalah 3,03 cm.
Pembahasan:
Skala utama menunjukkan angka 3,0 cm. Skala nonius menunjukkan angka ke-3 yang bernilai 0,03 cm. Jadi, hasil pengukurannya adalah 3,0 + 0,03 = 3,03 cm.
Contoh soal 10:
Seorang siswa mengukur diameter sebuah bola kecil dengan jangka sorong. Skala utama menunjukkan angka 4,6 cm, dan skala nonius menunjukkan angka ke-7. Berapa diameter bola tersebut?
Jawaban:
Diameter bola tersebut adalah 4,67 cm.
Pembahasan:
Skala utama menunjukkan angka 4,6 cm. Skala nonius menunjukkan angka ke-7 yang bernilai 0,07 cm. Jadi, diameter bola tersebut adalah 4,6 + 0,07 = 4,67 cm.
Contoh soal 11:
Jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang sebuah batang besi. Skala utama menunjukkan angka 6,8 cm, dan skala nonius menunjukkan angka ke-5. Berapa panjang batang besi tersebut?
Jawaban:
Panjang batang besi tersebut adalah 6,85 cm.
Pembahasan:
Skala utama menunjukkan angka 6,8 cm. Skala nonius menunjukkan angka ke-5 yang bernilai 0,05 cm. Jadi, panjang batang besi adalah 6,8 + 0,05 = 6,85 cm.
Contoh soal 12:
Sebuah mur diukur menggunakan jangka sorong, dan skala utama menunjukkan angka 0,9 cm. Skala nonius menunjukkan angka ke-2. Berapa diameter mur tersebut?
Jawaban:
Diameter mur tersebut adalah 0,92 cm.
Pembahasan:
Skala utama menunjukkan angka 0,9 cm. Skala nonius menunjukkan angka ke-2 yang bernilai 0,02 cm. Jadi, hasil pengukurannya adalah 0,9 + 0,02 = 0,92 cm.
Contoh soal 13:
foto: pixabay.com/stevepb
Sebuah benda diukur menggunakan jangka sorong. Skala utama menunjukkan 7,5 cm, dan skala nonius menunjukkan angka ke-8. Berapa panjang benda tersebut?
Jawaban:
Panjang benda tersebut adalah 7,58 cm.
Pembahasan:
Skala utama menunjukkan angka 7,5 cm. Skala nonius menunjukkan angka ke-8 yang bernilai 0,08 cm. Jadi, panjang benda adalah 7,5 + 0,08 = 7,58 cm.
Contoh soal 14:
Jangka sorong digunakan untuk mengukur tebal sebuah plat logam. Skala utama menunjukkan angka 2,9 cm dan skala nonius menunjukkan angka ke-4. Berapa tebal plat logam tersebut?
Jawaban:
Tebal plat logam tersebut adalah 2,94 cm.
Pembahasan:
Skala utama menunjukkan 2,9 cm. Skala nonius yang menunjukkan angka ke-4 menambah 0,04 cm. Jadi, tebal plat logam adalah 2,9 + 0,04 = 2,94 cm.
Contoh soal 15:
Seorang siswa mengukur ketebalan sebuah penggaris dengan jangka sorong. Skala utama menunjukkan angka 0,7 cm dan skala nonius menunjukkan angka ke-6. Berapa ketebalan penggaris tersebut?
Jawaban:
Ketebalan penggaris tersebut adalah 0,76 cm.
Pembahasan:
Skala utama menunjukkan 0,7 cm, sementara skala nonius menunjukkan angka ke-6 yang bernilai 0,06 cm. Jadi, ketebalan penggaris adalah 0,7 + 0,06 = 0,76 cm.
Contoh soal 16:
Jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang suatu objek. Skala utama menunjukkan 5,5 cm, dan skala nonius menunjukkan angka ke-3. Berapa panjang objek tersebut?
Jawaban:
Panjang objek tersebut adalah 5,53 cm.
Pembahasan:
Skala utama menunjukkan 5,5 cm. Skala nonius menunjukkan angka ke-3 yang setara dengan 0,03 cm. Jadi, panjang objek tersebut adalah 5,5 + 0,03 = 5,53 cm.
Contoh soal 17:
Sebuah cincin diukur menggunakan jangka sorong. Skala utama menunjukkan angka 1,8 cm, dan skala nonius menunjukkan angka ke-7. Berapa diameter cincin tersebut?
Jawaban:
Diameter cincin tersebut adalah 1,87 cm.
Pembahasan:
Skala utama menunjukkan angka 1,8 cm. Skala nonius yang menunjukkan angka ke-7 menambah 0,07 cm. Jadi, diameter cincin adalah 1,8 + 0,07 = 1,87 cm.
Contoh soal 18:
Seorang teknisi mengukur ketebalan sebuah kaca. Skala utama menunjukkan 3,3 cm, dan skala nonius menunjukkan angka ke-2. Berapa ketebalan kaca tersebut?
Jawaban:
Ketebalan kaca tersebut adalah 3,32 cm.
Pembahasan:
Skala utama menunjukkan angka 3,3 cm. Skala nonius menunjukkan angka ke-2 yang bernilai 0,02 cm. Jadi, ketebalan kaca tersebut adalah 3,3 + 0,02 = 3,32 cm.
Contoh soal 19:
Jangka sorong digunakan untuk mengukur diameter luar sebuah bola kecil. Skala utama menunjukkan 2,6 cm, dan skala nonius menunjukkan angka ke-5. Berapa diameter bola tersebut?
Jawaban:
Diameter bola tersebut adalah 2,65 cm.
Pembahasan:
Skala utama menunjukkan angka 2,6 cm. Skala nonius menunjukkan angka ke-5 yang bernilai 0,05 cm. Jadi, hasil pengukurannya adalah 2,6 + 0,05 = 2,65 cm.
Contoh soal 20:
Seorang siswa menggunakan jangka sorong untuk mengukur panjang sebuah benda kecil. Skala utama menunjukkan angka 1,2 cm dan skala nonius menunjukkan angka ke-9. Berapa panjang benda tersebut?
Jawaban:
Panjang benda tersebut adalah 1,29 cm.
Pembahasan:
Skala utama menunjukkan 1,2 cm. Skala nonius menunjukkan angka ke-9 yang bernilai 0,09 cm. Jadi, panjang benda tersebut adalah 1,2 + 0,09 = 1,29 cm.
Contoh soal 21:
Seorang siswa menggunakan jangka sorong untuk mengukur diameter sebuah baut. Skala utama menunjukkan angka 3,7 cm, dan skala nonius menunjukkan angka ke-3. Berapa diameter baut tersebut?
Jawaban:
Diameter baut tersebut adalah 3,73 cm.
Pembahasan:
Skala utama menunjukkan angka 3,7 cm. Skala nonius menunjukkan angka ke-3 yang bernilai 0,03 cm. Jadi, hasil pengukurannya adalah 3,7 + 0,03 = 3,73 cm.
Contoh soal 22:
Jangka sorong digunakan untuk mengukur ketebalan sebuah buku. Skala utama menunjukkan angka 1,5 cm, dan skala nonius menunjukkan angka ke-6. Berapa tebal buku tersebut?
Jawaban:
Ketebalan buku tersebut adalah 1,56 cm.
Pembahasan:
Skala utama menunjukkan angka 1,5 cm. Skala nonius menunjukkan angka ke-6 yang bernilai 0,06 cm. Jadi, hasil pengukurannya adalah 1,5 + 0,06 = 1,56 cm.
Contoh soal 23:
Seorang teknisi mengukur panjang sebuah kawat dengan jangka sorong. Skala utama menunjukkan angka 7,1 cm, dan skala nonius menunjukkan angka ke-5. Berapa panjang kawat tersebut?
Jawaban:
Panjang kawat tersebut adalah 7,15 cm.
Pembahasan:
Skala utama menunjukkan angka 7,1 cm. Skala nonius menunjukkan angka ke-5 yang bernilai 0,05 cm. Jadi, hasil pengukurannya adalah 7,1 + 0,05 = 7,15 cm.
Contoh soal 24:
Seorang siswa menggunakan jangka sorong untuk mengukur ketebalan sebuah papan kayu. Skala utama menunjukkan angka 2,0 cm, dan skala nonius menunjukkan angka ke-8. Berapa tebal papan kayu tersebut?
Jawaban:
Ketebalan papan kayu tersebut adalah 2,08 cm.
Pembahasan:
Skala utama menunjukkan angka 2,0 cm. Skala nonius menunjukkan angka ke-8 yang bernilai 0,08 cm. Jadi, hasil pengukurannya adalah 2,0 + 0,08 = 2,08 cm.
Contoh soal 25:
Seorang siswa mengukur diameter dalam sebuah tabung kecil menggunakan jangka sorong. Skala utama menunjukkan angka 1,8 cm, dan skala nonius menunjukkan angka ke-7. Berapa diameter dalam tabung tersebut?
Jawaban:
Diameter dalam tabung tersebut adalah 1,87 cm.
Pembahasan:
Skala utama menunjukkan angka 1,8 cm. Skala nonius menunjukkan angka ke-7 yang bernilai 0,07 cm. Jadi, hasil pengukurannya adalah 1,8 + 0,07 = 1,87 cm.
Contoh soal 26:
foto: pixabay.com/tesatool0
Jangka sorong digunakan untuk mengukur ketebalan kaca jendela. Skala utama menunjukkan angka 3,4 cm, dan skala nonius menunjukkan angka ke-2. Berapa ketebalan kaca tersebut?
Jawaban:
Ketebalan kaca tersebut adalah 3,42 cm.
Pembahasan:
Skala utama menunjukkan angka 3,4 cm. Skala nonius menunjukkan angka ke-2 yang bernilai 0,02 cm. Jadi, hasil pengukurannya adalah 3,4 + 0,02 = 3,42 cm.
Contoh soal 27:
Seorang siswa mengukur panjang sebuah pin logam dengan jangka sorong. Skala utama menunjukkan angka 5,2 cm, dan skala nonius menunjukkan angka ke-9. Berapa panjang pin logam tersebut?
Jawaban:
Panjang pin logam tersebut adalah 5,29 cm.
Pembahasan:
Skala utama menunjukkan angka 5,2 cm. Skala nonius menunjukkan angka ke-9 yang bernilai 0,09 cm. Jadi, hasil pengukurannya adalah 5,2 + 0,09 = 5,29 cm.
Contoh soal 28:
Jangka sorong digunakan untuk mengukur diameter sebuah bola besi kecil. Skala utama menunjukkan angka 2,4 cm, dan skala nonius menunjukkan angka ke-4. Berapa diameter bola tersebut?
Jawaban:
Diameter bola tersebut adalah 2,44 cm.
Pembahasan:
Skala utama menunjukkan angka 2,4 cm. Skala nonius menunjukkan angka ke-4 yang bernilai 0,04 cm. Jadi, hasil pengukurannya adalah 2,4 + 0,04 = 2,44 cm.
Contoh soal 29:
Seorang siswa mengukur panjang sebuah batang aluminium dengan jangka sorong. Skala utama menunjukkan angka 6,3 cm, dan skala nonius menunjukkan angka ke-5. Berapa panjang batang aluminium tersebut?
Jawaban:
Panjang batang aluminium tersebut adalah 6,35 cm.
Pembahasan:
Skala utama menunjukkan angka 6,3 cm. Skala nonius menunjukkan angka ke-5 yang bernilai 0,05 cm. Jadi, hasil pengukurannya adalah 6,3 + 0,05 = 6,35 cm.
Contoh soal 30:
Jangka sorong digunakan untuk mengukur ketebalan sebuah karton. Skala utama menunjukkan angka 0,9 cm, dan skala nonius menunjukkan angka ke-6. Berapa tebal karton tersebut?
Jawaban:
Ketebalan karton tersebut adalah 0,96 cm.
Pembahasan:
Skala utama menunjukkan angka 0,9 cm. Skala nonius menunjukkan angka ke-6 yang bernilai 0,06 cm. Jadi, hasil pengukurannya adalah 0,9 + 0,06 = 0,96 cm.
Contoh soal 31:
Seorang teknisi menggunakan jangka sorong untuk mengukur diameter pipa plastik. Skala utama menunjukkan angka 4,5 cm, dan skala nonius menunjukkan angka ke-3. Berapa diameter pipa plastik tersebut?
Jawaban:
Diameter pipa plastik tersebut adalah 4,53 cm.
Pembahasan:
Skala utama menunjukkan angka 4,5 cm. Skala nonius menunjukkan angka ke-3 yang bernilai 0,03 cm. Jadi, hasil pengukurannya adalah 4,5 + 0,03 = 4,53 cm.
Contoh soal 32:
Seorang siswa menggunakan jangka sorong untuk mengukur ketebalan sebuah logam tipis. Skala utama menunjukkan angka 1,6 cm, dan skala nonius menunjukkan angka ke-9. Berapa tebal logam tersebut?
Jawaban:
Tebal logam tersebut adalah 1,69 cm.
Pembahasan:
Skala utama menunjukkan angka 1,6 cm. Skala nonius menunjukkan angka ke-9 yang bernilai 0,09 cm. Jadi, hasil pengukurannya adalah 1,6 + 0,09 = 1,69 cm.
Contoh soal 33:
Jangka sorong digunakan untuk mengukur diameter cincin logam. Skala utama menunjukkan angka 2,2 cm, dan skala nonius menunjukkan angka ke-5. Berapa diameter cincin tersebut?
Jawaban:
Diameter cincin tersebut adalah 2,25 cm.
Pembahasan:
Skala utama menunjukkan angka 2,2 cm. Skala nonius menunjukkan angka ke-5 yang bernilai 0,05 cm. Jadi, hasil pengukurannya adalah 2,2 + 0,05 = 2,25 cm.
Contoh soal 34:
Seorang siswa mengukur panjang sebuah mur dengan jangka sorong. Skala utama menunjukkan angka 3,9 cm, dan skala nonius menunjukkan angka ke-2. Berapa panjang mur tersebut?
Jawaban:
Panjang mur tersebut adalah 3,92 cm.
Pembahasan:
Skala utama menunjukkan angka 3,9 cm. Skala nonius menunjukkan angka ke-2 yang bernilai 0,02 cm. Jadi, hasil pengukurannya adalah 3,9 + 0,02 = 3,92 cm.
Contoh soal 35:
Jangka sorong digunakan untuk mengukur tebal sebuah lembaran logam. Skala utama menunjukkan angka 0,8 cm, dan skala nonius menunjukkan angka ke-7. Berapa tebal lembaran logam tersebut?
Jawaban:
Tebal lembaran logam tersebut adalah 0,87 cm.
Pembahasan:
Skala utama menunjukkan angka 0,8 cm. Skala nonius menunjukkan angka ke-7 yang bernilai 0,07 cm. Jadi, hasil pengukurannya adalah 0,8 + 0,07 = 0,87 cm.
Contoh soal 36:
Seorang siswa mengukur diameter luar sebuah bola plastik menggunakan jangka sorong. Skala utama menunjukkan angka 4,1 cm, dan skala nonius menunjukkan angka ke-6. Berapa diameter bola plastik tersebut?
Jawaban:
Diameter bola plastik tersebut adalah 4,16 cm.
Pembahasan:
Skala utama menunjukkan angka 4,1 cm. Skala nonius menunjukkan angka ke-6 yang bernilai 0,06 cm. Jadi, hasil pengukurannya adalah 4,1 + 0,06 = 4,16 cm.
Contoh soal 37:
Jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang sebuah pipa besi. Skala utama menunjukkan angka 6,5 cm, dan skala nonius menunjukkan angka ke-3. Berapa panjang pipa besi tersebut?
Jawaban:
Panjang pipa besi tersebut adalah 6,53 cm.
Pembahasan:
Skala utama menunjukkan angka 6,5 cm. Skala nonius menunjukkan angka ke-3 yang bernilai 0,03 cm. Jadi, hasil pengukurannya adalah 6,5 + 0,03 = 6,53 cm.
Contoh soal 38:
Seorang siswa menggunakan jangka sorong untuk mengukur tebal sebuah kartu. Skala utama menunjukkan angka 0,7 cm, dan skala nonius menunjukkan angka ke-4. Berapa tebal kartu tersebut?
Jawaban:
Tebal kartu tersebut adalah 0,74 cm.
Pembahasan:
Skala utama menunjukkan angka 0,7 cm. Skala nonius menunjukkan angka ke-4 yang bernilai 0,04 cm. Jadi, hasil pengukurannya adalah 0,7 + 0,04 = 0,74 cm.
Contoh soal 39:
Seorang teknisi menggunakan jangka sorong untuk mengukur diameter sebuah tabung logam. Skala utama menunjukkan angka 3,1 cm, dan skala nonius menunjukkan angka ke-9. Berapa diameter tabung logam tersebut?
Jawaban:
Diameter tabung logam tersebut adalah 3,19 cm.
Pembahasan:
Skala utama menunjukkan angka 3,1 cm. Skala nonius menunjukkan angka ke-9 yang bernilai 0,09 cm. Jadi, hasil pengukurannya adalah 3,1 + 0,09 = 3,19 cm.
Contoh soal 40:
Seorang siswa mengukur panjang sebuah lembaran kertas menggunakan jangka sorong. Skala utama menunjukkan angka 2,3 cm, dan skala nonius menunjukkan angka ke-5. Berapa panjang lembaran kertas tersebut?
Jawaban:
Panjang lembaran kertas tersebut adalah 2,35 cm.
Pembahasan:
Skala utama menunjukkan angka 2,3 cm. Skala nonius menunjukkan angka ke-5 yang bernilai 0,05 cm. Jadi, hasil pengukurannya adalah 2,3 + 0,05 = 2,35 cm.
Recommended By Editor
- 30 Contoh soal penalaran umum beserta jawabannya, pahami definisi dan tipsnya
- 40 Contoh soal satuan berat pilihan ganda dan jawabannya
- 11 Contoh soal energi potensial kelas 10, pahami pengertian dan jenisnya
- 10 Contoh soal GLB dan GLBB, lengkap dengan rumus dan kunci jawaban
- 10 Contoh soal usaha dan energi lengkap dengan pembahasannya, mudah dipahami