21. Jalan-jalan ke negara Kongo
Pulangnya makan soto
Jangan bengong, jangan melongo
Karena saya akan mulai pidato

22. Pergi ke luar membeli Naruto
Singgah sejenak membeli bakso
Izinkan saya memulai pidato
Meski isinya hanya intermeso

23. Anak SD bisa salto
Badannya besar dari sawahlunto
Sebelum saya mulai berpidato
Izinkan untuk berswa foto

24. Cumi-cumi dimasak presto
Tidak lupa ditambah sambal balado
Izinkan saya sampaikan pidato
Harap maklum jika isinya gado-gado

25. Air laut rasanya asin
Ada ibu berkalung berlian
Salam sapa saya ucapkan
Untuk bapak dan ibu sekalian

26. Pagi-pagi membeli ketan
Setelah itu menjahit kain
Senang hati saya ucapkan
Selamat datang para hadirin

27. Mentari senja sudah tenggelam
Air hujan mulai jatuh
Ku awali pidato dengan salam
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

28. Biarkan kayu menjadi abu
Abunya putih bagaikan susu
Selamat datang bapak dan ibu
Tetap semangat janganlah lesu

29. Lebaran ke rumah kerabat
Letaknya dekat dengan rumah Mamat
Selamat datang hadirin terhormat
Semoga senantiasa mendapat rahmat

30. Tanjung Pinang Tanjung Pura
Pantainya indah dekat bandara
Hati senang jiwa gembira
Kita bersua di sebuah acara.

31. Semua tulisan harus dirangkum
Sebelum dikirim ke Kota Belgia
Ku ucapkan assalamualaikum
Untuk hadirin hadirat yang berbahagia.

32. Petiklah mangga dengan galah
Jatuh dua menjadi terpencar
Izinkan saya ucapkan bismillah
Semoga acara berlangsung lancar.

33. Biru laut seperti kolam
Ikan paus pandai menyelam
Dari lubuk hati yang paling dalam
Saya buka pidato dengan salam.

34. Persib Bandung lawan Mitra Kukar
Dapat piala boleh dipajang
Tolong hadirin siapkan tikar
Karena pidato saya agak panjang.

35. Ada anak pergi dengan ibunya
Jalan-jalan membeli soto
Selamat pagi untuk semuanya
Izinkan saya membuka pidato.

36. Cinta perih dititik nadir
Pacar menjauh, sedihlah hati
Terima kasih berkenan hadir
Semoga Tuhan selalu memberkati.

37. Siang hari makan ikan asin
Ikan asin rasanya asin
Salam sapa saya ucapkan
Untuk bapak dan ibu sekalian.

38. Hidung mampet berisi lendir
Bersin-bersin kaki terkilir
Terimakasih telah berkenan hadir
Semoga rezeki terus mengalir.

39. Wanita jelita menjadi biduan
Bingung sejenak cari alamat
Selamat datang tuan dan puan
Semoga pidato ini membawa manfaat.

40. Sungai Mahakam airnya bersih
Naik rakit seorang brigadir
Kami ucapkan terima kasih
Buat hadirin yang telah hadir.

41. Pagi hari makan kelapa
Rasanya enak bikin tertawa
Kita di sini telah berjumpa
Untuk pidato yang istimewa.

42. Badan kekar umurnya tua
Bawa pedang bukanlah petani
Apa kabar hadirin semua
Selamat datang di acara ini.

43. Air beriak tanda tak dalam
Air tenang seperti berlian
Izinkan saya ucapkan salam
Untuk para hadirin sekalian.

44. Pergi ke kebun ambil kelapa
Melihat anak riang tertawa
Kita di sini telah berjumpa
Untuk acara yang istimewa.

45. Jauh pulau dari malaka
Pergi haji ke kota mekah
Dengan bismillah acara dibuka
Moga pidato ini mendapat berkah

Unsur-unsur pantun yang perlu diketahui.

pantun pembuka pidato © 2024 freepik.com

pantun pembuka pidato
freepik.com

Pantun memiliki dua unsur utama, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun pantun dari dalam, yang secara langsung berkaitan dengan isi dan struktur pantun itu sendiri. Unsur ekstrinsik merupakan unsur-unsur yang berada di luar pantun dan secara tidak langsung memengaruhi makna maupun pemahaman pantun. Lebih lanjut penjelasan tentang dua unsur tersebut, dibawah ini!

1. Unsur-unsur intrinsik pantun meliputi:

- Suku kata
Setiap baris pantun minimal terdiri dari 8 suku kata dan maksimal 12 suku kata.

- Rima
Pantun memiliki pola rima a-b-a-b atau a-a-a-a. Untuk pantun 2 bari memiliki rima a-a atau a-b

- Irama
Pantun memiliki irama yang teratur dan enak didengar.

- Diksi
Pantun menggunakan bahasa yang lugas, mudah dipahami, dan sesuai dengan tema.

- Imaji
Pantun dapat menggunakan imaji visual, auditif, atau kinestetik untuk membangkitkan perasaan dan imajinasi pembaca.

- Amanat
Pantun biasanya mengandung pesan moral atau pelajaran hidup yang ingin disampaikan kepada pembaca.

2. Unsur-unsur ekstrinsik pantun meliputi:

- Nilai-nilai budaya
Pantun biasanya mencerminkan nilai-nilai budaya masyarakat yang membuatnya.

- Latar belakang sosial
Selain itu, pantun dapat dipengaruhi oleh latar belakang sosial penulisnya, seperti kelas sosial, pendidikan, dan pekerjaan.

- Tujuan penulisan
Pada dasarnya pantun dapat ditulis dengan berbagai tujuan, seperti untuk menghibur, memberikan nasihat, atau mengkritik.

- Penafsiran pembaca
Makna pantun dapat berbeda-beda tergantung pada penafsiran pembaca. Dengan memahami unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik pantun, kamu dapat lebih memahami makna dan nilai yang terkandung di dalamnya.

3. Contoh unsur intrinsik dan ekstrinsik pantun:

1. Unsur Intrinsik.

-Suku kata:
Ikan mas dimakan dengan nasi,
Enak rasanya di hari ini.
(Setiap baris pantun ini terdiri dari 8 suku kata)

-Rima:
Burung merpati hinggap di dahan,
Makannya buah berwarna merah.
Mari kita tingkatkan pendidikan,
Agar masa depan bangsa cerah.
(Pantun ini memiliki pola rima a-b-a-b)

-Irama:
Ke pasar membeli jamu,
Jamu pepaya untuk ibu.
Sehat selalu badan kita,
Agar dapat bekerja dengan gemulai.
(Pantun ini memiliki irama yang teratur dan enak didengar)

2. Unsur Ekstrinsik.

-Nilai-nilai budaya:
Nasi putih lauknya tempe,
Sayur lodeh sambal terasi.
Bersyukur atas rezeki,
Hidup sederhana penuh arti.
(Pantun ini mencerminkan nilai budaya kesederhanaan dan rasa syukur)

-Latar belakang sosial:
Pena dan tinta alat tulis,
Buku dan kertas tempat belajar.
Rajinlah belajar setiap hari,
Agar cita-cita dapat tercapai.
(Pantun ini menunjukkan latar belakang sosial penulis yang menghargai pendidikan)

-Tujuan penulisan:
Daun kelor direbus dengan air,
Minumnya hangat di sore hari.
Mari kita jaga kesehatan diri,
Agar hidup terasa lebih berarti.
(Pantun ini ditulis dengan tujuan untuk memberikan nasihat tentang pentingnya menjaga kesehatan)

-Penafsiran pembaca:
Bunga melati harum mewangi,
Tumbuh subur di taman sari.
Mari kita jaga kelestarian alam,
Agar bumi tetap lestari.
(Penafsiran pembaca terhadap pantun ini dapat berbeda-beda, tergantung pada pengalaman dan pengetahuan mereka tentang alam)

Memahami unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik pantun dapat membantu kamu untuk lebih menghargai serta memahami kekayaan budaya bangsa. Pantun bukan hanya sekadar karya sastra, tetapi juga mengandung pesan moral maupun pelajaran hidup yang bermanfaat bagi kehidupan.