Brilio.net - Pada masa usia dini, terutama di usia taman kanak-kanak (TK), seringkali orang tua merasa khawatir tentang kemampuan belajar anak. Banyak yang berpikir semakin cepat anak belajar membaca, menulis, dan berhitung, semakin baik pula perkembangan akademiknya di masa depan. Namun, sebenarnya usia TK adalah periode yang sangat penting untuk bermain, bukan fokus pada aktivitas belajar akademis yang formal. Bermain tidak hanya menjadi kegiatan menyenangkan, tetapi juga menjadi dasar pembentukan budi pekerti dan perkembangan emosional anak.
Bermain di usia dini memiliki peran yang lebih besar daripada yang terlihat di permukaan. Melalui bermain, anak-anak belajar untuk mengeksplorasi, menyelesaikan masalah, dan berinteraksi dengan teman sebayanya. Bermain adalah cara alami bagi anak-anak untuk mengembangkan kreativitas dan imajinasi mereka. Di saat yang sama, aktivitas ini membantu mengasah keterampilan sosial dan emosional, yang menjadi fondasi bagi perkembangan kepribadian mereka. Oleh karena itu, ada banyak alasan mengapa bermain lebih penting daripada belajar di usia TK.
Nah, dirangkum brilio.net, Kamis (24/10) berikut ini adalah 5 alasan utama mengapa anak TK seharusnya lebih fokus bermain daripada belajar. Kamu akan melihat bahwa bermain pada usia ini bukanlah sekadar hiburan, tetapi juga pembentukan karakter yang akan berdampak jangka panjang pada kehidupan mereka.
foto: freepik.com
1. Bermain meningkatkan perkembangan sosial dan emosional
Bermain memberi anak kesempatan untuk berinteraksi dengan teman-teman sebaya dalam suasana yang bebas dari tekanan akademis. Ketika anak-anak bermain bersama, mereka belajar berbagai keterampilan sosial, seperti bekerja sama, berbagi, dan memahami perspektif orang lain. Bermain peran, seperti berpura-pura menjadi dokter atau polisi, memungkinkan mereka untuk memahami dinamika sosial di dunia nyata, membantu meningkatkan empati dan kemampuan mereka untuk bersosialisasi dengan baik.
Data dari American Academy of Pediatrics menunjukkan bahwa perkembangan sosial dan emosional yang sehat pada usia dini penting untuk kesehatan mental anak di masa depan. Selain itu, bermain juga membantu anak-anak mengelola emosi mereka dengan cara yang lebih positif. Misalnya, mereka belajar menghadapi kekalahan atau berbicara tentang perasaan mereka dalam suasana yang aman dan terkendali. Ini akan membentuk mereka menjadi individu yang lebih stabil secara emosional.
2. Bermain meningkatkan kreativitas dan imajinasi
Melalui bermain, anak-anak dapat memanfaatkan imajinasi mereka secara bebas. Bermain peran, seperti menjadi superhero, menghidupkan cerita fiksi, atau menciptakan dunia khayalan, melatih otak mereka untuk berpikir kreatif. Aktivitas ini memungkinkan anak untuk mengeksplorasi ide-ide tanpa batas dan memunculkan solusi-solusi inovatif. Hal ini sangat penting dalam membentuk keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah yang akan sangat berguna saat mereka dewasa.
Menurut laporan dari Harvard University, kemampuan berpikir kreatif yang diperoleh melalui bermain akan membantu anak-anak di kemudian hari dalam menyelesaikan masalah di berbagai bidang kehidupan mereka. Jadi, sebelum memperkenalkan anak pada konsep-konsep akademis yang kaku, biarkan mereka melatih kreativitas mereka melalui bermain.
foto: freepik.com
3. Bermain mendorong perkembangan motorik dan fisik
Aktivitas bermain tidak hanya bermanfaat bagi perkembangan mental, tetapi juga fisik. Saat anak-anak berlari, melompat, memanjat, atau bermain bola, mereka melatih kemampuan motorik kasar dan halus mereka. Perkembangan fisik yang baik di masa kanak-kanak akan membantu anak menjadi lebih sehat dan kuat, serta mengurangi risiko masalah kesehatan di kemudian hari. Hal ini tidak dapat diperoleh dari duduk diam di ruang kelas sambil mengerjakan latihan akademis.
Studi dari Journal of Pediatrics menyatakan bahwa anak-anak yang aktif secara fisik memiliki tingkat perkembangan motorik yang lebih baik dibandingkan anak-anak yang lebih banyak diam atau fokus pada aktivitas pasif. Jadi, biarkan anak-anak mengeksplorasi dunia melalui gerakan tubuh mereka. Bermain di luar ruangan juga membantu anak-anak belajar tentang lingkungan sekitar mereka.
4. Bermain mengajarkan anak tentang pengambilan keputusan
Bermain bebas memungkinkan anak untuk mengambil kendali atas dunia mereka. Mereka belajar membuat keputusan, menetapkan aturan sendiri, dan memecahkan masalah saat mereka bermain. Misalnya, ketika anak-anak bermain permainan papan atau bermain pura-pura dengan teman-teman, mereka sering kali harus memutuskan apa yang akan terjadi selanjutnya, siapa yang melakukan apa, dan bagaimana permainan akan berlanjut. Keterampilan ini sangat penting untuk perkembangan kognitif mereka dan membantu membentuk pemikiran logis serta analitis.
Penelitian dari Early Childhood Education Journal menunjukkan bahwa anak-anak yang sering diberi kesempatan untuk mengambil keputusan melalui bermain memiliki keterampilan berpikir kritis yang lebih baik dan lebih mandiri dalam membuat keputusan saat dewasa . Dengan memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk bermain, kamu membantu mereka belajar menghadapi tantangan kehidupan dengan lebih baik.
foto: freepik.com
5. Bermain membangun hubungan yang kuat dengan orang tua dan teman sebaya
Bermain adalah momen yang tepat untuk anak-anak berinteraksi dengan orang tua mereka dan membangun ikatan yang lebih kuat. Melalui permainan sederhana seperti puzzle, permainan papan, atau bahkan bermain di taman, anak-anak dapat merasakan kehadiran orang tua mereka, yang pada akhirnya akan membentuk hubungan emosional yang kuat. Selain itu, bermain dengan teman sebaya juga mengajarkan anak tentang kerja tim dan bagaimana berkomunikasi dengan baik.
Sebuah artikel ilmiah dari National Association for the Education of Young Children menyoroti pentingnya keterlibatan orang tua dalam bermain untuk mendukung perkembangan anak yang sehat . Ketika orang tua terlibat dalam bermain bersama anak-anak mereka, hubungan keluarga menjadi lebih kuat, dan anak-anak merasa didukung secara emosional.
Recommended By Editor
- 11 Faktor yang mempengaruhi kecerdasan anak, bisa dipupuk sejak dini
- Kurikulum TK di 5 negara maju ini ternyata nggak ada Matematika, utamakan keterampilan sosial
- 7 Dampak negatif pelajaran matematika untuk anak TK, bisa menjadi beban mental anak
- Survei: Kemampuan Matematika siswa Indonesia duduki peringkat 69 dunia, masuk kategori terendah
- Masa kecil anak TK akan terenggut jika belajar Matematika, bagaimana sebaiknya sikap orang tua?