21. Tak boleh berandai-andai
Apalagi hal yang tak senonoh
Rajin belajar itu pangkal pandai
Jika malas, jadilah bodoh

22. Pohon alpukat batangnya belah
Menjelang senja langitnya merah
Meski rindu ingin sekolah
Harus belajar walau di rumah

23. Tertusuk duri keluar darah
Darah yang keluar berwarna merah
Seperti ini nasib anak sekolah
Harus belajar di tengah wabah

24. Beli bolu lupa dibungkus
Dibawa pulang pakai sarung
Belajar daring haruslah fokus
Supaya tidak bingung

25. Ada luka bekas tersayat
Dibalut kain hingga erat
Tuntut ilmu sepanjang hayat
Untuk bekal kita di akhirat

26. Pagi hari untuk berlari
Berlari hingga esok hari
Ilmu agama itu wajib dipelajari
Untuk bekal jalani hidup ini

27. Adik bersiul sambil bernyanyi
Meski hari masihlah sunyi
Jauh kaki melangkah dengan sunyi
Menuntut ilmu tiada henti

28. Burung merpati bulunya lebat
Punya badan yang sangat kuat
Semoga kamu terus sehat
Untuk bisa dapat ilmu bermanfaat

29. Dari daun hingga akar
Buah apel jadi rebutan
Apabila tak tahan untuk belajar
Bersiaplah untuk tanggung kebodohan

30. Buah jeruk buah nangka
Burung beo burung merak
Si cendekia itu sangatlah langka
Namun, yang mengaku-ngaku malah banyak

31. Hujan turun, bunga pun tumbuh
Turunya dari langit berwarna abu
Belajarlah dari subuh
Agar berakal dan juga berilmu

32. Berkeliling dunia mencari jodoh
Dapat juga yang berupa
Malangnya jadi orang bodoh
Apa pun dia tidak bisa

33. Jangan coba untuk usil
Jika tidak ingin banyak musuhnya
Masih mau jadi orang yang berhasil?
Tekun belajar adalah kuncinya

34. Jalan-jalan ke Palembang
Perginya bersama gembala
Saat membaca harus diulang
Agar ilmunya menempel di kepala

35. Jika hujan, tanah akan basah
Hujannya turun di hari Minggu
Di dunia ini tidak ada hal yang susah
Jika terus dipelajari dan digugu

36. Siulan merdu dari burung kenari
Mereka bernyanyi sepanjang hari
Ilmu harus dituntut dan dicari
Dengan kesungguhan hati

37. Ada air di daun talas
Tidaklah basah ketika hujan
Jangan jadi anak pemalas
Nanti susah dapat pelajaran.

38. Pisau di dapur haruslah diasah
Supaya tajam dan jadi kuat
Belajar harus tanpa kenal lelah
Agar dapat ilmu yang bermanfaat.

39. Petang datang para tamu
Jauh dari seberang sana
Rajinlah engkau meraih ilmu
Sebagai bekal di hari tua.

40. Rusa lari ke padang datar
Harimau datang tuk mengejar
Jika ingin tambah pintar
Tentu kita harus belajar.

41. Tinggi badan amat semampai
Petani pergi mengambil talas
Rajin belajar pangkal pandai
Semangat terus jangan malas.

42. Menggali tanah mendapat emas
Emas terhimpit batu belah
Jadi anak jangan pemalas
Ayo rajin ke sekolah.

43. Pohon jati tumbuh berjajar
Pandai berpantun orang Banjar
Jika kita malas belajar
Cita-cita tak kan terkejar.

44. Harum sekali mangga kweni
Sayang hanya untuk titipan
Belajar tekun di hari ini
Akan bahagia di masa depan.

45. Buah kelapa banyak minyaknya
Tokek suka menjilat ludahnya
Orang yang banyak ilmunya
Tentu dia mudah hidupnya.

46. Ayam hutan ayam bekisar
Banyak dijual di tengah pasar
Di waktu kecil malas belajar
Sengsara dia di waktu besar.

47. Hari panas badannya gerah
Tetap bekerja meskipun lelah
Masa depanmu akan cerah
Jika belajar rajin di sekolah.

48. Di puncak gunung ada perunggu
Saat dicari tak ketemu
Masa depan sedang menunggu
Anak berprestasi penuh ilmu.

49. Shalat subuh saat fajar
Setelah salat bunga disiram
Siapa yang malas belajar
Masa depannya akan suram.

50. Kancil lari tidak terkejar
Rusa lari sambil berputar
Sekarang kita mulai belajar
Supaya jadi anak yang pintar.

Sebagai tambahan informasi, kamu perlu mengetahui asal usul pantun. Dijelaskan lebih lanjut di bawah ini!

Asal usul kata "Pantun"

Pantun pendidikan tentang semangat belajar © 2024 freepik.com

Pantun pendidikan tentang semangat belajar
freepik.com

Kata "pantun" berasal dari bahasa Minangkabau, yaitu "patuntun", yang berarti "penuntun" atau "petunjuk". Hal ini mencerminkan fungsi pantun pada masa lampau, yaitu sebagai media untuk menuntun dan memberi petunjuk dalam kehidupan sehari-hari.

Sejarah singkat pantun.

Awal mulanya pantun dipercaya telah ada sejak zaman prasejarah dan berkembang di berbagai daerah di Nusantara, terutama di wilayah Melayu. Bukti pantun tertua ditemukan dalam prasasti batu di Sumatera Barat yang berasal dari abad ke-9 Masehi.

Berjalannya waktu, pantun berkembang pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara, dimana pantun mulai digunakan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti upacara adat, pertunjukan seni, dan media penyampaian pesan moral dan filosofi.

Selanjutnya, pantun menyebar ke seluruh wilayah Melayu, termasuk Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura. Pantun juga diadaptasi ke dalam berbagai bahasa daerah, seperti bahasa Jawa, Sunda, dan Batak.

Kemudian pantun mendapat pengakuan UNESCO, tepat 2020, UNESCO menetapkan pantun sebagai Warisan Budaya Takbenda (ICH) dari Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam.

Ciri khas pantun.

Pantun pendidikan tentang semangat belajar © 2024 freepik.com

Pantun pendidikan tentang semangat belajar
freepik.com

Sebagai warisan budaya Tanah Air, pantun memiliki beberapa ciri khas pantun, diantaranya:

- Struktur

Pantun terdiri dari 4 baris, dengan pola rima A-B-A-B (baris pertama dan ketiga bersajak, baris kedua dan keempat bersajak).

- Isi

Pantun biasanya mengandung pesan moral, filosofi, atau cerita yang disampaikan dengan cara yang kreatif dan jenaka.

- Fungsi

Selain itu pantun memiliki berbagai fungsi, seperti untuk menghibur, menyampaikan pesan, menjalin komunikasi, maupun melestarikan budaya.

Lebih jauh menelisik di era saat ini, meskipun pantun berasal dari tradisi lisan, pantun kini juga telah dijumpai dalam bentuk tertulis, seperti dalam puisi, lagu, dan media sosial. Pantun tetap digemari oleh masyarakat, terutama generasi muda, karena pesonanya yang unik dan menghibur.

Pada dasarnya, pantun merupakan warisan budaya yang berharga yang memiliki sejarah panjang di Nusantara. Pantun tidak hanya menghibur, tetapi juga mengandung nilai-nilai moral dan filosofi sehingga bisa dipelajari maupun diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.