Brilio.net - Anak menjadi generasi bangsa, yang sejak dalam kandungan orang tua selalu menginginkan yang terbaik untuk sang buah hatinya. Pasalnya kualitas seorang anak juga bergantung pada didikan yang terdapat dalam lingkungan keluarga. Bagaimana tidak, keluarga sebagai wadah pertama seorang anak mengenal tentang dunia.

Umumnya, hal pertama yang diajarkan oleh orang tua yakni berbicara. Mengenal bahasa Ibu agar memudahkan si kecil dalam berkomunikasi. Menyadur dari Antaranews, menurut Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. DR. Dr. Rini Sekartini Sp.A(K) anak yang diajarkan lebih dari satu bahasa dapat lebih peka dalam memilih penggunaan kata ketika menyampaikan penjelasan.

Selain itu, menurut Ketua Unit Kerja Koordinasi Tumbuh Kembang dan Pediatri Sosial Ikatan Dokter Anak Indonesia ini mengatakan, anak yang menguasai lebih dari satu bahasa juga biasanya lebih fleksibel dan kreatif serta memiliki kemampuan analisis yang lebih baik. Dengan demikian, pentingnya mengajarkan anak berbagai bahasa. Meski demikian, terdapat beberapa implikasi apabila orang tua mengajarkan anak lebih dari satu bahasa.

Tanpa menunggu lama lagi, yuk simak ulasan lengkap Kelebihan dan kekurangan ajarkan anak lebih dari satu bahasa sejak dini, yang brilio.net sadur dari berbagai sumber, Jumat (23/8).

Kelebihan dan kekurangan ajarkan anak lebih dari satu bahasa sejak dini.

Kelebihan dan kekurangan ajarkan anak lebih dari satu Bahasa sejak dini © 2024 freepik.com

foto: freepik.com

Mengajarkan anak lebih dari satu bahasa sejak dini menjadi topik yang telah banyak dibahas oleh para ahli bahasa, psikolog, maupun pendidik. Secara umum, pendekatan ini menawarkan banyak manfaat tetapi juga membawa ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi. Nah, supaya lebih memahami lebih dalam, berikut ini kelebihan dan kekurangan mengajarkan anak lebih dari satu bahasa sejak dini, meliputi:

- Kelebihan

1. Meningkatkan kecerdasan kognitif

Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan bilingual atau multilingual cenderung memiliki kemampuan kognitif yang lebih baik.

Merujuk pada studi yang diterbitkan di Journal of Cognitive Neuroscience, anak-anak yang berbicara lebih dari satu bahasa menunjukkan kemampuan yang lebih tinggi dalam hal multitasking, pemecahan masalah, hingga berpikir kreatif.

Hal ini karena otak si kecil terus-menerus beradaptasi untuk mengelola dua atau lebih sistem bahasa, yang meningkatkan fleksibilitas mental maupun keterampilan berpikir analitis.

2. Membantu perkembangan sosial

Anak-anak yang menguasai lebih dari satu bahasa sejak dini dapat beradaptasi dengan lebih mudah dalam berbagai konteks sosial budaya. Menyadur dari riset yang dilakukan oleh University of Chicago menemukan bahwa anak-anak bilingual memiliki empati sosial yang lebih tinggi karena mereka lebih mudah memahami perspektif orang lain.

Selain itu, kemampuan untuk berbicara beberapa bahasa memungkinkan anak terhubung dengan beragam budaya, sehingga memperkaya pemahaman mereka tentang dunia sekaligus membuka peluang untuk berinteraksi dengan berbagai komunitas.

3. Keuntungan dalam karier masa depan

Menguasai beberapa bahasa memberikan keuntungan kompetitif di pasar kerja global. Dalam sebuah laporan oleh American Council on the Teaching of Foreign Languages, disebutkan bahwa individu bilingual lebih diminati dalam bidang seperti bisnis internasional, diplomasi, pendidikan, hingga teknologi. Penguasaan bahasa asing juga sering dikaitkan dengan gaji yang lebih tinggi serta kesempatan yang lebih luas untuk bekerja di luar negeri atau di perusahaan multinasional.

- Kekurangan:

4. Tempo perkembangan bahasa yang lebih lambat

Salah satu kekhawatiran yang sering diungkapkan oleh para orang tua adalah potensi keterlambatan bahasa pada anak-anak yang belajar lebih dari satu bahasa. Pada tahap awal, anak-anak yang belajar dua bahasa atau lebih mungkin akan menunjukkan tempo perkembangan bahasa yang lebih lambat dibandingkan anak-anak yang hanya belajar satu bahasa.

Hal ini pun didukung dalam penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Speech, Language, and Hearing Research, beberapa anak bilingual mungkin mengalami keterlambatan sementara dalam memproduksi kata-kata atau kalimat dibandingkan dengan anak-anak yang hanya belajar satu bahasa. Namun, penting untuk dicatat bahwa keterlambatan ini biasanya bersifat sementara dan tidak menunjukkan gangguan perkembangan bahasa secara permanen.

5. Kesulitan dalam konsistensi bahasa

Anak-anak perlu eksposur yang cukup untuk menguasai bahasa yang dipelajari. Tantangan yang umum terjadi adalah kesulitan dalam memberikan eksposur yang konsisten terhadap kedua bahasa.

Misalnya, jika satu bahasa hanya digunakan di rumah dan bahasa lainnya digunakan di sekolah, anak mungkin kesulitan mempertahankan kedua bahasa dengan baik.

Sebuah studi oleh Bilingual Research Journal menemukan bahwa tanpa eksposur yang seimbang, satu bahasa bisa menjadi dominan, sementara kemampuan bahasa lainnya berkurang seiring waktu.

6. Beban kognitif yang lebih tinggi

Mempelajari lebih dari satu bahasa dapat menambah beban kognitif pada anak, terutama jika mereka juga sedang mempelajari konsep-konsep baru di sekolah.

Penelitian yang dipublikasikan oleh Harvard Graduate School of Education menunjukkan bahwa anak-anak yang belajar beberapa bahasa mungkin mengalami kebingungan sementara ketika mereka harus membedakan aturan tata bahasa atau kosakata dari berbagai bahasa. Hal ini bisa menimbulkan rasa frustrasi pada anak, terutama jika lingkungan mereka tidak mendukung penggunaan kedua bahasa dengan baik.