Brilio.net - Rencana penghapusan TransJakarta koridor 1 rute Blok M-Kota oleh Pemerintah Jakarta menuai reaksi keras dari warga. Sebagai salah satu rute yang paling banyak digunakan, koridor ini memiliki peran vital dalam mobilitas harian masyarakat.
Langkah ini dianggap kurang bijak, mengingat pentingnya layanan transportasi yang mudah diakses sekaligus terjangkau di tengah kota.
Pemprov DKI Jakarta menyatakan alasan utama dibalik wacana ini yakni efisiensi subsidi transportasi. Dengan adanya proyek MRT Lebak Bulus-Kota yang ditargetkan rampung pada 2029, pemerintah berharap masyarakat akan beralih menggunakan MRT sebagai alternatif utama.
Selain itu, ada wacana penyesuaian tarif MRT untuk menarik lebih banyak pengguna jika koridor 1 TransJakarta benar-benar dihentikan. Namun, warga menilai penghapusan rute ini justru dapat menciptakan lebih banyak masalah daripada solusi.
TransJakarta koridor 1 sudah menjadi bagian penting dari rutinitas harian banyak orang karena biayanya yang terjangkau apalagi jangkauannya yang luas. Dengan layanan ini, masyarakat bisa menjangkau banyak titik strategis di Jakarta tanpa harus berganti moda transportasi, sesuatu yang belum sepenuhnya bisa diakomodasi MRT hingga saat ini.
Lantas apa alasan di balik pelanggan tolak penghapusan TransJakarta rute blok M-Kota? Yuk simak ulasan lengkap yang brilio.net lansir dari berbagai sumber, Senin (23/12).
Alasan pelanggan tolak Transjakarta rute blok M-Kota dihapus
- Penyebab pemerintah canangkan penghapusan Transjakarta rute blok M-Kota dihapus
1. Alasan pemerintah hapuskan koridor 1 TransJakarta rute blok M-Kota.
Sebelum menilik alasan pelanggan menolak penghapusan ini, sebaiknya pahami terlebih dahulu penyebab wacana koridor 1 TransJakarta dihapuskan. Diketahui, Dinas Perhubungan (Dishub) Jakarta bakal menghapus koridor Transjakarta yang berhimpitan 100 persen dengan jalur Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta.
Menurut Kepala Dishub Jakarta Syafrin Liputo, penghapusan tersebut dimaksud agar tidak ada tumpang tindih antar moda transportasi umum di Jakarta. Sementara pada koridor lain dengan rute dari dan menuju Blok M-Kota tidak dihapuskan seperti Transjakarta koridor 2 rute Pulogadung-Harmoni, Cililitan-Blok M, atau Kampung Rambutan-Blok M.
2. Pemerintah melakukan penghapusan demi efisiensi subsidi
Selain alasan tidak adanya tumpang tindih antarmoda transportasi, alsan selanjutnya berkaitan dengan pengelolaan dana. Syafrin menjelaskan bahwa Jakarta mempunya rencana induk transportasi sehingga Pemprov harus melakukan efesinsi pengelolaan dana Public Service Obligation (PSO) atau dana subsidi untuk moda transportasi.
Lebih jauh, berdasarkan penjelasan Syafrin dari kajian yang dilakukan apabila kedua layanan angkutan masal ini sifatnya paralel 100 persen, sehingga pemerintah harus mengucurkan subsidi secara double untuk moda transportasi yang rute ataupun jalurnya berhimpitan tadi.
3. Bakal diberlakukan pada 2029
Wacana penghapusan ini masih berlangsung dalam beberapa tahun kedepan. Hal ini menunggu pembangunan MRT fase 2A dan MRT beroperasi full sampai dengan ke kota.
"Contohnya Blok M-kota itu sekarang dilayani oleh busway koridor, kemudian nanti pada saat MRT fase 2 A selesai dari Bundaran HI sampai dengan Kota, otomatis layanan MRT itu akan full dari Lebak Bulus-Kota, sehingga akan ada layanan Transjakarta yang berhimpitan 100 persen dengan layanan MRT, yaitu Blok M-Kota," ungkap Syafrin, dilansir dari Liputan6, Senin (23/12)
"Koridor Blok M-Kota ini akan dilakukan rerouting, tetapi menunggu setelah selesai pembangunan MRT fase 2A dan MRT beroperasional full sampai dengan ke Kota. Insyaallah nanti itu akan operasional kita harapkan 2029," lanjutnya.
- Alasan pelanggan tolak Transjakarta rute blok M-Kota dihapus
4. TransJakarta koridor 1 Blok M-Kota menjangkau berbagai titik.
Diketahui koridor 1 Transjakarta beroperasi melewati Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan MH Thamrin, jalan utama pusat perekonomian hingga pemerintahan alias segitiga emas Jakarta. Walau pemerintah berdalih rute blok M-Kota bersinggungan dengan jalur MRT namun pelanggan tetap menolak.
Bagaimana tidak, rute koridor 1 Blok M-Kota melewati Jalan Sultan Hasanuddin, Jalan Trunojoyo, Jalan Sisingamangaraja, Jalan Medan Merdeka Barat Jalan Gajah Mada, hingga Jalan Kali Besar Timur.
Bisa dibilang, ada lebih dari 20 halte yang dilalui Transjakarta koridor satu, meliputi sejumlah titik di Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, hingga Jakarta Barat.
5. Tarif TransJakarta lebih terjangkau
Tak sedikit penumpang TransJakarta koridor 1 rute blok M-Kota mengaku tarif transportasi ini lebih terjangkau harganya, sehingga cukup untuk berbagai kalangan mulai dari kalangan pelajar hingga pekerja.
6. Fasilitas nyaman
Nggak cuma perihal tarif murah, nampaknya TransJakarta koridor 1 ini juga memberikan fasilitas yang nyaman sekaligus aman untuk penumpangnya.
7. Khawatir tarik yang dipatok lebih mahal
Terakhir, adanya kekhawatiran para penumpang yang khawatir tarif MRT yang menggantikan TransJakarta koridor 1 rute Blok M-Kota ini memberatkan masyarakat menengah ke bawah.
Informasi tambahan, TransJakarta memiliki tarif flat alias tetap 3.500 per penumpang untuk menjangkau berbagai titik. Bahkan penumpang tidak akan dikenakan biaya tambahan.
Sedangkan ketika naik MRT berbeda setiap stasiun, jika penumpang naik dari Stasiun Lebak Bulus dan turun di Blok M maka dikenai tarif Rp 8.000. Sementara jika naik dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI, tarifnya Rp 14 ribu.
Recommended By Editor
- Benarkah bayar QRIS kena PPN 12 persen? Begini penjelasan lengkap Ditjen Pajak soal PPN QRIS
- Disebut punya andil kenaikan PPN 12%, PDIP beri penjelasan soal perannya dalam pengesahan UU HPP
- Dukung kenaikan PPN 12%, Putri Zulhas sebut fokus kebijakan dirancang pada masyarakat kecil
- Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sebut kenaikan PPN 12% bukan keputusan sepihak pemerintah
- WNA punya tanah 1,1 hektar & restoran di Bali, bisakah orang asing menguasai tanah dengan hak milik?
- Ganjar Pranowo kritik kenaikan PPN 12 persen, singgung soal keadilan