Brilio.net - Pelajaran matematika sering dianggap sebagai salah satu pelajaran yang menantang bagi banyak siswa, bahkan untuk anak-anak di usia dini seperti TK. Sebagai orang tua atau pendidik, kamu pasti ingin memberikan pendidikan terbaik untuk anak-anak, namun ternyata memperkenalkan matematika terlalu dini bisa membawa dampak negatif. Hal ini terutama berlaku jika pendekatannya kurang tepat, yang bisa berisiko membebani mental dan emosional anak.
Pada usia TK, anak-anak sedang berada dalam fase perkembangan kognitif yang sangat pesat, namun juga masih sangat sensitif secara emosional. Memperkenalkan konsep matematika yang terlalu kompleks di usia ini bisa membuat mereka merasa tertekan atau bahkan frustasi. Alih-alih mengembangkan rasa percaya diri dan kecintaan terhadap belajar, mereka bisa mengalami stres, kecemasan, dan bahkan mulai merasa takut terhadap pelajaran matematika.
Dampak-dampak negatif dari pembelajaran matematika ini sebenarnya bisa dicegah jika dilakukan dengan pendekatan yang tepat. Namun, jika tidak, pelajaran yang seharusnya menyenangkan dan memperkaya wawasan anak bisa menjadi beban mental. Dirangkum brilio.net dari berbagai sumber, Kamis (24/10) berikut ini adalah 7 dampak negatif yang bisa terjadi jika pelajaran matematika diajarkan dengan cara yang tidak sesuai untuk anak TK.
foto: freepik.com
1. Stres dan kecemasan akademik
Salah satu dampak negatif utama dari pengenalan matematika terlalu dini adalah stres akademik. Anak-anak TK belum sepenuhnya memahami konsep belajar sebagai sebuah proses, sehingga ketika mereka merasa kesulitan atau gagal dalam memahami konsep matematika, mereka bisa merasa sangat tertekan. Stres ini bisa mempengaruhi kesejahteraan emosional mereka, membuat mereka cemas saat harus berhadapan dengan tugas-tugas matematika. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa stres akademik pada anak usia dini bisa berdampak pada perkembangan mental mereka di masa depan.
2. Menurunnya minat belajar
Jika anak TK mengalami kesulitan dalam belajar matematika, mereka bisa mulai kehilangan minat untuk belajar secara keseluruhan. Kegagalan yang mereka alami dalam pelajaran ini bisa membuat mereka merasa kurang mampu atau tidak cerdas, yang berujung pada menurunnya semangat dan motivasi belajar. Padahal, di usia ini, anak-anak seharusnya dikenalkan pada pembelajaran yang menyenangkan dan menarik, agar mereka terbiasa dengan proses belajar yang positif.
3. Rasa takut terhadap Matematika
Rasa takut terhadap matematika, atau yang sering disebut sebagai math anxiety, bisa mulai terbentuk sejak dini jika pelajaran matematika diberikan secara berlebihan dan terlalu serius. Hal ini diungkapkan dalam sebuah penelitian berjudul: "Math Anxiety in Young Learners" oleh Dr. J. Thompson, pada 2021. Anak-anak yang mengalami kesulitan dan merasa tertekan saat mempelajari matematika mungkin mulai mengasosiasikan pelajaran ini dengan rasa takut dan kecemasan. Jika ini terus berlanjut, rasa takut tersebut bisa terbawa hingga mereka dewasa dan mempengaruhi performa akademik mereka di jenjang yang lebih tinggi.
foto: freepik.com
4. Menghambat perkembangan sosial dan emosional
Pembelajaran matematika yang terlalu kaku dan menuntut pada anak TK bisa menghambat perkembangan sosial dan emosional mereka. Anak-anak di usia ini seharusnya lebih fokus pada eksplorasi dunia sekitar, bermain, dan berinteraksi dengan teman sebaya. Namun, jika terlalu banyak waktu dihabiskan untuk mempelajari matematika dengan tekanan untuk mencapai hasil tertentu, mereka bisa kehilangan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang sangat penting untuk pertumbuhan mereka .
5. Perasaan rendah diri
Anak-anak pada usia TK sangat rentan terhadap perasaan rendah diri jika mereka merasa tidak mampu mengikuti pelajaran, terutama matematika yang sering dianggap sebagai pelajaran sulit. Jika mereka terus-menerus merasa gagal atau kesulitan dalam memahami konsep-konsep matematika, mereka bisa mulai merasa tidak cukup pintar atau tidak berbakat. Hal ini dapat mempengaruhi harga diri mereka secara keseluruhan, bukan hanya dalam bidang akademik, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari .
6. Kebingungan dalam memahami konsep abstrak
Pada usia TK, anak-anak masih mengembangkan kemampuan kognitif mereka, terutama dalam memahami konsep-konsep abstrak seperti angka dan operasi matematika. Memperkenalkan konsep yang terlalu abstrak atau sulit bisa membuat anak bingung dan frustrasi. Mereka mungkin belum siap untuk memahami ide-ide ini, sehingga akhirnya merasa gagal atau tidak mampu memecahkan masalah matematika, yang lagi-lagi berujung pada perasaan negatif terhadap pelajaran ini .
foto: freepik.com
7. Terlalu fokus pada prestasi akademik
Di usia yang seharusnya digunakan untuk bermain dan belajar melalui aktivitas fisik serta sosial, pelajaran matematika yang diberikan secara berlebihan bisa membuat anak-anak terlalu fokus pada pencapaian akademik. Hal ini dapat mengurangi waktu mereka untuk bermain dan mengeksplorasi hal-hal lain yang juga penting untuk perkembangan mereka, seperti keterampilan motorik, kreativitas, dan kemampuan berinteraksi dengan orang lain. Pendidikan di usia dini harusnya lebih seimbang antara belajar dan bermain, agar anak-anak bisa tumbuh dan berkembang dengan sehat.
Recommended By Editor
- Survei: Kemampuan Matematika siswa Indonesia duduki peringkat 69 dunia, masuk kategori terendah
- Masa kecil anak TK akan terenggut jika belajar Matematika, bagaimana sebaiknya sikap orang tua?
- Pandangan Wamen Stella Christie soal kenapa anak harus belajar, bisa jadi renungan bijak para ortu
- Benarkah dosen wajib punya gelar S3 untuk mengajar mahasiswa S1? Cek peraturannya di sini
- Bidang pendidikan punya banyak PR besar, ini 5 permasalahan yang harus dibereskan pemerintahan Prabowo