Brilio.net - Uang Kuliah Tunggal (UKT) menjadi salah satu pertimbangan penting bagi calon mahasiswa sebelum memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Besaran UKT berbeda-beda bagi setiap mahasiswa, tergantung beberapa faktor yang memengaruhi penentuan biaya tersebut.

Besaran UKT mahasiswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari pendapatan orang tua, jumlah tanggungan keluarga, hingga jenis program studi yang dipilih. Penting bagi calon mahasiswa untuk memahami faktor-faktor ini sebelum masuk kuliah, agar bisa mempersiapkan diri dengan baik. Pendapatan orang tua, status pekerjaan, kepemilikan aset, dan kebijakan kampus adalah beberapa di antara faktor utama yang memengaruhi besaran UKT mahasiswa. Dengan memahami faktor-faktor ini, mahasiswa dapat mengantisipasi biaya kuliah yang harus dibayarkan dan mencari solusi jika memerlukan keringanan UKT.

Dihimpun brilio.net dari berbagai sumber, Kamis (19/9), berikut 7 faktor yang memengaruhi besaran UKT mahasiswa, sehingga calon mahasiswa bisa lebih memahami apa saja yang perlu diperhatikan sebelum masuk kuliah.

organisasi mahasiswa © 2024 brilio.net

foto: freepik.com

1. Pendapatan Orang Tua atau Wali

Faktor utama yang memengaruhi besaran UKT mahasiswa adalah pendapatan orang tua atau wali. Perguruan tinggi biasanya akan menyesuaikan besaran UKT dengan kondisi finansial keluarga mahasiswa. Semakin tinggi pendapatan orang tua atau wali, semakin besar pula besaran UKT yang harus dibayar. Hal ini dilakukan agar pembebanan biaya kuliah lebih adil sesuai dengan kemampuan masing-masing keluarga.

2. Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah tanggungan keluarga juga menjadi salah satu faktor yang memengaruhi besaran UKT mahasiswa. Mahasiswa yang berasal dari keluarga dengan banyak tanggungan, seperti saudara kandung yang masih bersekolah atau tanggungan lainnya, biasanya akan mendapatkan keringanan dalam besaran UKT. Perguruan tinggi mempertimbangkan faktor ini untuk memastikan biaya kuliah tidak terlalu membebani keluarga dengan tanggungan besar.

3. Status Pekerjaan Orang Tua

Status pekerjaan orang tua juga berperan dalam menentukan besaran UKT mahasiswa. Mahasiswa yang orang tuanya bekerja di sektor formal dengan penghasilan tetap cenderung memiliki UKT yang lebih besar dibandingkan dengan mahasiswa yang orang tuanya bekerja di sektor informal atau tidak memiliki penghasilan tetap. Data ini diperoleh dari surat keterangan kerja atau slip gaji yang biasanya diminta saat pengisian data UKT.

4. Kepemilikan Aset Keluarga

Kepemilikan aset seperti rumah, kendaraan, atau tanah juga menjadi faktor yang memengaruhi besaran UKT mahasiswa. Jika keluarga mahasiswa memiliki aset yang cukup banyak atau bernilai tinggi, perguruan tinggi bisa menetapkan UKT yang lebih besar. Hal ini karena kepemilikan aset dianggap mencerminkan kemampuan finansial keluarga yang lebih baik.

5. Jenis Program Studi yang Dipilih

Jenis program studi yang dipilih oleh mahasiswa juga memengaruhi besaran UKT. Program studi dengan biaya operasional tinggi, seperti kedokteran, teknik, atau program studi yang memerlukan fasilitas laboratorium khusus, biasanya memiliki UKT yang lebih besar. Sebaliknya, program studi dengan biaya operasional yang lebih rendah cenderung memiliki UKT yang lebih terjangkau.

6. Kebijakan Kampus

Setiap perguruan tinggi memiliki kebijakan tersendiri dalam menentukan besaran UKT. Faktor ini termasuk kebijakan kampus terkait subsidi atau keringanan bagi mahasiswa yang kurang mampu. Ada beberapa kampus yang menerapkan kebijakan penurunan UKT bagi mahasiswa berprestasi atau memberikan subsidi silang, di mana mahasiswa dari golongan ekonomi mampu membayar lebih untuk membantu yang kurang mampu.

7. Lokasi Tempat Tinggal

Lokasi tempat tinggal mahasiswa juga bisa memengaruhi besaran UKT. Mahasiswa yang tinggal di daerah dengan biaya hidup lebih tinggi, seperti kota besar, mungkin akan dikenakan UKT yang lebih besar dibandingkan mahasiswa dari daerah dengan biaya hidup lebih rendah. Faktor lokasi ini mempertimbangkan kemampuan mahasiswa dalam menanggung biaya kuliah dan kehidupan sehari-hari selama menempuh pendidikan.