Dalam kurikulum ini, pembelajaran tak lagi berorientasi pada guru semata.
Share now
17 September 2024 15:15
Kurikulum Merdeka yang diterapkan di Indonesia menghadirkan perubahan signifikan dalam dunia pendidikan. Kurikulum ini berfokus pada pembelajaran yang lebih fleksibel dan memberikan kebebasan bagi siswa untuk mengembangkan potensi mereka secara optimal. Dalam penerapannya, guru memegang peran krusial yang tak hanya sebatas sebagai fasilitator. Peran guru sesuai Kurikulum Merdeka semakin berkembang, mencakup berbagai aspek penting, termasuk menjadi evaluator.
Kurikulum Merdeka membawa perubahan besar dalam peran guru. Selain menjadi fasilitator, guru juga memiliki peran penting sebagai evaluator, inovator, pengembang karakter, hingga motivator. Peran guru yang lebih beragam ini membantu menciptakan suasana belajar yang lebih dinamis dan fleksibel, sesuai dengan kebutuhan siswa di era modern ini.
Dengan mengemban peran-peran tersebut, guru diharapkan dapat mencetak generasi yang tidak hanya unggul dalam hal akademik, tetapi juga memiliki keterampilan sosial dan karakter yang kuat. Kurikulum Merdeka memberikan peluang bagi guru untuk terus berinovasi dan memberikan yang terbaik dalam pendidikan.
Brilio.netmerangkum dari berbagai sumber, Selasa (17/9),7 peran guru sesuai Kurikulum Merdeka, yang menunjukkan bahwa tugas guru lebih dari sekadar mendampingi siswa di kelas, tetapi juga mencakup evaluasi, pengembangan karakter, dan berbagai peran strategis lainnya.
1. Fasilitator Pembelajaran
Peran pertama guru dalam Kurikulum Merdeka adalah sebagai fasilitator pembelajaran. Guru tidak lagi hanya mentransfer pengetahuan, tetapi bertugas mendampingi siswa dalam proses belajar yang aktif dan mandiri. Dalam peran ini, guru membantu siswa untuk menemukan cara belajar yang efektif, memberikan sumber daya yang diperlukan, dan menciptakan suasana belajar yang interaktif. Siswa didorong untuk menjadi subjek pembelajaran, bukan hanya penerima pasif.
Fungsi fasilitator ini sangat penting dalam Kurikulum Merdeka karena menekankan pada kreativitas dan kemandirian siswa. Dengan menjadi fasilitator, guru membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah.
2. Evaluator Pembelajaran
Selain menjadi fasilitator, guru dalam Kurikulum Merdeka juga berperan sebagai evaluator. Evaluasi yang dilakukan guru tidak hanya berfokus pada hasil akhir, tetapi juga pada proses belajar yang dijalani siswa. Guru bertanggung jawab untuk melakukan penilaian yang komprehensif, mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Dalam Kurikulum Merdeka, evaluasi tidak terbatas pada ujian tertulis, tetapi bisa berupa penilaian proyek, tugas, atau portofolio yang mencerminkan perkembangan siswa secara lebih menyeluruh. Guru juga harus memberikan umpan balik yang konstruktif, sehingga siswa dapat terus memperbaiki proses belajar mereka.
3. Pendorong Kemandirian Siswa
Kurikulum Merdeka menekankan pentingnya kemandirian dalam proses belajar. Oleh karena itu, peran guru sebagai pendorong kemandirian siswa menjadi sangat vital. Guru harus mampu mengarahkan siswa untuk belajar secara mandiri, mencari informasi sendiri, dan mengambil keputusan yang tepat dalam pembelajaran mereka.
Kemandirian ini membantu siswa mempersiapkan diri menghadapi tantangan dunia nyata, di mana mereka harus mampu berpikir dan bertindak secara mandiri. Dalam hal ini, guru berfungsi sebagai pembimbing yang membantu siswa menemukan cara untuk menjadi pembelajar seumur hidup.
foto: freepik.com
4. Pengembang Karakter
Pengembangan karakter adalah salah satu fokus utama dalam Kurikulum Merdeka. Guru berperan sebagai pengembang karakter siswa, membantu mereka untuk tumbuh menjadi individu yang memiliki nilai-nilai moral dan etika yang baik. Dalam pembelajaran sehari-hari, guru diharapkan bisa mengintegrasikan pendidikan karakter, seperti kejujuran, tanggung jawab, kerjasama, dan rasa hormat.
Pendidikan karakter ini tidak hanya diajarkan secara teori, tetapi juga melalui contoh nyata yang ditunjukkan oleh guru dalam interaksi dengan siswa. Peran ini sangat penting dalam mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki akhlak yang baik.
5. Inovator dalam Proses Pembelajaran
Dalam Kurikulum Merdeka, guru dituntut untuk menjadi inovator dalam proses pembelajaran. Dengan adanya kebebasan dalam menyusun materi ajar, guru diharapkan mampu menciptakan metode pembelajaran yang kreatif dan menarik bagi siswa. Inovasi ini bisa berupa penggunaan teknologi, pendekatan belajar berbasis proyek, atau integrasi pembelajaran lintas mata pelajaran.
Peran sebagai inovator menuntut guru untuk selalu berinovasi dan menyesuaikan metode pengajaran dengan kebutuhan dan minat siswa. Ini sangat relevan di era digital saat ini, di mana teknologi dapat menjadi alat yang sangat efektif dalam menciptakan pembelajaran yang dinamis dan interaktif.
6. Mediator Konflik
Dalam lingkungan belajar, konflik antara siswa bisa terjadi. Guru dalam Kurikulum Merdeka juga berperan sebagai mediator konflik, membantu siswa menyelesaikan masalah yang muncul di antara mereka. Guru harus mampu mengelola konflik dengan cara yang adil, memastikan bahwa semua pihak didengar, dan membantu mereka menemukan solusi yang saling menguntungkan.
Peran ini sangat penting dalam membangun suasana belajar yang kondusif dan harmonis. Dengan menjadi mediator yang efektif, guru membantu siswa belajar tentang empati, kerjasama, dan cara menyelesaikan masalah secara damai.
7. Motivator dan Pemberi Inspirasi
Terakhir, guru berperan sebagai motivator dan pemberi inspirasi bagi siswa. Di bawah Kurikulum Merdeka, siswa didorong untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka. Guru harus mampu memberikan dorongan dan motivasi agar siswa tidak mudah menyerah dan terus berusaha mencapai potensi terbaik mereka.
Selain itu, guru juga menjadi sumber inspirasi bagi siswa. Keteladanan yang diberikan oleh guru dalam hal dedikasi, semangat belajar, dan kejujuran dapat memberikan dampak besar dalam kehidupan siswa.