Brilio.net - Memberi hadiah pada kekasih memang jadi momen spesial yang penuh makna. Tapi, ada beberapa barang yang katanya pantang diberikan, salah satunya kain. Konon, hadiah berbentuk kain dipercaya bisa membawa sial lalu memicu hubungan jadi renggang.

Kepercayaan ini sudah ada sejak lama bahkan masih dipegang oleh sebagian orang hingga sekarang. Beberapa mitos menyebutkan bahwa kain melambangkan perpisahan, adapun hadiah berupa kain misalnya pakaian, sepatu, rok, kerudung, dan sebagainya yang terbuat dari kain. Walau terkesan nggak masuk akal, banyak yang memilih untuk nggak beri hadiah ini demi keharmonisan hubungan.

Di balik larangan ini, ada alasan menarik yang perlu diketahui. Mulai dari alasan budaya hingga mitos yang turun-temurun, sehingga larangan ini terasa makin unik. Kalau penasaran, yuk cari tahu lebih dalam apa saja larangan dan makna di baliknya.

Berikut 8 mitos larangan memberi hadian berbentuk kain pada kekasih, dipercaya bikin hubungan kandas yang dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Senin (18/11).

Mitos larangan memberi hadian berbentuk kain pada kekasih

Larangan memberi hadian berbentuk kain pada kekasih © 2024 freepik.com

foto: freepik.com/rawpixel.com

1. Melambangkan perpisahan

Banyak orang percaya bahwa kain melambangkan perpisahan karena sifatnya yang mudah dipotong lalu dijahit menjadi bagian-bagian kecil. Memberi hadiah kain berupa pakaian atau celana pada pasangan dianggap seperti mengirim pesan tersirat bahwa hubungan mungkin akan terpisah di masa depan. Walaupun ini hanya mitos, kepercayaan ini membuat sebagian orang lebih berhati-hati saat memilih hadiah.

2. Mempengaruhi kesetiaan

Sifat kain yang mudah menyerap dan menerima warna baru diyakini bisa mempengaruhi kesetiaan dalam hubungan. Masyarakat percaya hadiah berbentuk kain bisa membuat salah satu pihak mudah terpengaruh bahkan tertarik dengan orang lain. Kepercayaan ini terutama kuat jika kain yang diberikan berwarna gelap.

3. Dianggap kurang personal

Kain sering kali dianggap sebagai hadiah yang kurang personal. Berbeda dengan hadiah seperti perhiasan atau barang yang memiliki nilai emosional, kain cenderung dinilai sebagai hadiah praktis yang kurang menunjukkan perhatian khusus. Hal ini bisa memunculkan kesan bahwa pemberi tidak benar-benar memikirkan perasaan pasangannya.

Larangan memberi hadian berbentuk kain pada kekasih © 2024 freepik.com

foto: freepik.com/yanalya

4. Dikaitkan dengan mitos putus cinta

Mitos tentang hadiah kain yang bisa membawa putus cinta sudah berkembang sejak lama. Beberapa orang percaya bahwa memberikan kain berarti "menyulam" akhir dari sebuah hubungan. Walaupun hanya kepercayaan, banyak pasangan yang menghindari hadiah ini agar tidak menimbulkan kekhawatiran maupun prasangka buruk.

5. Mengundang campur tangan pihak ketiga

Kepercayaan masyarakat menyebutkan bahwa hadiah kain bisa mengundang campur tangan orang ketiga dalam hubungan. Seperti kain yang mudah menyerap berbagai unsur dari luar, hubungan dipercaya akan mudah terpengaruh oleh pihak luar. Ini bisa berupa gangguan dari mantan kekasih maupun orang yang tertarik dengan salah satu pihak.

6. Menghambat kemajuan hubungan

Kain yang perlu waktu untuk kering setelah basah dianggap sebagai simbol hubungan yang akan mengalami stagnasi. Masyarakat percaya pemberian hadiah kain bisa menghambat kemajuan hubungan ke jenjang yang lebih serius. Oleh karena itu, setiap pasangan dianjurkan untuk tidak berikan hadiah pada kekasihnya apapun yang berbentuk kain agar hubungan tetap langgeng.

Larangan memberi hadian berbentuk kain pada kekasih © 2024 freepik.com

foto: freepik.com/stockking

7. Bisa menimbulkan salah paham

Hadiah kain, terutama dengan motif tertentu, bisa menimbulkan salah paham. Misalnya, kain dengan motif tradisional tertentu mungkin memiliki makna budaya yang tidak dimengerti oleh pasangan. Hal ini bisa membuat pasangan merasa tidak terhubung dengan hadiah tersebut atau malah salah mengartikan niat pemberi. 

8. Mempersulit rejeki bersama

Kepercayaan lain menyebutkan bahwa hadiah kain bisa mempengaruhi kelancaran rejeki pasangan. Seperti kain yang mudah kusut, rejeki pasangan dipercaya akan mengalami banyak hambatan dan kesulitan. Masyarakat meyakini lebih baik memberikan hadiah dalam bentuk lain yang lebih solid serta bernilai.