Brilio.net - Stroke adalah kondisi medis serius yang terjadi ketika aliran darah ke otak terhenti, menyebabkan kerusakan pada jaringan otak. Gejala awal stroke sering kali termasuk kesulitan berbicara, kelemahan pada salah satu sisi tubuh, hingga gangguan penglihatan secara mendadak.

Adapun faktor penyebab stroke seperti hipertensi, diabetes, hingga gaya hidup tidak sehat. Tak mengenal genre, usia, apalagi latar belakang seseorang. Dengan mengenali faktor-faktor risiko ini sejak awal, kamu bisa secara efektif menurunkan kemungkinan terjadinya stroke.

Mencegah stroke sejak dini sangat penting untuk mengurangi risiko sekaligus menghindari dampak jangka panjang yang bisa memengaruhi kualitas kesehatan. Oleh karena itu, sebaiknya lakukan langkah pencegahan sedini mungkin, mengingat dampak serius yang bisa ditimbulkan oleh stroke.

Cara mencegah stroke sejak dini melibatkan langkah-langkah preventif yang dapat dilakukan oleh siapa saja. Misalnya menjaga pola hidup sehat, rutin berolahraga, serta memeriksakan kesehatan secara berkala.

Nah, berikut ini ulasan lengkap cara mencegah stroke sejak dini, disadur brilio.net dari berbagai sumber pada Rabu (18/9).

Cara mencegah stroke sejak dini.

Cara mencegah stroke sejak dini  2024 freepik.com

foto: freepik.com

1. Menjaga tekanan darah dengan baik.

Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama stroke. Menurut penelitian dari American Heart Association, orang dengan tekanan darah tinggi berisiko dua kali lebih besar mengalami stroke dibandingkan dengan mereka yang memiliki tekanan darah normal.

Untuk mencegah stroke sejak dini, penting untuk menjaga tekanan darah dalam batas normal, yaitu di bawah 120/80 mmHg. Hal ini dapat dilakukan dengan mengurangi konsumsi garam, meningkatkan asupan sayuran dan buah-buahan, serta rutin berolahraga. Selain itu, pemeriksaan tekanan darah secara teratur dapat membantu mendeteksi peningkatan tekanan darah sebelum terjadi komplikasi serius.

2. Mengontrol kadar kolesterol.

Kadar kolesterol yang tinggi, terutama kolesterol jahat (LDL), dapat menyebabkan penyumbatan pada arteri yang memasok darah ke otak, alhasil bisa meningkatkan risiko stroke.

Studi yang diterbitkan dalam Journal of the American College of Cardiology menunjukkan bahwa menurunkan kadar kolesterol dengan diet sehat dan obat-obatan statin dapat secara signifikan mengurangi risiko stroke.

Diet tinggi serat, seperti mengonsumsi biji-bijian utuh, buah-buahan, sayuran, serta menghindari makanan tinggi lemak jenuh, sangat dianjurkan untuk menjaga kolesterol tetap dalam kisaran aman.

3. Menjaga berat badan ideal.

Obesitas meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis, termasuk stroke. Penelitian menunjukkan bahwa orang dengan indeks massa tubuh (IMT) di atas 30 memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan normal.

Penurunan berat badan sebanyak 5-10% dari total berat badan dapat memberikan dampak positif dalam menurunkan risiko stroke. Rutin berolahraga, mengatur pola makan, dan menghindari makanan berkalori tinggi menjadi langkah efektif untuk menjaga berat badan tetap ideal.

4. Berhenti merokok.

Merokok tidak hanya merusak paru-paru, tetapi juga meningkatkan risiko stroke hingga dua kali lipat. Nikotin dalam rokok menyebabkan penyempitan pembuluh darah, yang dapat meningkatkan tekanan darah sekaligus menyebabkan pembentukan plak di arteri.

Berdasarkan penelitian dari World Health Organization (WHO), berhenti merokok dapat secara drastis mengurangi risiko stroke. Bahkan dalam waktu dua hingga lima tahun setelah berhenti merokok, risiko stroke akan berkurang hampir sama dengan orang yang tidak pernah merokok.

5. Mengelola gula darah.

Diabetes yang tidak terkontrol menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah, yang pada akhirnya dapat memicu stroke. Menurut American Diabetes Association, penderita diabetes memiliki risiko dua hingga empat kali lebih besar mengalami stroke.

Untuk mencegah stroke sejak dini, penting bagi penderita diabetes untuk menjaga kadar gula darah agar tetap stabil dengan diet seimbang, olahraga rutin, serta mengikuti pengobatan yang diresepkan oleh dokter. Pemeriksaan gula darah secara berkala juga sangat dianjurkan.

6. Berolahraga secara teratur.

Aktivitas fisik yang rutin sangat penting untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah. Berolahraga setidaknya 30 menit setiap hari, seperti jalan cepat, bersepeda, atau berenang, dapat membantu menurunkan tekanan darah, mengontrol berat badan, hingga mengurangi risiko stroke.

Riset dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menemukan bahwa orang yang aktif secara fisik memiliki risiko lebih rendah terkena stroke dibandingkan dengan seseorang yang kurang bergerak. Selain itu, olahraga juga membantu meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL), yang bermanfaat untuk kesehatan jantung.

7. Kurangi atau berhenti konsumsi alkohol.

Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah maupun risiko stroke. Sebuah riset yang diterbitkan dalam The Lancet menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi alkohol secara berlebihan memiliki risiko lebih tinggi mengalami stroke hemoragik, yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak.

Bagi kamu yang ingin mencegah stroke sejak dini, sangat disarankan untuk membatasi konsumsi alkohol tidak lebih dari satu gelas per hari untuk wanita dan dua gelas per hari untuk pria. Mengadaptasi gaya hidup sehat dengan membatasi alkohol dapat berdampak signifikan dalam menurunkan risiko stroke.

8. Mengonsumsi makanan sehat.

Pola makan yang seimbang sekaligus kaya nutrisi sangat penting untuk menjaga kesehatan jantung dan mencegah stroke. Diet Mediterania, yang kaya akan sayuran, buah-buahan, biji-bijian utuh, ikan, serta lemak sehat seperti minyak zaitun, telah terbukti efektif dalam menurunkan risiko stroke.

Berdasarkan studi yang diterbitkan dalam The New England Journal of Medicine menunjukkan bahwa pola makan ini dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, termasuk stroke, hingga 30%. Selain itu, penting untuk membatasi konsumsi makanan olahan, gula tambahan, hingga lemak trans yang dapat meningkatkan risiko pembentukan plak pada arteri.

9. Kelola stres dengan baik.

Stres kronis dapat memicu berbagai masalah kesehatan, termasuk peningkatan tekanan darah, yang merupakan faktor risiko utama stroke. Penelitian dari Harvard Medical School menunjukkan bahwa stres berlebih dapat memicu perilaku tidak sehat seperti merokok, makan berlebihan, atau konsumsi alkohol, yang semuanya dapat meningkatkan risiko stroke.

Oleh sebab itu, mengelola stres dengan baik melalui teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau aktivitas fisik dapat membantu menjaga tekanan darah tetap stabil serta mengurangi risiko stroke. Selain itu, menjaga keseimbangan antara pekerjaan maupun kehidupan pribadi juga penting untuk menghindari stres berkepanjangan.