Brilio.net - Dengan memahami nilai-nilai Pancasila, sebagai warga negara Indonesia harus dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama di lingkungan sekolah. Melalui pengamalan Pancasila, kamu dapat memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa serta menciptakan masyarakat yang adil dan makmur.

Sebagai siswa, kamu dapat menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan belajar mengajar seperti saling menghormati dan bekerjasama dalam belajar, menjunjung tinggi nilai keadilan dan menghargai perbedaan. Selain itu, siswa juga dapat mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh sekolah yang bertujuan untuk memperkuat pengamalan Pancasila seperti upacara bendera, kegiatan gotong royong, dan kegiatan sosial.

Contoh pengamalan sila ke-4 di sekolah © 2023 brilio.net

foto: pexels.com

Pancasila sebagai pedoman hidup bernegara bangsa Indonesia memiliki kedudukan penting untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu sila yang penting untuk diterapkan adalah sila ke-4 Pancasila.

 

 

Bunyi sila ke-4 dalam Pancasila adalah "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan." Bunyi sila ini menegaskan prinsip-prinsip dasar mengenai kedaulatan rakyat dan pengambilan keputusan melalui mekanisme musyawarah dan perwakilan.

Artinya, negara Indonesia mengakui bahwa rakyatlah yang memiliki hak untuk menentukan nasibnya sendiri. Selain itu, kebijaksanaan juga menjadi faktor penting dalam pengambilan keputusan, sehingga tidak semata-mata berdasarkan keinginan individu atau kelompok kepentingan tertentu. Mekanisme musyawarah dan perwakilan pun dipilih sebagai cara untuk mencapai kesepakatan dan konsensus dalam pengambilan keputusan.

Berikut 9 contoh pengamalan sila ke-4 di sekolah yang patut untuk diteladani, yang dihimpun brilio.net dari berbagai sumber, Minggu (7/5).

Contoh pengamalan sila ke-4 di sekolah © 2023 brilio.net

foto: pexels.com

Butir-butir sila ke-4 Pancasila.

1. Kedaulatan rakyat
Negara Indonesia dijalankan berdasarkan kehendak rakyat, dan bukan berdasarkan kehendak individu atau kelompok tertentu.

2. Hikmat kebijaksanaan
Pengambilan keputusan harus didasarkan pada kebijaksanaan dan kesepakatan bersama, dan bukan semata-mata berdasarkan keinginan individu atau kelompok kepentingan tertentu.

3. Musyawarah
Pengambilan keputusan dilakukan melalui musyawarah untuk mencapai konsensus dan kesepakatan bersama.

4. Perwakilan
Pengambilan keputusan juga dapat dilakukan melalui perwakilan, yaitu dengan memilih wakil rakyat untuk mewakili dan mengemukakan aspirasi rakyat dalam lembaga legislatif.

5. Keterbukaan
Pengambilan keputusan dilakukan secara terbuka, sehingga setiap warga negara memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan pendapatnya.

6. Transparansi
Pengambilan keputusan harus dilakukan secara jujur dan transparan, sehingga tidak ada kepentingan yang disembunyikan atau diabaikan.

7. Tanggung jawab
Setiap warga negara memiliki tanggung jawab untuk turut serta dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kepentingan rakyat secara keseluruhan.

8. Kesetaraan
Setiap warga negara memiliki hak yang sama dalam pengambilan keputusan, tanpa ada diskriminasi berdasarkan agama, ras, jenis kelamin, atau latar belakang sosial dan ekonomi.

9. Kebebasan
Setiap warga negara memiliki kebebasan untuk mengemukakan pendapatnya dalam pengambilan keputusan, selama pendapat tersebut tidak melanggar hukum atau merugikan kepentingan umum.

 

Contoh pengamalan sila ke-4 di sekolah.

Contoh pengamalan sila ke-4 di sekolah © 2023 brilio.net

foto: pexels.com

Sila ke-4 dari Pancasila adalah "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan". Hal ini mengacu pada prinsip bahwa rakyat harus dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan dan pemimpin harus mampu memimpin dengan bijaksana melalui musyawarah atau perwakilan. Di sekolah, pengamalan sila ke-4 dapat dilakukan melalui berbagai cara, di antaranya:

1. Musyawarah kelas.
Siswa-siswa dapat melakukan musyawarah di kelas untuk menentukan keputusan yang terbaik. Hal ini membantu siswa untuk belajar menghargai pendapat orang lain dan mengambil keputusan yang lebih bijaksana.

2. Siswa sebagai ketua kelas.
Di sekolah, siswa diberikan kesempatan untuk menjadi tangan kanan wali kelas. Ini memberikan siswa kesempatan untuk menjadi perwakilan kelas dan memimpin dengan bijaksana. Siswa dapat mengadakan rapat kelas dan membantu mengatasi masalah yang muncul.

3. Kegiatan organisasi.
Kegiatan organisasi seperti OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) dapat menjadi tempat untuk mengembangkan kemampuan kepemimpinan dan mempraktikkan musyawarah dalam membuat keputusan yang tepat untuk kepentingan siswa dan sekolah.

4. Pelatihan kepemimpinan.
Sekolah dapat memberikan pelatihan kepemimpinan untuk siswa. Pelatihan ini dapat membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan kepemimpinan dan keterampilan musyawarah yang lebih baik.

5. Kegiatan koperasi.
Koperasi sekolah dapat menjadi tempat untuk mempraktikkan sila ke-4. Siswa dapat mengelola koperasi dan membuat keputusan secara bersama-sama melalui musyawarah.

6. Kelas debat.
Kelas debat adalah salah satu cara yang efektif untuk melatih kemampuan berbicara, mendengarkan, dan memimpin. Siswa dapat belajar untuk menghargai pendapat orang lain dan mengambil keputusan yang tepat berdasarkan pemikiran yang lebih matang.

7. Membuat rencana sekolah.
Siswa dapat berpartisipasi dalam membuat rencana sekolah dan memberikan masukan pada pengambil keputusan. Hal ini membantu siswa merasa lebih memiliki sekolah dan meningkatkan kualitas keputusan.

8. Siswa sebagai pengurus lingkungan.
Siswa dapat menjadi pengurus lingkungan di sekolah dan memimpin dalam memelihara lingkungan sekolah yang bersih dan sehat. Hal ini membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan kepemimpinan dan menghargai kebersihan lingkungan.

9. Kegiatan karya bakti.
Kegiatan karya bakti merupakan salah satu bentuk pengamalan sila ke-4 di sekolah. Siswa dapat bekerja sama dalam membersihkan lingkungan sekolah atau memperbaiki fasilitas sekolah yang rusak.