1. Pola makan buruk.
Pola makan buruk, seperti mengonsumsi makanan cepat saji, makanan tinggi kalori, gula, lemak jenuh, dan makanan olahan, dapat menyebabkan anak mengalami obesitas.
2. Kurangnya aktivitas fisik.
Kurangnya aktivitas fisik atau olahraga, seperti bermain video game atau menonton TV terlalu lama, dapat menyebabkan anak mengalami obesitas.
3. Ketidakseimbangan kalori.
Jika anak mengonsumsi lebih banyak kalori daripada yang mereka bakar melalui aktivitas fisik, maka mereka akan mengalami penambahan berat badan.
4. Genetika.
Faktor genetika juga dapat berkontribusi obesitas pada anak, jika salah satu atau kedua orang tua memiliki riwayat obesitas.
5. Faktor lingkungan.
Lingkungan tempat anak tinggal, seperti kebiasaan makan keluarga, gaya hidup, dan aksesibilitas terhadap makanan yang tidak sehat dapat memengaruhi risiko anak mengalami obesitas.
6. Stres.
Anak yang mengalami stres dapat merasa tertekan dan mengonsumsi makanan yang tidak sehat, sehingga menyebabkan penambahan berat badan.
7. Kebiasaan tidur yang buruk.
Kurangnya tidur atau tidur yang tidak berkualitas dapat menyebabkan perubahan hormon yang mengatur nafsu makan dan metabolisme yang dapat mempengaruhi risiko obesitas pada anak.
8. Obat-obatan.
Beberapa jenis obat-obatan, seperti obat kortikosteroid, antidepresan, dan antipsikotik, dapat menyebabkan penambahan berat badan pada anak.
9. Gangguan hormon.
Beberapa gangguan hormon, seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS) pada anak perempuan dan hipotiroidisme, dapat menyebabkan penambahan berat badan pada anak.
Recommended By Editor
- Stunting adalah gangguan pertumbuhan, kenali gejala dan penyebabnya
- 7 Aplikasi pantau tumbuh kembang anak, cocok untuk milenial
- 11 Minuman ini ampuh atasi obesitas, bantu turunkan berat badan
- Cegah obesitas anak, ini asupan nutrisi yang perlu diperhatikan
- 10 Manfaat bersepeda untuk turunkan berat badan & panduan melakukannya
- Kisah pria bertambah berat badan hingga 100 kg saat lockdown