Perbedaan obsesi dengan cinta.
foto: freepik.com
Cinta dan obsesi adalah dua hal yang sering kali bisa terlihat mirip, namun sebenarnya memiliki perbedaan yang cukup besar. Cinta adalah perasaan yang mendorong seseorang untuk peduli, menghormati, dan ingin melindungi pasangan mereka. Cinta juga memberikan rasa bahagia dan damai di hati seseorang. Sementara itu, obsesi adalah perasaan yang mendorong seseorang untuk terus-menerus memikirkan orang yang ia sukai, kadang-kadang malah menggunakan cara yang sehat. Obsesi dapat membuat seseorang tidak mampu melepaskan diri dari kontrol atas pasangannya.
Perbedaan lainnya adalah bahwa cinta bersifat saling menghargai dan memberikan kebebasan bagi pasangan. Dalam cinta, seseorang dapat merasa nyaman untuk menjadi diri mereka sendiri tanpa perlu takut bahwa pasangan mereka akan memaksakan kehendak atau mengontrol mereka. Obsesi, di sisi lain, cenderung membuat seseorang terlalu memaksakan diri untuk mendapatkan perhatian dari orang yang mereka sukai.
Bagi seseorang yang menyadari bahwa mereka hanya terobsesi dengan gebetannya, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memahami bahwa perasaan obsesi ini tidak sehat. Selanjutnya, mereka perlu mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang hubungan yang sehat. Mereka harus belajar untuk melepaskan kontrol dan memberikan kebebasan kepada pasangan. Seseorang yang hanya terobsesi juga perlu fokus pada dirinya sendiri dan mencari kebahagiaan tanpa bergantung pada orang lain. Jika perlu, seseorang yang terkekang perasaan obsesif bisa mencari bantuan dari terapis atau konselor untuk membantu mereka memahami dan mengatasi perasaan obsesif mereka.
Tanda kamu terlalu terobsesi dengan seseorang.
foto: freepik.com
1. Selalu memikirkannya.
Jika kamu merasa selalu memikirkan orang tersebut, bahkan dalam situasi-situasi yang seharusnya tidak terkait dengannya, itu bisa menjadi tanda obsesi. Pemikiran konstan tentang orang tersebut mungkin mengindikasikan bahwa kamu tidak dapat melepaskan diri dari kehadirannya dalam pikiranmu.
2. Stalking media sosial.
Tanda ini selanjutnya adalah kamu sering melakukan stalking atau melihat media sosialnya untuk mencari informasi, melihat setiap aktivitasnya, bahkan sampai selalu memberikan 'like' dan komentar pada akun orang tersebut. Hal ini bisa menjadi tanda obsesi. Memantau setiap langkahnya di media sosial secara berlebihan dapat mengindikasikan ketidaksehatan dalam hubunganmu dengan orang tersebut.
3. Selalu memikirkan skenario fantasi.
Meskipun kamu belum akrab dengan orang yang kamu incar, jika punya perasaan obsesi, kamu akan cenderung punya khayalan tentangnya. Kamu akan sering berfantasi, menyusun skenario tentang bagaimana hubunganmu dengan orang tersebut akan berkembang. Hal ini bisa menjadi tanda bahwa perasaan obsesi tersebut telah menciptakan harapan yang tidak realistis.
4. Menghindari aktivitas sosial lainnya.
Jika kamu obsesif pada lawan jenis, kamu akan cenderung menghindari aktivitas sosial atau kegiatan lainnya. Kamu akan cenderung mengosongkan kegiatan harianmu hanya untuk menyediakan waktu agar dapat bertemu, atau berada di sekitar orang tersebut. Nah, hal itu bisa menjadi tanda bahwa obsesi mulai memengaruhi kehidupan sosial dan aktivitasmu.
5. Perubahan sikap drastis.
Jika kamu mengalami perubahan sikap drastis atau mencoba untuk mengubah dirimu agar sesuai dengan preferensi orang yang kamu sukai, maka hal ini bisa menjadi tanda bahwa kamu terlalu terobsesi pada orang tersebut.
6. Mengabaikan kenyataan yang ada.
Sebagai manusia, hendaknya kita selalu menerima kenyataan yang ada. Namun, jika kamu mengabaikan tanda-tanda bahwa gebetanmu tak memiliki ketertarikan yang sama denganmu, tapi kamu tetap bersikeras ingin memilikinya, bisa menjadi itu adalah tanda obsesi buta.
7. Rasa cemas yang berlebihan.
Jika pikiran tentang keberadaan atau ketidakhadirannya menyebabkan rasa cemas yang berlebihan dan mengganggu kehidupanmu, hal ini bisa dipastikan tanda bahwa perasaan obsesi telah mencapai tingkat yang tidak sehat.
8. Membuat rencana yang terlalu jauh ke depan.
Tanda obsesi selanjutnya adalah, kamu mulai membuat perencanaan untuk masa depan yang melibatkan orang tersebut. Kenal aja belum, alih-alih ngobrol dengan akrab, eh kamu malah sudah bikin planning pengen road trip atau semacamnya. Fix! Kamu terserang 'virus' obsesi.
9. Mengabaikan kesehatan dan tanggung jawab.
Terakhir, jika obsesi telah membuat kamu mengabaikan tanggung jawab atau bahkan kesehatan dirimu sendiri, hal ini dapat menjadi tanda bahwa mentalmu telah mencapai tingkat yang tidak sehat.
Recommended By Editor
- 5 Topik pembicaraan chat dengan pacar agar tidak bosan, pahami tips dan triknya
- Akting dibayar Rp 15 ribu kini rumahnya mewah, ini 8 potret dapur Dude Harlino yang minimalis
- 150 Kata-kata nasihat bijak, sebagai renungan diri dan penuh motivasi
- Bantu kulit bebas kerutan di usia 50-an, ini cara membuat collagen booster pakai 1 bahan dapur
- Tanpa direndam air panas, ini cara cuci guling berjamur agar bersih pakai tambahan 1 bahan dapur